5. Kendala yang dialami perawat saat memberikan asuhan keperawatan pasien perilaku
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kelima partisipan melalui pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan
perilaku kekerasan ada beberapa kendalaan yang dihadapi olehperawat saat memberikan perawatan pada pasien perilaku kekerasan. Kendala tersebut berupa
Jadwal dinas seorang diri, perilaku pasien, Kurangnya fasilitas rumah sakit.
5.1 Jadwal dinas seorang diri
Dari kelima orang partisipan yang diwawancarai, dua partisipan diantaranya menyatakan bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan pasien perilaku
kekerasan ini perawat juga mengalami kendala dengan dinas seorang diri pada sore dan malam hari. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan pastisipan berikut:
“Kendalanya, kan kita disini kalau dinas sore dan malam sendiri. Jadi kalau ada apa-apa, kita harus kreatiflah cari bantuan sama pasien-pasien
lain. Kalau sama kawan agak susahkan, kalau ada dari ruangan lain bisa kita minta tolong…” Partisipan 2
“ Kendalanya karena dia ngamuk udah malam, karenakan kawan-kawan
yang lain juga udah tidur gitu kan. Jadi banguni kawan apain pasiennya lah supaya dia tenanglah, disuntiklah, dikasih obat…” Partisipan 3
5.2 Perilaku pasien
Dari kelima orang partisipan yang diwawancarai, dua partisipan diantaranya menyatakan bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan pasien perilaku
kekerasan ini perawat juga mengalami kendala dengan pasien, yaitu bahwa pasien
Universitas Sumatera Utara
tidak mau untuk minum obat. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan pastisipan berikut ini:
“ Kadang-kadang pasien itu mau gak suka minum obat, gak terima dia.
Jadi kalau dia gak mau minum obat, kami paksa minum obatnya. Harus minum obat. Caranya obat tadikan bulat-bulat, kadangkan ada obat itu
bulat susah ditelan, kami gilinglah obatnya, kami pulvis…” Partisipan 4
“Pasien juga kadang menjadi kendala. Misalkan kita mau ngasih obat peroral gitu, udah gak mau lagi dia untuk minum. Jadi pintar-pintar kita
untuk memberikannya. Kadang harus digiling obatnya, terus di spuitkan kemulutnya. Ya gimanalah caranya dia menelan obat itu biar obat itu
masuk…” Partisipan 5
5.3 Kurangnya fasilitas
Dari kelima orang partisipan yang diwawancarai, tiga partisipan diantaranya menyatakan bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan pasien perilaku
kekerasan ini perawat juga mengalami kendala dengan pasien, yaitu bahwa kurangnya fasilitas rumah sakit baik dari segi sumber daya manusianya maupun
dari segi peralatan rumah sakit yang tersedia. Kurangnya fasilitas dari segi peralatan yang disediakan oleh rumah sakit adalah berupa terbatasnya alat fiksasi,
tidak ada ruang isolasi serta pembagian status bukan berdasar status diagnosa melainkan berdasarkan status ekonomi daripada si pasien. Sementara itu
kurangnya fasilitas dari segi sumber daya manusianya adalah kurangnya tim keamanan yang ada di rumah sakit tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari
pernyataan partisipan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
“Terus peralatan fixernya juga terbatas. Disini kalau pasien PK kan perlu difixer, terbatas itu. Terus fasilitasnya gak mendukungkan. Ya kalau
secara teori kan, banyak tuh. Secara teori idealnya pasien PK itu kan punya ruangan khusus kan, ruang isolasi ya kan, yang aman untuk dia,
untuk orang lain aman…” Partisipan 2
“Karena disini gak ada ruangan khusus, diikat dia di tempat yang lain, disudut ruangan….. disinikan gak berdasarkan diagnosa, berdasarkan
kemampuan ekonomilah. Kan sekarang udah ada BPJS, JAMKESMAS…” Partisipan 2
“… karenakan seperti bangsal pasiennya banyak. Kemarin setelah saya injeksi, saya fiksasi kakinya di tempat tidur. Karena kita jugakan untuk
kebaikan pasien lainnya gitukan, bukan untuk diri dia sendiri juga…” Partisipan 3
“Ya mungkin fasilitasnya itu ya. Kayak ya rantainya itu kurang, terus kadang securitnya juga kurang aktif nanti kita cariin ntah dimana….. di
UGD, disana biasanya untuk alat-alatnya yang ada, untuk menghecting, menjahit disana yang ada” Partisipan 5
4.2 Pembahasan
Pada bagian ini akan diuraikan tentang pembahasan hasil penelitian dengan literarur yang berhubungan dengan pengalaman perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan yang meliputi tindakan- tindakan perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pasien perilaku kekerasan,
penyebab timbulnya perilaku kekerasan, perasaan perawat saat memberikan asuhan keperawatan pasien perilaku kekrasan, penanganan terapi pada pasien
perilaku kekerasan dan kendala saat memberikan asuhan keperawatan pasien perilaku kekerasan.
Universitas Sumatera Utara
1. Tindakan-tindakan perilaku kekerasan yang dilakukan oleh pasien perilaku kekerasan
Hasil penelitian terhadap kelima partisipan menyebutkan bahwa ada beberapa tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pasien perilaku kekerasan.
Tindakan-tindakan tersebut adalah timbulnya perilaku amuk, perilaku menyerang dan perilaku memberontak.Tindakan-tindakan tersebut dilakukan pasien baik
terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain dan juga merusak lingkungan Sujono Teguh, 2009.
1.1 Perilaku amuk