Analisa Data Tingkat Kepercayaan Data

Langkah selanjutnya adalah peneliti membuat transkrip hasil wawancara setiap setelah melakukan wawancara, dan jika ada hal-hal yang kurang jelas akan dilakukan wawancara ulang pada pertemuan ke-3. Kemudian peneliti menganalisa data yang ditemukan dan mengelompokkan data lalu menguraikan data ke dalam bentuk narasi dari semua tema, kelompok tema, dan kategori tema. Setelah itu, peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang telah dilakukan. Pengumpulan data telah selesai jika saturasi data tercapai, dalam arti bahwa dengan dilakukan wawancara dengan partisipan yang lain tidak akan ditemuka n lagi hal-hal yang baru.

3.7 Analisa Data

Dalam riset fenomenologi teknik analisis data yang digunakan dilakukan berdasarkan data hasil wawancara dengan partisipan untuk menemukan tema atau kategori pengalaman yang dipandang dari perspektif subjek Dempsey Dempsey, 2002.Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Setiap selesai wawancara peneliti langsung membuat transkrip hasil wawancara dilengkapi dengan catatan lapangan, kemudian transkrip tersebut dibaca berulangkali. Peneliti akan menggunakan metode Van Kaam 1966 dalam Polit, Beck, Hungler,2001 dalam menganalisa data. Proses analisanya meliputi: 1 membuat daftar dan kelompok preliminarily ekspresi deskriptif yang harus disetujui oleh ahli yang bersangkutan, dan mengkategorikannya dalam sampel tertentu, 2 mengurangi keberagaman wujud, ketidak jelasan dan tumpang tindih Universitas Sumatera Utara ekspresi partisipan yang lebih deskriptif, 3 menghilangkan unsur yang tidak melekat dalam fenomena yang dipelajari atau yang mewakili campuran dari dua fenomena terkait, 4 menulis identifikasi hipotesis dan gambaran fenomena yang sedang dipelajari, 5 menerapkan penjelasan hipotesis untuk kasus yang dipilih secara acak dari partisipan. Jika dibutuhkan, melakukan revisi gambaran hipotesis, yang kemudian harus diuji lagi pada sampel yang baru secara acak 6 mempertimbangkan identifikasi hipotesis sebagai identifikasi yang valid dan yang sebelumnya telah berhasil dilakukan .

3.8 Tingkat Kepercayaan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data divalidasi dengan beberapa kriteria, yaitu credibility, transferability, dependability, dan confirmabilityLincoln Guba, 1985. 1 Kredibilitas pada tahap ini peneliti akan mempertahankan nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan melalui teknik prolonged engagement yaitu mengadakan pertemuan dengan partisipan 1-2 kali pertemuan sehingga antara peneliti dan partisipan memiliki keterkaitan yang lama sehingga akan semakain akrab, semakin terbuka, dan saling mempercayai. Dengan demikian, informasi yang akan diperoleh akan lebih lengkap. Peneliti juga akan melakukan member checking yaitu melakukan pengecekan data yang peneliti peroleh kepada partisipan. Selain prolonged engagement dan member checking peneliti juga akan melakukan triangulation, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding Universitas Sumatera Utara terhadap data. Selain itu, peneliti juga melakukan persistent observation atau pengamatan yang berkelanjutan. Transferabilitas, pada tahap ini peneliti akan menguji apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. 3 Depaendabilitas, tahap ini digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti. Hal ini dilaksanakan dengan cara peneliti akan selalu mengkonsultasikan hasil dari setiap wawancara dan tema yang didapat kepada dosen pembimbing agar data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat lebih objektif, 4 Konfirmabilitas, pada tahap ini peneliti akan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Tujuan peneliti melakukan konfirmabilitas adalah untuk menilai kualitas hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bagian ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan. Hasil penelitian ini memunculkan lima tema yang memberi suatu gambaran atau fenomena pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan. Bagian ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama menceritakan secara singkat gambaran kerakteristik partisipan yang ikut dalam penelitian ini. Bagian kedua adalah anilisis dari masing-masing tema yang muncul dari pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan.

4.1.1 Karakteristik Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah perawat jiwa wanita yang melakukan pemberian asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan. Jumlah partisipan adalah lima orang. Kelima partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria dan yang bersedia untuk dilakukan wawancara serta menandatangani persetujuan penelitian sebelum wawancara dimulai. Semua partisipan bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Usia kelima partsipan berkisar antara 29-41 tahun. Dari kelima partisipan, Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perilaku Caring Perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

17 144 75

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. W DENGAN PERILAKU KEKERASANDIRUANG SRIKANDI Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. W Dengan Perilaku Kekerasan Diruang Srikandi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 5 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. J Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Sumbadra Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 1 14

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. J Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Sumbadra Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 0 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN, DI RUANG AYODYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN, DI RUANG AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 11

PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN, DI RUANG AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 8

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RSJD SURAKARTA.

0 0 10

ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

1 2 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN JIWA DENGA

0 1 22

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep perawat jiwa - Pengalaman Perawat Jiwa dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Klien dengan Perilaku Kekerasan

0 0 15