35 Perempuan batak toba adalah perempuan yang dikenal pekerja keras dan
tangguh. Peran perempuan batak toba dalam hal ekonomi keluarga yaitu dimana perempuan batak toba terjun ke dalam ruang publik untuk bekerja memenuhi
kebutuhan keluarganya. Mulai dari pekerjaan masyarakat kelas atas seperti dokter, pengacara, dosen, dan sebagainya hingga pekerjaan masyarakat kelas bawah yaitu
pembantu rumah tangga, buruh pabrik, hingga pengasuh anak. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, perempuan batak toba banyak yang berperan ganda
dengan bekerja di ruang publik dan ruang domestik. Perempuan batak toba juga berperan sebagai perempuan yang menjadi
penjaga dan penjamin terwujudnya nilai-nilai hamoraon, hagabeon, dan hasangapon melalui cara apapun Irianto, 2005 : 96. Dimana hamoraon
merupakan nilai untuk memiliki kekayaan, hagabeon merupakan nilai untuk diberkati karena keturunan, serta hasangapon merupakan nilai untuk prestise
ataupun penghargaan.
2.4 Pandangan Teori Dramaturgi Pada Ekspresi Peran Individu Dalam Interaksi Sosialnya
H.Bonner mengatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara dua atau lebih manusia ketika kelakuan individu yang saru mempengaruhi, mengubah,
atau memperbaiki kelakukan individu lain, atau sebaliknya Santosa, 2009 :11. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi sosial menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok- kelompok manusia yang terjadi dalam suatu kesatuan.
Masing-masing individu memiliki macam-macam peranan yang berasal dari pergaulan hidupnya dan interaksinya. Peranan atau role merupakan aspek
Universitas Sumatera Utara
36 dinamis dari status. Tidak ada peranan tanpa status atau status tanpa peranan.
Mengutip dari Soekanto 2006 : 213 dijelaskan bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang
diberikan oleh masyarakat padanya. Peranan adalah hal yang sangat penting karena perananlah yang mengatur perilaku seseorang. Peranan membuat
seseorang akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan kelompoknya. Peranan mencakup tiga hal dalam Soekanto, 2006, yaitu sebagai berikut :
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3.
Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Peran dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi peran yaitu untuk memberi arah dalam sosialisasi, pewarisan tradisi, kepercayaan,
nilai-nilai, norma-norma, dan pengetahuan, dapat mempersatukan kelompok dalam masyarakat, serta menghidupkan sistem pengendali dan sosial kontrol.
Peranan sosial yang ada dalam masyarakat diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang. Mengutip dari Narwoko dan Suyanto 2011 dijelaskan bahwa
pembagian jenis peranan dibedakan atas klasifikasi peranan sosial berdasarkan pelaksanaanya dan cara memperolehnya.
Klasifikasi peranan sosial dalam Narwoko dan Suyanto 2011 : 160 berdasarkan pelaksanaanya dibedakan atas :
1. Peranan yang diharapkan expected roles yaitu cara ideal dalam
pelaksanaan peran dalam masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan dan peranan tidak dapat
ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang sudah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
37 2.
Peranan yang disesuaikan actual roles yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaanya
lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.
Perempuan batak toba yang bekerja sebagai pengasuh anak memiliki peranan sosial. Dimana berdasarkan pelaksanaanya pekerjaan perempuan batak
toba sebagai pengasuh anak merupakan expected roles atau peranan yang diharapkan. Dimana sebagai pengasuh anak, masyarakat menghendaki agar
profesi tersebut dijalankan sesuai dengan yang telah ditentukan. Perempuan batak toba yang bekerja sebagai pengasuh anak haruslah mengikuti aturan yang ada
dalam perannya sebagai pengasuh anak serta berprilaku layaknya seorang pengasuh anak.
Selain memiliki peranan sebagai pengasuh anak, perempuan batak toba memiliki peranan lain yaitu sebagai perempuan dari keturunan masyarakat batak
toba dengan konsep “boru ni raja” yang melekat dalam dirinya. Peranan sebagai “boru batak” dan “boru ni raja” tersebut merupakan kategori actual roles atau
peranan yang disesuaikan. Dimana perempuan batak toba dapat melaksanakan perananya sebagai “boru batak” dan “boru ni raja” secara lebih luwes dan dapat
disesuaikan. Dimana sebagai “boru batak”, peran yang akan dijalaninya selalui disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dimana “boru batak” tersebut bias berperan
sebagai hula-hula, sebagai boru, sebagai parsonduk bolon istri, dan yang lainnya. Selain itu status sebagai “boru batak” dan “boru ni raja” tersebut dapat
disesuaikan dengan peranan-peranan lainnya yang ada dalam diri perempuan batak toba pekerja pengasuh anak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
38 Klasifikasi peranan berdasarkan cara memperolehnya dalam Narwoko dan
Suyanto 2011:160 yaitu : 1.
Peranan bawaan yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis dan bukan karena adanya usaha.
2. Peranan pilihan yaitu peranan yang diperoleh atas dasar
keputusannya sendiri. Peranan sebagai “boru batak” dan “boru ni raja” merupakan peranan
bawaan. Dimana perempuan keturunan masyarakat batak toba akan mendapatkan peranan sebagai “boru batak” dan “boru ni raja” secara otomatis ketika perempuan
tersebut lahir tanpa adanya usaha darinya. Perempuan batak toba tersebut akan menjalankan segala peranan yang dimiliki “boru batak” dan “boru ni raja”
tersebut. Namun, peran sebagai pengasuh anak yang dimiliki perempuan batak toba pekerja pengasuh anak merupakan peranan pilihan. Dimana peran sebagai
pengasuh anak tersebut merupakan peran yang diperoleh atas dasar keinginan dan keputusannya sendiri. Perempuan batak toba pekerja pengasuh anak tidak
menjalankan peran sebagai pengasuh anak atas dasar paksaan dari orang lain. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial dapat dibagi dalam
dua golongan sebagai pelaku, yaitu orang yang sedang berperilaku menuruti suatu peran tertentu dan target atau orang lain other, yaitu orang yang mempunyai
hubungan dengan aktor dan perilakunya. Istilah peran diambil dari dunia teater. Dalam teater, seseorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan
dalam posisinya sebagai tokoh itu. Ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Peran aktor tersebut dalam teater kemudian dianalogikan dengan posisi
seseorang dalam masyarakat. Posisi individu dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak
Universitas Sumatera Utara
39 berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan dengan adanya orang lain
yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. Goffman mengatakan bahwa selama kegiatan rutin, seseorang akan
mengetengahkan sosok dirinya sebagaimana yang dituntut oleh status sosialnya. Seorang pelaku cenderung menyembunyikan dan mengeyampingkan kegiatan,
fakta-fakta, motif-motif yang tidak sesuai dengan dirinya Poloma, 2000 : 233. Masing-masing individu dalam hubungan sosial akan berusaha mengontrol
penampilan dirinya dan memainkan perannya disertai dengan adanya perilaku serta adanya gerak-gerik. Dalam teorinya, Erving Goffman menggambarkan
bahwa individu merupakan pelaku yang melalui interaksi secara aktif mempengaruhi individu lain Samanto, 2000: 235.
Mengutip dari Johnson 1990 disebutkan bahwa menurut analisa ini masalah utama yang dihadapi individu dalam berbagai hubungan sosial adalah
mengontrol penampilannya, keadaan fisiknya di mana mereka memainkan peran- perannya serta perilaku perannya yang aktual dan gerak-gerik isyarat yang
menyertainya. Perhatian individu terhadap pengaturan kesan impression management tidak terbatas pada perilakunya yang nyata saja. Penampilan
individu dan perilakunya yang umum juga sangat relevan untuk identitasnya. Oleh karena itu mereka mau mempersiapkan penampilannya sebelum memainkan peran
tertentu, dan akan berusaha mengontrol berbagai gerak yang tidak cocok yang mungkin mengurangi penampilannya itu Johnson, 1990 : 43.
Universitas Sumatera Utara
40 Salah satu analisa Goffman dalam konsep dramaturginya yaitu dimana
banyak orang yang bekerja sama dalam melindungi berbagai tuntutan satu sama lain yang berhubungan dengan kenyataan sosial yang sedang mereka lakukan
untuk dipentaskan atau identitas yang sedang ditampilkan. Goffman mengatakan bahwa suatu tim dramaturgi adalah suatu
kelompok orang yang saling bekerjasama untuk mementaskan suatu penampilan tertentu. Dinamika dalam interaksi dalam suatu tim
dramturgi berbeda dengan interaksi antara tim dramturgi dan audiensnya. Audiens diharapakan untuk menerima hal yang
diperankan oleh tim. Sementara hubungan sosial yang terjalin antar tim, ditandai dengan hubungan yang sangat intim yang muncul
karena mereka menjaga kerahasian teknik yang digunakan untuk pementasan Johnson, 1990 : 44.
Mengutip dari Johnson 1990 : 45 dijelasakan bahwa pembedaan antara anggota tim dan audiens, dibedakan atas pentas depan frontstage serta pentas
belakang backstage. Pentas depan merupakan bagian atau tempat di mana saja audiens tersebut diharapakan ada. Sementara itu pentas belakang merupakan
tempat yang terlarang bagi audiens atau orang lain. Walaupun demikian, pembedaan tersebut bersifat relatif. Dimana pentas belakang mungkin menjadi
pentas depan bila ada yang menggangu atau untuk suatu bentuk penampilan yang berbeda.
Gaya analisa Goffman menunjukkan lemahnya pembedaan antara penampilan appereance dan kenyataan reality, dengan menerima secara
eksplisit akan pandangan bahwa kenyataan tersebut adalah konstruksi sosial. Sehingga lemah, ambiguitas, kontradiksi, dan ancaman akan runtuhnya kenyataan
sosial itu sangat banyak dalam dunia sosial. Goffman mendiskusikan beberapa tipe komunikasi yang “tidak sebagaimana mestinya”. Komunikasi yang tidak
sebagaimana mestinya tidak perlu menggangu atau merusakkan penampilan. Para
Universitas Sumatera Utara
41 anggota suatu tim sering mampu mempertahankan defenisi situasi yang dapat
diterima oleh audiens dan melankonkan pentasnya dengan baik, meskipun mereka berinteraksi untuk sesuatu yang berlainan Johnson, 1990 : 46
Banyak orang memiliki pemahaman yang umum mengenai peran-peran, seperti peran-peran dalam pekerjaan, dalam keluarga, dan peran antara individu
dengan individu. Dimana keseluruhan peran-peran tersebut memiliki sikap dan perilaku yang harus dijalankan. Mengutip dari Johnson 1990 : 51 dijelaskan
bahwa berbagai peran sosial tersebut diterima dan diinternalisasi oleh individu sebagai bagian penting dalam konsep diri yang mereka usahakan untuk
memproyeksikannya pada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian