4. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan, dan motivasi: kata kerjanya adalah to motivate yang
berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan Suryabrata, 1984:72. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar pada mahasiswa harus diperkuat terus menerus agar mahasiswa memiliki hasil
belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi. Namun motivasi dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi
belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya hasil belajar menjadi rendah.
Menurut Sardiman 2007:88, Motivasi belajar dapat dibedakan dalam dua jenis, masing-masing adalah:
a. Motivasi belajar dari dalam diri siswa motivasi belajar intrinsik Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri idividu sendiri tanpa ada
paksaan dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Siswa yang memiliki motivasi belajar intrinsik biasanya memiliki kesadaran
sendiri memperhatikan penjelasan guru dengan baik, rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi yang diberikan, berbagai
gangguan yang ada disekitarnya tidak dapat mempengaruhi perhatiannya. Selain itu motivasi belajar intrinsik ini juga timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan akan belajar dan harapan akan cita-cita. Perlu juga diketahui bahwa siswa
yang memiliki motivasi belajar intrinsik memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang
studi tertentu, satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak akan mungkin menjadi ahli.
b. Motivasi belajar dari luar diri siswa motivasi belajar ekstrinsik. Jenis motivasi belajar ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri
individu karena adanya rangsangan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Sebagai
contoh seorang siswa belajar karena ada rangsangan dari guru misalnya memberikan dorongan, arahan,, hadiah, dan sejenisnya. Oleh
karena itu, motivasi belajar ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
diri individu. Indikator siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari ketika proses belajar mengajar
sedang berlangsung yakni bergairah, senang, ceria, siap menerima pelajaran baru, suka tantangan, suka mengerjakan soal, dan mampu
berargumentasi. Menurut Mudjiono, ada beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar, yaitu: 1 Cita-citaaspirasi pembelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita
atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak
dalam mengejar cita-cita dan aspirasi tersebut, seseorang tetap berusaha semaksimal mungkin karena hal tersebut berkaitan
dengan cita-cita dan aspirasinya. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.
2 Kemampuan pembelajar Kemampuan manusia satu dengan yang lainnya tidaklah
sama. Menuntut seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan demikian tentulah tidak dibenarkan. Sebab, orang yang
mempunyai kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi. Dan sebaliknya orang
yang berkemampuan tinggi, akan menjadi malas jika dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan rendah.
3 Kondisi pembelajar Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya
dan kondisi psikologisnya. Dua macam kondisi ini, fisik dan psikologis, umumnya saling mempengaruhi satu sama lain. Bila
sesorang kondisi psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh juga terhadap ketahanan dan kesehatan fisiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sangatlah jelas dan sering dirasakan oleh siapapun, jika kondisi fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar
seseorang akan menurun. Sebaliknya jika kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat.
4 Kondisi lingkungan belajar Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang
yang menghuni lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar sebagaimana orang lain. Ia, secara sadar atau tidak,
terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut belajar sudah menjadi budaya, maka para penghuni lingkungan tersebut
bisa terbawa ke dalam budaya belajar. Jelaslah kiranya, bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap motivasi belajar
seseorang. 5 Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar pembelajar. Unsur-unsur dinamis
belajar pembelajaran tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: a Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar
b Bahan belajar dan upaya penyediaannya c Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya
d Suasana belajar dan upaya pengembangannya e Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga
berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga
bergairah belajar. Guru yang sungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar
pembelajaran.
5. Hasil Belajar