Pengolahan Limbah Cair Pengolahan Limbah Padat

60 Pengolahan limbah yang ada di Industri PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan diantaranya:

3.4.5.1 Pengolahan Limbah Cair

Sumber limbah cair berasal dari air cucian atau bilasan di ruang produksi dan air cucian atau bilasan alat-alat di laboratorium. D E H B F G Gambar 3.1 Denah bak pengolahan limbah cair PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan. Keterangan gambar: A = Saluran masuk E = Bak Aerasi I B = Bak Utama F = Bak Aerasi II C = Mesin pompa G = Bak Sedimentasi D = Bak Penampung H = Bak Biokontrol = Aerator Proses pengolahan limbah cair yaitu: a. Limbah cair yang dikeluarkan dari ruangan melalui Saluran Masuk A ditampung dalam Bak Utama B. b. Selanjutnya dipompakan dengan Mesin Pompa C ke Bak Penampung D. c. Selanjutnya limbah cair dialirkan ke Bak Aerasi I E. A C Universitas Sumatera Utara 61 d. Pada Bak Aerasi I E dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk menginjeksikan udara ke dalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan- bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Selanjutnya juga dialirkan ke Bak Aerasi II F. e. Pada Bak Aerasi II F juga mendapat perlakuan yang sama dimana dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator. Lalu dialirkan ke Bak Sedimentasi G. f. Pada Bak Sedimentasi G, limbah cair tersebut didiamkan atau diendapkan beberapa hari selanjutnya dialirkan ke Bak Biokontrol H. g. Pada Bak Biokontrol H, dilakukan pengujian terhadap hasil pengolahan limbah cair tersebut berupa nilai BOD Biological Oxygen Demand dan COD Chemical Oxygen Demand bila telah memenuhi syarat nilai BOD Biological Oxygen Demand dan COD Chemical Oxygen Demand maka limbah cair yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke lingkungan.

3.4.5.2 Pengolahan Limbah Padat

Sumber limbah padat berasal dari: a. Debu yang pada Pengumpul Debu Dust Collector di ruang produksi. b. Debu yang berasal dari Pembersih Vakum Vacuum Cleaner yang digunakan untuk membersihkan ruangan produksi dan alat produksi. c. Wadah dan etiket yang rusak dari bagian pengemasan. Untuk tube sebelum dimusnahkan harus digunting terlebih dahulu. d. Bahan-bahan yang tidak memenuhi spesifikasi ataupun yang telah rusak yang berasal dari bagian gudang. Universitas Sumatera Utara 62 Semua limbah padat tersebut dibakar oleh petugas dan sisa pembakaran tersebut dibuang ke tempat pembuangan akhir. Universitas Sumatera Utara 63

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Aspek Manajemen Mutu

PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan didukung oleh Bagian Pemastian Mutu QA dan Pengawasan Mutu QC yang di pimpin oleh seorang apoteker yang berbeda. Bagian Pemastian Mutu QA secara mandiri memantau keseluruhan proses pembuatan obat, mulai dari pembelian bahan hingga distribusi obat jadi, dan secara pro-aktif, dengan cara menilai data-data mengenai proses, bahan dan pemasok serta memberikan petunjuk atau rekomendasi perubahan yang dapat memperbaiki efisiensi dan konsistensi. Tugas dan tanggung jawab Bagian Pemastian Mutu meliputi:  Merumuskan dan menetapkan Kebijakan Mutu quality policy perusahaan. Kebijakan Mutu quality policy untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan agar sesuai dengan persyaratan mutu yang telah ditetapkan.  Merumuskan dan menetapkan Sistem Manajemen Mutu Quality Management System perusahaan. Unsur dasar Sistem Manajemen Mutu adalah: 1. Infrastruktur atau system mutu yang tepat mencakup struktur organisasi, prosedur, dan sumber daya. 2. Tindakan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara