29 sosio-ekonomis yang lebih rendah cenderung mementingkan makna ekstrinsik
seperti upah dan kontak sosial, sedangkan mereka dalam kelompok yang lebih tinggi mencari makna intrinsik misalnya prestasi ataupun pencapaian.
Dalam semua masyarakat ada beberapa jenis pekerjaan yang dilakukan untuk kelangsungan hidup mereka. Namun berbagai masyarakat, memiliki cara
yang berbeda dalam mengalokasikan pekerjaan kepada orang-orang, serta berbeda pula tingkat nilai dan kepercayaannya yang diberikan untuk setiap pekerjaan yang
ada. Masing-masing individu memiliki kepercayaan dan harapan tertentu mengenai pekerjaan, terutama yang berhubungan dengan peranan pekerjaan
mereka.
2.2 Hubungan Pekerjaan dan Status Sosial
Mengutip dari Narwoko dan Suyanto 2004 : 169, dijelasakan bahwa stratifikasi sosial adalah pembagian sekelompok orang ke dalam tingkatan atau
strata yang berjenjang secara vertikal atau hierarkis. Stratifikasi berbicara mengenai posisi yang tidak sederajat antar individu ataupun antar kelompok.
Salah satu unsur penting dalam stratifikasi yaitu status atau kedudukan. Status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial. Mengutip
Soekanto 2006 : 210 dijelaskan bahwa status sosial yaitu sebagai “tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang
lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya”. Status sosial tidak hanya mengenai kedudukan
seseorang dalam kelompok yang berbeda, akan tetapi status sosial turut mempengaruhi status individu dalam kelompok sosial yang berbeda. Status sosial
Universitas Sumatera Utara
30 menandakan perbedaan kelompok berdasarkan kehormatan dan kedudukan
mereka di tengah- tengah masyarakat. Untuk mengukur status seseorang menurut Pitirim Sorokin dalam
Narwoko dan Bagong, 2011 :156 disebutkan yaitu 1.
Jabatan atau pekerjaan 2.
Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
3. Kekayaan
4. Politis
5. Keturunan
6. Agama
Status pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu status sosial yang bersifat objektif dan subjektif. Status yang bersifat objektif yaitu status yang
diperoleh atas usaha sendiri dangan hak dan kewajiban yang terlepas dari individu dan status yang bersifat subjektif adalah status yang menunjukkan hasil dari
penilaian orang lain dan tidak bersifat konsisten. Mengutip dari Soekanto 2006 dijelaskan bahwa masyarakat pada umumnya mengembangkan tiga macam status,
yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status. Adapun pengertian dari masing-masing jenis status sebagaimana yang
disebutkan dalam Soekanto 2006 : 211 yaitu ascribed status yaitu status seseorang dalam masyarakat yang diperoleh atas dasar kelahiran, achieved status
adalah status yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja
tergantung kemampuan masing-masing dalam mengejar tujuannya. Assigned Status adalah status yang diberikan oleh seseorang yang berkedudukan tinggi
kepada seseorang yang telah berjasa dalam masyarakat. Salah satu bentuk stratifikasi yang sering dijumpai dalam masyarakat yaitu
stratifikasi dalam bidang pekerjaan. Dalam bidang pekerjaan terdapat berbagai klasifikasi yang mencerminkan stratifikasi pekerjaan, seperti misalnya pembedaan
Universitas Sumatera Utara
31 antara manager dan tenaga administratif, antara rektor dan dosen, antara kepala
sekolah dan guru, serta berbagai klasifikasi lainnya. Pekerjaan merupakan salah satu ukuran yang menentukan status sosial seseorang. Selain itu jabatan dalam
pekerjaan juga menentukan status sosial masyarakat tersebut. Parker, dkk 1992 mengatakan bahwa suatu jabatan menunjukan suatu
perluasan kewajiban yang dijalankan dalam suatu organisasi kerja, sehingga seseorang akan menjalankan dari suatu peran di dalam peran-peran lainnya.
Semakin tinggi status pekerjaan, maka akan semakin banyak dan spesifik elemen- elemen pekerjaan yang ada di dalamnya. Sebagai perbandingannya, hanya ada
sedikit persyaratan untuk menduduki jabatan sebagai pesuruh, karena peranan yang dijalankannya sangat terbatas. Namun, untuk menjadi seorang manager
diperlukan persyaratan yang lebih banyak karena peran yang dijalankannya lebih banyak Parker, dkk, 1992 :216.
Salah satu pekerjaan yang saat ini dilakoni oleh masyarakat yaitu pekerjaan sebagai pengasuh anak. Pekerjaan sebagai pengasuh anak merupakan
pekerjaan dengan status sosial objektif. Dimana status yang diperoleh melalui pekerjaan tersebut diperoleh atas dasar upaya sendiri. Pekerjaan sebagai pengasuh
anak juga merupakan bentuk dari achieved status dalam masyarakat karena pekerjaan tersebut diperoleh atas dasar usaha dari individu yang bekerja sebagai
pengasuh anak tersebut. Pekerjaan sebagai pengasuh anak juga memiliki tingkat stratifikasinya
tersendiri. Sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa salah satu bentuk stratifikasi yang paling sering ditemui dalam masyarakat adalah stratifikasi dalam
bidang pekerjaan. Melalui stratifikasi yang ada dalam masyarakat, pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
32 sebagai pengasuh anak termasuk dalam stratifikasi tingkat bawah. Sehingga
measyarakat streotipe terhadap pekerjaan sebagai pengasuh anak tersebut. Dimana masyarakat mengkategorikan pekerjaan sebagai pengasuh anak sebagai pekerjaan
masyarakat kelas bawah dengan status sosial yang rendah. Dalam masyarakat, semakin tinggi jabatan seseorang dalam pekerjaannya,
semakin tinggi pula status sosialnya dalam masyarakat. Serta semakin rendah jabatan seseorang dalam masyarakat semakin rendah pula status sosialnya dalam
masyarakat. Antara status sosial dan pekerjaan memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Semakin tinggi pekerjaan dan jabatan seseorang maka akan semakin
tinggi pula status sosial orang tersebut dalam masyarakat. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pekerjaan dan jabatan seseorang, semakin rendah pula status
sosialnya.
2.3 Peran Perempuan Dalam Kekerabatan Masyarakat Etnis Batak Toba