55 9 Madura
1 3
10 Bali 5
7 11 Banjar
12 14
12 Bugis 1
13 Makasar 9
10 14 Ambon
7 2
15 Minahasa 15
18 16 Papua
1 2
17 Asia India
68 152 18 China
882 953
19 Mandailing 8.278
8.321 20 Karo
50 60
21 Simalungun 40
48 22 Pakistan
8 11
23 Arab 2
3 Jumlah
14.968 15.196
Sumber : Profil Kelurahan Sei Agul 2012
4.1.6 Komposisi Penduduk Menurut Agama
Masyarakat di Kelurahan Sei Agul merupakan masyarakat yang heterogen, dimana masyarakat yang terdapat dari terdiri dari berbagai suku dan agama.
Adapun komposisi penduduk menurut agama di Kelurahan Sei Agul yaitu : Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Agama Kelurahan Sei Agul
No Agama Laki-laki Perempuan
1 Islam
7.273 jiwa 7.296 jiwa
2 Protestan
5.075 jiwa 5.363 jiwa
3 Katholik
572 jiwa 553 jiwa
4 Hindu
168 jiwa 152 jiwa
5 Budha
1.870 jiwa 1.785 jiwa
6 Khonghucu
60 jiwa 47 jiwa
Jumlah 14.968 jiwa
15.196 jiwa Sumber: Profil Kelurahan Sei Agul 2012
Mayoritas penduduk memeluk agama Islam yaitu sebanyak 14.569 jiwa. Pemeluk Kristen Protestan sebanyak 10.438 jiwa, Katholik sebanyak 1.125 jiwa,
Hindu sebanyak 320 jiwa, Budha sebanyak 3.655 jiwa, dan Khonghuchu sebanyak 107 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
56
4.1.7 Pendidikan
Pendidikan di Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Medan tergolong baik dilihat dari banyaknya jumlah penduduk yang telah memenuhi
wajib belajar sembilan tahun. Dari total penduduk di kelurahan ini, jumlah penduduk yang berpendidikan berjumlah 21.667 jiwa dan sebanyak 21.271 jiwa
telah menamatkan pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan terakahir Sekolah
DasarSederajat sebanyak 396 jiwa. Jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan terakhir Sekolah
Menengah Pertamasederajat sebanyak 688 jiwa. Jumlah penduduk yang memiliki pendidikan Sekolah Menengah Atas sebanyak 1.6190 jiwa. Sedangkan penduduk
yang memiliki pendidikan Diploma sebanyak 2.681 jiwa dan tamat pendidikan setara strata satu sebanyak 1.434 jiwa, strata dua yaitu 180 jiwa, serta S-3 yaitu
sebabyak 98 orang. Secara lebih terperinci dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Sei Agul
No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Buta aksara
- -
- 2
Tamat pendidikan umum 1.
SD 193 203
396 2.
SMP 343 345
688 3.
SMA 7.579 8.611
1.6190 4.
Akademi Diploma 1.574
1.107 2.681
5. Universitas SI
931 503
1.434 6. S 2
169 11
180 7. S 3
96 2
98 Jumlah
Keseluruhan 10.885
10.782 21.667
Sumber : Profil Kelurahan Sei Agul 2012
Universitas Sumatera Utara
57
4.1.8 Gambaran Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba 4.1.8.1 Sebutan Masayarakat Batak Toba Untuk Perempuan
Masyarakat batak toba, mengenal sebuah filosofi yang ditujukan kepada perempuan yang dikenal dengan istilah “boru ni raja”. Dimana filosofi tersebut
merupakan sebutan untuk semua perempuan keturunan dari suku batak toba tanpa memandang adanya perbedaan status ekonomi. Setiap perempuan batak toba
disebut sebagai “boru ni raja” dalam masyarakat batak toba baik miskin maupun kaya. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh H. L lk,52 tahun berikut ini :
“Semua perempuan batak toba itu disebut sebagai boru ni raja meskipun ia kaya atau miskin”
Serta sama halnya dengan yang diutarakan oleh A.S pr, 32 tahun berikut ini : “Semua perempuan batak toba itu sudah menjadi boru ni
raja sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Karena itu sudah kebiasaan orang batak toba”
Perempuan dalam adat batak toba memiliki posisi sebagai “boru ni raja” atau putri raja. “Boru ni raja” memiliki arti sebagai anak seorang raja atau
keturunan raja. Defenisi “boru ni raja” dalam adattradisi masyarakat batak yaitu dimana perempuan dari keturunan masyarakat batak toba adalah keturunan para
raja. Istilah “boru ni raja” sampai saat ini masih disematkan kepada setiap perempuan batak toba ntuk menghargai dan mengikuti tradisi masyarakat batak
toba terdahulu, sehingga sampai saat ini putri keturunan batak toba disebut sebagai “boru ni raja”. Hal tersebut sebagaimana yang diutarakan oleh D. S lk, 62
tahun berikut ini: “Boru ni raja arti sebenarnya keturunan raja atau sering
disebut putri dalam kerajaan. Anak batak pada dasarnya keturunan para raja, jadi karena itulah sampai sekarang
anak batak disebut sebagai boru ni raja untuk mengikuti dan menghargai tradisi batak terdahulu”
Universitas Sumatera Utara
58 Konsep “boru ni raja” tersebut mengajarkan kepada setiap perempuan
batak toba agar berperilaku dan bersikap seperti seorang putri raja. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh N.S pr, 20 tahun berikut ini :
“boru ni raja itu ngajarin perempuan batak toba supaya kelakuannya kayak boru putri atau anak dari raja.”
Jadi, perempuan dalam masyarakat batak toba disebut sebagai “boru ni raja” sejak perempuan tersebut lahir. Dimana “boru ni raja” tersebut memiliki arti
putri raja atau keturunan raja. “Boru ni raja” dalam masyarakat batak toba bertujuan untuk mengajarkan setiap perempuan batak toba agar berperilaku seperti
putri raja
4.1.8.2 Keterlibatan Perempuan Batak Toba Dalam Aktivitas Masyarakat 4.1.8.2.1 Keterlibatan Perempuan Batak Toba Dalam Adat
Perempuan batak toba sebagai bagian dari masyarakat batak toba juga memiliki peran serta dalam aktivitas masyarakat. Dalam masyarakat batak toba,
perempuan batak toba atau boru memiliki peran yang penting dalam acara adat baik itu acara pesta maupun kemalangan. Dimana tanpa boru mengadakan pesta
adalah hal yang tidak mungkin. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh H.L lk, 52 tahun berikut ini :
“dalam acara adat maupun ada kemalangan boru ni raja itu selalu ada dan tampil yang biasanya disebut dengan
parhobas pihak yang membantu dalam persiapan acara untuk kemalangan atau pesta”
Perempuan batak toba memiliki peranan yang sangat penting dalam upacara adat masyarakat batak toba, baik itu kemalangan ataupun acara pesta.
Untuk setiap upacara adat dalam masyarakat batak toba itu perempuan batak toba berperan sebagai “parhobas”. Dalam upacara adat, perempuan batak toba akan
Universitas Sumatera Utara
59 dihormati. Bentuk penghormatan yang diterima batak toba tersebut adalah dengan
memperoleh “jambar” dalam acara adat. Dimana “jambar” tersebut berupa ulos selendang khas masyarakat batak toba, uang, ataupun daging. Hal tersebut
seperti yang diungkapkan oleh A.S pr, 32 tahun berikut ini: “Boru ni raja itu selalu diagungkan dalam masyarakat batak
toba itu sendiri. Maksud dari boru ni raja selalu di agungkan
dalam masyarakat batak toba itu karena dia keturunan raja, selalu di hormati dan di agungkan dia sebagai seorang boru
ni raja. Hal ini bisa kita lihat dalam acara adat misalnya, boru ni raja itu selalu mendapatkan jambar baik itu ulos,
uang, dan daging.”
4.1.8.4 Keterlibatan Perempuan Batak Toba Dalam Pembagian Warisan
Dalam masyarakat batak toba, hak perempuan batak toba dalam pembagian warisan berbeda dengan hak laki-laki. Hal ini sebagaimana yang
diungkapakan oleh H.L lk, 52 tahun berikut ini : “dalam pembagian harta warisan, laki-laki itu lebih berhak
dalam pembagian harta warisan dibandingkan dengan perempuan”
Dalam pembagian warisan, pada masyarakat batak toba perempuan batak toba memiliki hak yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan
batak toba hanya memperoleh sedikit bagian dalam pembagian harta warisan jika dibandingkan dengan laki-laki. Seperti halnya yang dikemukakan oleh D.S diatas
yaitu laki-laki lebih berhak atas harta warisan daripada perempuan. Namun, walaupun hak perempuan dalam masyarakat batak toba berada di bawah laki-laki
dalam pembagian harta warisan, perempuan batak toba harus tetap dihargai oleh keluarganya maupun keluarga suaminya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
D.S lk, 62 tahun berikut ini : “perempuan batak toba itu tetap harus dihargai oleh
keluarganya dan dikeluarga suaminya.”
Universitas Sumatera Utara
60 Walapun perempuan batak toba memiliki hak yang sedikit jika dibandingak
dengan laki-laki dalam pembagian harta warisan, perempuan batak toba juga
berhak atas harta warisan dari keluarganya. 4.1.8.4 Keterlibatan Perempuan Batak Toba Dalam Kegiatan Ekonomi
Perempuan batak toba adalah perempuan yang dikenal pekerja keras dan tangguh. Dalam penelitian ini perempuan batak toba yang menjadi informan
dalam penelitian ini juga turut terlibat dalam kegiatan ekonomi. Perempuan batak toba dalam penelitian ini memiliki pekerjaan yang dilakoni mereka setiap harinya
dari pagi hingga sore.. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M.S pr, 40 tahun berikut ini :
“ bou itu harus jualan dari pagi sampai sore” Serta sebagaimana yang dikemukakan oleh A.T pr, 29 tahun berikut ini :
“Saya itu sibuk bekerja, saya itu harus kerja dari jam setengah 8 pagi sampai jam 6 atau 7 sore”
Peran perempuan batak toba dalam hal ekonomi keluarga yaitu dimana perempuan batak toba terjun ke dalam ruang publik untuk bekerja memenuhi
kebutuhan keluarganya. Perempuan batak toba pekerja pengasuh anak juga turut berperan serta dalam kegiatan ekonomi dengan bekerja sebagai pengasuh dan
berusaha membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh N.S pr, 20 tahun berikut ini :
“Pekerjaan ini saya lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan keluarga di kampung. Jadi saya
bisa bantu keluarga, dan saya gak nyusahin mereka lagi.”
Universitas Sumatera Utara
61 Serta sebagaimana yang dikemukakan oleh R.A pr, 23 tahun berikut ini :
“Buat saya pekerjaan ini merupakan cara saya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan buat bantu keluarga saya.”
Hal yang sama juga dikemukakan oleh S.S pr, 19 tahun berikut ini : “Kerjaan inikan saya lakukan untuk dapat penghasilan. Saya
juga jadi bisa bantu keluarga saya di kampung”
4.1.8.3 Peran Perempuan Sistem Kekerabatan Batak Toba Menurut Informan
Kebudayaan suku batak toba menganut sistem kekerabatan secara patrilineal dan mengikat para anggotanya. Perempuan dalam sistem kekerabatan
batak toba memiliki peran yang berbeda dengan laki-laki. Sebagaimana yang diungkapakan oleh D.S lk, 62 tahun berikut ini :
“Dalam masyarakat batak toba, kekerabatan perempuan itu menjadi hilang. Maksudnya disini, setelah perempuan
batak toba itu menikah, maka ia tidak hanya membawa marganya tetapi ia juga harus membawa marga suaminya.
Karena perempuan itu sudah diberikan kepada pihak laki- laki. Akan tetapi, perempuan batak toba itu tetap harus
dihargai oleh keluarganya dan dikeluarga suaminya.”
Dalam sistem patrilineal tersebut perempuan menyandang hal dan tanggung jawab atas dua marga yaitu marga ayahnya dan marga suaminya. Ketika
perempuan batak toba tersebut masih tinggal bersama dengan keluarganya dan belum menikah, perempuan batak toba tersebut hanyalah menyandang marga dari
ayahnya. Akan tetapi, lain halnya bila perempuan batak toba tersebut sudah menikah. Setelah menikah, perempuan batak toba tidak lagi hanya menyandang
marga ayahnya tetapi juga marga suaminya.
Universitas Sumatera Utara
62
4.1.9 Gambaran Aktivitas Perempuan Pengasuh Anak Etnis Batak Toba 4.1.9.1 Aktivitas Sebagai Pengasuh Anak
Pengasuh anak merupakan seseorang yang bekerja pada orang lain yang disebut sebagai majikan, dimana tugas utamanya adalah mengasuh anak baik dari
segi fisik, emosi, dan sosial. Sebagai pengasuh anak yang bekerja di Kelurahan Sei Agul, peran yang dijalankan oleh perempuan batak toba pekerja pengasuh
anak yaitu : 1.
Membimbing tahapan pertumbuhan anak Perempuan batak toba yang bekerja sebagai pengasuh anak di Kelurahan
Sei Agul, mengajari dan membimbing anak yang diasuhnya dalam setiap tahapan pertumbuhan menjadi salah satu keseharian perempuan batak toba yang bekerja
sebagai pengasuh anak di Kelurahan Sei Agul. Mulai dari berjalan berjalan hingga belajar berbicara adalah tugas perempuan batak toba pekerja pengasuh anak. Hal
ini sebagaimana yang diungkapan oleh N.S pr, 20 tahun berikut ini : “Evan ini anaknya pintar, cuma sayangnya dia masih belum
bisa ngomong. Bilang bapak sama mamak juga masih belum bisa. Jadi setiap hari kalau dia lagi main, sambil diajari
bilang bapak, mamak, atau kakak gitu. Dulu dia juga susah waktu belajar jalannya, perkembangannya memang agak
lambat.”
Hal ini juga sebagaimana yang diungakapkan oleh D.P pr, 23 tahun berikut ini : “sekarang paling ngajarin dia jalan, nemenin dia main, atau
ngajarin dia ngomong.”
Serta sama halnya dengan yang diungkapkan oleh R.A pr,23 tahun berikut ini : “Banyak sih, dulu sebelum dia bisa jalan sama bicara. Aku
juga ngajarin dia itu dibantu sama mamanya. Kalau sekarang dia itu udah bisa banyak, dia bisa diajari nyanyi
sama nari-nari gitu karena suka niru dari tv. Malah dia udah bisa terima telpon.”
Universitas Sumatera Utara
63 2.
Merawat dan Melindungi Anak Merawat dan melindungi anak juga merupakan salah satu tugas dan
tanggung jawab dari perempuan batak toba pekerja sebagai pengasuh anak di Kelurahan Sei Agul. Perempuan batak toba pekerja pengasuh anaklah yang
bertugas menggantikan ibu untuk merawat dan melindungi anak asuhnya. Perempuan pengasuh anak etnis batak toba tersebut yang bertanggung jawab
penuh untuk memberi makan tiga kali sehari, memberi minum susu, memandikan, menindurkannya baik siang dan malam, menjaganya agar tidak jatuh atau terluka
karena anak kecil biasanya sangat rentan untuk terluka atau jatuh, bahkan hingga membersihkan kotorannya. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh N.S pr,
20 tahun berikut ini : “kalau kegiatan saya sehari-hari setelah mama Evan pergi
jualan yah ngasih makan sama minum susu, mandikan dia, menidurkan. Kalau ngak, nemani dia main atau nonton.
Terus sorenya ngajak dia jalan-jalan sore. Sama jagain dia, supaya ngak jatuh kalau dia jatuh ntar aku yang kena
marah.”
Hal ini juga diungkapkan oleh D.P pr, 23 tahun berikut ini : “Kalau jaga anak, yang saya lakukan itu memandikan,
memberi makan dan minum susu, bersihin dia, menidurkannya, nemenin dia nonton atau main, terkadang
juga saya mengajak dia buat jalan-jalan di sekitaran rumah dia.”
Pendapat ini juga dikemukakan oleh R.A pr, 23 tahun berikut ini : “Yah, yang biasa dikerjakan kalau jaga anak sih. Kayak
artinya : seperti memandikan, memberi makan dan minum susu, bersihin dia, menidurkannya, nemenin dia nonton atau
main, jalan-jalan di sekitaran rumah dia, dan jagain dia supayaa gak jatuh atau luka. Terkadang juga ngajarin dia
nyanyi atau nari-nari gitu, dia anaknya pintar banget. Jadi enak ngajarinnya. Itu sih biasanya.”
Universitas Sumatera Utara
64 Serta sama halnya dengan yang dikemukakan oleh S.S pr, 19 tahun berikut ini :
“Kalau jaga anak sih, yag dikerjakan itu memandikan, memberi makan dan minum susu, bersihin dia,
menidurkannya, nemenin dia nonton atau main, jalan-jalan di sekitaran rumah dia, dan jagain dia.”
Perempuan batak toba pekerja pengasuh anaklah yang merawat dan melindungi anak dari majikannya dengan penuh kasih sayang baik ketika majikannya tidak
ada. 3.
Memberikan perhatian, waktu, dan dukungan Sebagai pengasuh anak, perempuan batak toba yang bekerja sebagai
pengasuh di Kelurahan Sei Agul memberi perhatian, waktu, dan dukungan kepada anak yang diasuhnya layaknya seorang ibu. Berdasarkan hasil observasi,
perempuan batak toba pekerja pengasuh anak di Kelurahan Sei Agul lebih banyak menghabiskan waktunya dengan anak majikannya bila dibandingan dengan
orangtua dari anak yang diasuhnya tersebut. Dimana para orangtua dari anak tersebut sudah berangkat bekerja pada pagi hari dan pulang kerumah pada sore
harinya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lapangan diketahui bahwa orangtua dari anak yang menggunakan jasa perempuan pengasuh anak, sudah
berangkat bekerja pada pagi hari dan pulang kerumah pada sore harinya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh M.S pr,40 tahun berikut ini :
“bou itu harus jualan dari pagi sampe sore. Sementara adekmu gak mungkin dibawa ke pajak. Makanya bou pakai
pengasuh untuk adekmu.”
Serta sama halnya dengan yang dikemukakan oleh A.S pr, 32 tahun berikut : “Saya ini harus bekerja dari pagi hari sampai sore,
sementara saya masih punya anak bayi yang dijaga. Maka dari itu saya menggunakan pengasuh untuk anak saya.”
Universitas Sumatera Utara
65 Perempuan batak toba pekerja pengasuh anak di Kelurahan Sei Agul,
memberikan perhatiannya dalam bentuk kasih sayang serta rasa peduli dalam kesehariannya mengasuh dan merawat anak majikannya. Memberi makan dan
minum susu, memandikan, menemani bermain, membujuk anak yang diasuhnya bila susah makan, mengingatkan anak yang diasuhnya jika anaknya nakal.
4.1.9.2 Aktivitas Tambahan
Tugas seorang pengasuh anak adalah mengasuh anak baik dari segi fisik, emosi, dan sosial. Akan tetapi kenyataan yang sebenarnya dilapangan, perempuan
pengasuh anak etnis batak toba tidak hanya mengasuh anak saja, melainkan juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh
perempuan batak toba pekerja pengasuh anak disamping mengasuh anak di Kelurahan Sei Agul yaitu membersihkan rumah, mencuci pakaian, menyetrika,
mencuci piring, serta membantu memasak. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh N.S pr, 20 tahun berikut ini :
“Biasanya selain menjaga dan merawat anak dari majikan, saya juga harus mengerjakan pekerjaan lain kayak cuci
piring, cuci kain, bantu masak, beresi rumah, sama menyetrika. Malam hari kalau majikan saya udah dirumah
atau Evan nya lagi tidur saya yah menyetika.”
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh D.P pr, 23 tahun berikut ini : “Kalau pagi yah aku beres-beres rumah, mulai dari
menyapu, mengepel, bersihkan halaman rumah, menyiram bunga. Habis itu aku mencuci piring sama bantu masak di
dapur. Sorenya aku juga itu, sebelum orang rumah pulang aku bersihin rumah lagi, malamnya aku nyetrika.”
Sama halnya juga dengan yang diungkapkan oleh R.A pr, 23 tahun berikut ini : “Bantu-bantu beres-beres rumah, mulai dari menyapu,
mengepel, mencuci kain, dan mencuci piring. Terkadang masak juga sih. Kalau anaknya lagi tidur aku nyetrika.”
Universitas Sumatera Utara
66 Serta sebagaimana yang diungkapkan oleh S.S pr, 19 tahun berikut ini :
“Beres-beres rumah, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci kain, dan mencuci piring, sama nyetrika.”
Kegiatan perempuan pengasuh anak di Kelurahan Sei Agul yaitu dimulai
pada pagi hari dengan kegiatan membersihkan rumah, mencuci pakaian, mencuci piring, serta membantu memasak. Kegiatan membersihkan rumah meliputi
membersihkan perabotan, menyapu dan mengepel rumah, menyapu halaman dan teras, membuang sampah. Setelah majikannya akan segera berangkat kerja maka
perempuan engasuh anak etnis batak toba akan mengasuh anak majikannya, dimulai dari memberi makan dan minum susu, memandikan, menidurkan,
menemani bermain dan menonton. Sebelum majikannya pulang bekerja pada sore hari, maka perempuan pengasuh anak etnis batak toba yang terdapat di Kelurahan
Sei Agul akan kembali membereskan rumah. Pada malam harinya perempuan pengasuh anak etnis batak toba akan menyetrika bila majikannya sedang ada di
rumah. Namun, bila majikannya sedang ada kegiatan diluar maka perempuan pengasuh anak etnis batak toba lah yang menemani anak majikannya tersebut
sampai orangtuanya pulang.
4.2 Profil Informan