diperlukan, berperan serta dalam aktifitas pengelolaan kasus dan mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas keperawatan.
Peran perawat yang kekempat yaitu sebagai pelaksana penelitian yaitu perawat mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa.
2.1.3 Fungsi perawat jiwa
Fungsi perawat jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan asuhan keperawatan secara tidak langsung Erlinafsiah, 2010. Fungsi tersebut
dapat dicapai melalui aktifitas perawat jiwa, yaitu: pertama, memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang ditata sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan perasaan aman, nyaman baik fisik, mental,dan sosial sehingga dapat membantu penyembuhan pasien. Kedua, bekerja untuk mengatasi masalah
klien “here and now” yaitu dalam membantu mengatasi segera dan tidak ditunda sehingga tidak terjadi penumpukkan masalah. Ketiga, sebagai model peran yaitu
perawat dalam memberikan bantuan kepada pasien menggunakan diri sendiri sebagai alat melalui contoh perilaku yang ditampilkan oleh perawat.
Fungsi perawat yang keempat yaitu memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal ini perawat perlu
memasukkan pengkajian biologis secra menyeluruh dalam evaluasi pasien jiwa untuk mengidentifikasi adanya penyakit fisik sedini mungkin sehingga dapat
diatasi dengan cara yang tepat. Kelima, memberikan pendidikan kesehatan yang
Universitas Sumatera Utara
ditujukan kepada pasien, kleuarga dan komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan jiwa, gangguan jiwa, ciri-ciri sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, ciri-
ciri gangguan jiwa, fungsi dan tugas keluarga, dan upaya perawatan pasien ganggua jiwa. Keenam, sebagai perantara sosial yaitu perawat dapat menjadi
perantara dari pihak pasien, keluarga dan masyarakat dalam memfasilitasi pemecahan masalah pasien.
Fungsi yang ketujuh adalah kolaborasi dengan tim lain adalah perawat membantu pasien mengadakan kolaborasi dengan petugas kesehatan lain yaitu
dokter jiwa, perawat kesehatan masyarakat perawat komunitas, pekerja sosial, psikolog, dll. Kedelapan, memimpin dan membantu tenaga perawatan adalah
pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada manajemen keperawatan kesehatan jiwa. Kesembilan, menggunakan sumber di masyarakat
sehubungan dengan kesehatan mental. Hal ini penting diketahui oleh perawat bahwa sumber-sumber yang ada dimasyarakat perlu diidentifikasi untuk
digunakan sebagai faktor pendukung dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada dimasyarakat.
2.2 Konsep klien dengan perilaku kekerasan