Deskripsi Penelitian HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

66

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelas XF di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada mata pelajaran ekonomi dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 November 2010 dan siklus II pada tanggal 19 November 2010. Sebelum penelitian tersebut, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi pendahuluan pra penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kelas XF tersebut. Pra penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2010 pada jam kedua yaitu jam 07.45-08.30 WIB. Berikut adalah uraian hasil observasi pendahuluan dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada masing-masing siklus: 1. Observasi pendahuluan Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 pada jam kedua pukul 07.45-08.30. Guru mitra dalam penelitian adalah Ibu Rina Dwi Astuti, S.Pd sebagai guru ekonomi kelas X. Jumlah siswa kelas XF secara keseluruhan adalah 31 siswa, namun beberapa siswa sudah keluar sehingga siswa yang masih aktif ada 29 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Materi yang dipelajari pada observasi pendahuluan ini adalah pelaku ekonomi. Dalam kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pendahuluan ini ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru, siswa dan kondisi kelas. Berikut ini adalah uraian hasil observasi pendahuluan: a. Observasi guru Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam dan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada pertemuan hari ini, materi pelajaran yang diberikan guru adalah mengenai pelaku ekonomi. Pembelajaran yang dilaksanakan guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk memancing siswa memahami pelajaran. Namun terkadang saat guru menjelaskan materi, suara guru tidak begitu terdengar hingga belakang sehingga siswa-siswa yang duduk di belakang cenderung sibuk sendiri dan ramai. Selain itu kurangnya ketegasan guru dalam menegur siswa yang ramai membuat siswa semakin menjadi-jadi dan semakin tidak memperhatikan. Guru menutup pelajaran tanpa menarik kesimpulan atas materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan guru selama pembelajaran dapat dilihat pada catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru lampiran. b. Observasi siswa Sebelum memulai pembelajaran, siswa terlebih dahulu menyiapkan diri dan alat-alat yang diperlukan untuk mengikuti pembelajaran hari ini. Pada awal pembelajaran, siswa masih terlihat memperhatikan penjelasan guru namun pada pertengahan pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa mulai terlihat bosan dan ada beberapa siswa yang terlihat mengantuk dan ada juga siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri seperti asyik bermain handphone, mengobrol di luar pelajaran, ada juga yang sibuk mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Selain itu di sela-sela pembelajaran ada beberapa siswa yang berjalan-jalan di kelas dan keluar masuk kelas sehingga mengganggu siswa lain yang sedang memperhatikan. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan dalam belajar karena dalam diri siswa tidak ada dorongan untuk berhasil. Kegiatan siswa selama pembelajaran dapat dilihat pada catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa lampiran. Selain melakukan observasi langsung terhadap siswa, peneliti membagikan kuesioner. Motivasi belajar siswa selanjutnya dideskripsikan berdasarkan PAP II. Berikut adalah hasil analisis motivasi siswa pada pra penelitian: Tabel 5.1 Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Penelitian Skala Motivasi Belajar Siswa Frekuensi Frekuensi Relatif Kriteria 69 – 80 1 3 Sangat tinggi 60 – 68 8 28 Tinggi 54 – 59 8 28 Cukup 48 – 53 10 34 Kurang 0 – 47 Sangat kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada pra penelitian. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi adalah 3, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi adalah 28, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria cukup adalah 28, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria kurang adalah 34, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat kurang adalah 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw termasuk dalam kriteria kurang. c. Observasi kondisi kelas Suasana kelas cukup kondusif terlihat dari kebanyakan siswa sudah siap belajar, walaupun masih ada beberapa siswa yang ramai. Namun pada saat siswa sudah merasa bosan mengikuti pelajaran, kondisi kelas mulai tidak kondusif karena siswa yang lain tidak mau mendengarkan, mereka malah asyik dengan kegiatan masing-masing dan mengobrol dengan teman-temannya sehingga kelas menjadi sangat ramai. Sedangkan guru asyik dengan penjelasannya tanpa memperhatikan siswa-siswa yang duduk di belakang dan membuat kegaduhan. Dalam hal ini guru tidak memberikan teguran atau sangsi sehingga siswa semakin menjadi-jadi dan kelas sulit terkendali sampai akhirnya jam pelajaran selesai. Pada akhir pelajaran guru tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memberikan kesimpulan. Kondisi kelas selama pembelajaran dapat dilihat pada catatan anekdotal hasil observasi kondisi kelas lampiran. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru, siswa, dan kelas, berikut ini disajikan hasil dari observasi pendahuluan. Selama proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pada metode-metode tersebut memang sudah baik diterapkan pada kegiatan pembelajaran namun jika penggunaan metode tersebut digunakan secara rutin akan menimbulkan kebosanan pada diri siswa. Kurangnya pengawasan guru menyebabkan ada beberapa siswa yang berjalan-jalan dan mengobrol di dalam kelas. Hal tersebut memperlihatkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Dari permasalahan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra bermaksud menerapkan suatu model pembelajaran alternatif di samping metode ceramah dan tanya jawab, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam model pembelajaran ini siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok yang telah dibentuk. Di dalam kelompok tersebut diharapkan siswa akan saling berinteraksi dalam memecahkan soal-soal latihan dan dengan adanya kegiatan diskusi diharapkan akan mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar. Selain dapat memotivasi siswa, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk hasil belajar yang diperoleh siswa sebelum menggunakan pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah cukup baik dan dapat mencapai batas nilai minimum yang telah ditentukan oleh guru yaitu 70 akan tetapi ada juga yang memperoleh nilai di bawah batas nilai minimum yang telah ada. 2. Siklus I Siklus pertama dilaksanakan pada hari Jum’at, 12 November 2010 pada jam ke tiga dan empat. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Jum’at sehingga jumlah waktu bersih yang digunakan untuk pembelajaran hanya 2 x 40 menit yaitu pukul 08.20-09.55 WIB. Pembelajaran selesai pada pukul 09.55 karena terpotong jam istirahat selama 15 menit. Materi pembelajaran pada siklus pertama adalah permintaan dan penawaran. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Rina Dwi Astuti, S.Pd dan peserta pembelajaran adalah siswa kelas XF semester I tahun ajaran 20102011. Jumlah siswa pada kelas XF adalah 29 siswa. Namun siswa yang aktif hadir adalah 27 siswa karena 2 orang siswa lain absen. Pada siklus pertama ini siswa yang hadir sebanyak 22 siswa. Adapun model pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah tipe jigsaw. Berikut ini uraian penerapan model pembelajaran tersebut pada siklus pertama: a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berikut ini langkah-langkah perencanaan yang dilakukan pada siklus pertama: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, handout, Lembar Kerja Siswa LKS, dan Kuis. Berikut ini diuraikan masing-masing perangkat pembelajaran: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti dan guru mitra bersama-sama membuat RPP. RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber dan media pembelajaran. Semua dibuat secara rinci dan sistematis. b. Materi Materi pada pertemuan siklus pertama adalah permintaan dan penawaran. Peneliti dan guru mitra bersama- sama membuat handout. Isi handout mencakup materi permintaan dan penawaran. Handout ini akan dibagikan kepada masing-masing siswa setelah pembagian kelompok dan digunakan pada saat pembelajaran. c. Lembar Kerja Siswa LKS Guru mitra dan peneliti bekerjasama membuat LKS yang meliputi pertanyaan yang harus didiskusikan oleh siswa di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam kelompok ahli dan menjelaskan di dalam kelompok asal yang nantinya akan dipresentasikan di kelas. d. Kuis Soal kuis pada siklus pertama terdiri dari 10 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda. Soal-soal kuis disusun berdasarkan saran dan persetujuan guru mitra. Kuis tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 2 Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif dimana terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal peneliti dan guru mitra mengidentifikasi data awal tentang karakteristik siswa berdasarkan kemampuan akademiknya dari hasil ulangan yang sebelumnya pernah dilakukan guru. Masing- masing kelompok terdiri dari 4 orang yang terdiri dari siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok ini disebut kelompok asal. Kemudian masing-masing anggota kelompok akan menomori dirinya dengan nomor 1-4 dan mendapatkan lembar pertanyaan yang berbeda. Selanjutnya siswa yang memiliki nomor yang sama dan pertanyaan yang sama dengan kelompok asal lainnya, berkumpul menjadi satu kelompok. Siswa yang memiliki nomor 1, berkumpul dengan siswa lain yang bernomor 1 dari kelompok asal lainnya. Demikian seterusnya sampai dengan siswa yang memiliki nomor 4. Kelompok ini disebut kelompok ahli, yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdiri dari kelompok ahli 1, kelompok ahli 2, kelompok ahli 3, dan kelompok ahli 4. 3 Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data dan penelitian ini meliputi: a. Lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Instrumen ini mencakup antara lain: keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, interaksi guru dengan siswa, keterlibatan guru dalam pembelajaran kelompok, keterampilan guru memotivasi siswa dalam belajar kelompok maupun mandiri. b. Instrumen pengamatan kelas. Cakupan isi lembar pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, kerjasama antar siswa, sumber belajar, kelengkapan kelas, dan kedisiplinan. c. Instrumen penilaian proses belajar kelompok. Cakupan instrument ini yaitu penilaian terhadap konsentrasi siswa, keaktifan siswa, pembagian tugas, menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi serta menghargai saran dan pendapat teman. d. Instrumen terhadap guru catatan anekdotal. Lembar ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Instrumen terhadap siswa catatan anekdotal. Lembar ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. f. Instrumen terhadap kondisi kelas catatan anekdotal. Lembar ini digunakan untuk mengetahui kondisi kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. b. Tindakan Pada tahap ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah-langkah pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1 Penyampaian prosedur pelaksanaan Sebelum pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran tipe jigsaw. Setelah itu guru membagi siswa ke dalam kelompok yang disebut kelompok asal. Kemudian masing-masing anggota kelompok mendapatkan lembar pertanyaan yang berbeda-beda. Selanjutnya siswa yang mendapat pertanyaan yang sama dengan kelompok asal lainnya bergabung dan membentuk kelompok yang disebut kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi membahas pertanyaan yang diberikan. Selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompoknya hasil dari diskusi bersama kelompok ahlinya. Selama guru menyampaikan prosedur pelaksanaan, suasana kelas kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kondusif. Hal ini disebabkan siswa masih bingung dan kurang jelas dengan kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti. 2 Pembagian kelompok Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Jumlah kelompok asal yang dibentuk adalah 7 kelompok dengan anggota 4-5 orang. Pada tahap ini, guru membacakan nama-nama kelompok beserta anggota-anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal, suasana agak ramai karena ada beberapa siswa yang merasa kurang puas dengan anggota kelompoknya. Setelah siswa berkumpul pada kelompok asal, kemudian guru mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompok ahli. Suasana menjadi tidak kondusif karena siswa kebingungan mencari kelompok ahlinya. Namun guru segera membantu sehingga semua siswa dapat berkumpul dengan kelompok ahlinya masing-masing. 3 Diskusi Setelah pembagian kelompok selesai, kemudian guru membagikan handout sebagai bahan materi dan meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan yang telah didapatkan oleh masing-masing kelompok ahli dan setiap siswa mendapatkan pertanyaan yang berbeda-beda. Pada kelompok ahli 1 mendapatkan pertanyaan tentang pengertian permintaan dan penawaran, kelompok ahli 2 mendapatkan pertanyaan tentang faktor-faktor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, kelompok ahli 3 mendapatkan pertanyaan tentang kurva permintaan dan penawaran, dan kelompok ahli 4 mendapatkan pertanyaan tentang hukum permintaan dan penawaran. Selama berdiskusi suasana cukup terkendali, hanya ramai karena setiap siswa saling bertukar pendapat. Namun sesekali ada beberapa siswa yang berbicara di luar materi diskusi. Pada saat diskusi berlangsung, guru selalu mendampingi, memotivasi, dan memantau siswa. Apabila ada siswa yang mengalami kesulitan, guru akan membantu siswa memecahkan masalah tersebut. Setelah diskusi di dalam kelompok ahli selesai, siswa diminta untuk kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusinya bersama kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. Dengan begitu, masing-masing siswa menerima dan memberikan informasi dari siswa lain. 4 Pembahasan Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan siswa membahas masalah yang telah didiskusikan siswa dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap kelompok ahli akan mendapat giliran untuk presentasi. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau memberikan pendapat yang berbeda. Namun semua siswa setuju atas hasil diskusi yang dipresentasikan sehingga tidak ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tanggapan atau pendapat yang berbeda dari kelompok lain. Reaksi dari masing-masing kelompok yang ditunjuk presentasi sangat beragam. Ada yang dengan antusias mempresentasikan hasil diskusinya, ada yang presentasi sambil diselingi dengan gurauan, dan ada juga yang kaku dalam mempresentasikan hasil diskusinya. Meskipun begitu, secara keseluruhan presentasi pada siklus pertama ini dapat berjalan lancar. 5 Kuis Setelah presentasi selesai, untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi pembahasan berlangsung. Guru membagikan soal kuis, kemudian siswa diminta mengerjakan secara individu. Namun masih ada beberapa siswa yang melirik jawaban temannya. Walaupun begitu, kuis dapat berlangsung dengan lancar dan terkendali. c. Observasi Hasil pengamatan observasi pada siklus pertama dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal guru membuka pelajaran sampai dengan menutup pelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.2 Aktivitas Guru Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw  2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit  3 Guru membantu siswa dalam pembentukan kelompok jigsaw  4 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok jigsaw  5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok  6 Guru mendorong siswa untuk bekerja dengan siswa lainnya untuk meningkatkan hasil kerja kelompok  7 Guru mengobservasi kegiatan kelompok, memberikan motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok untuk bekerja dengan baik  8 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok  9 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa saja untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan pembelajaran yang sedang dilakukan  10 Guru tidak berinteraksi dengan satu siswa pun. Guru hanya bekerja di belakang mejanya, keluar kelas dan mengawasi siswa dari luar ruangan kelas  11 Guru berinteraksi dengan berdiri didepan kelas dengan memberikan penjelasan atau jawaban kepada siswa secara perorangan  12 Guru membiarkan siswa untuk berkeliling ke kelompok lainnya sehingga kelas menjadi kacau  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Guru dan siswa terlibat percakapan serius sehingga kelas menjadi gaduh dan menggangu siswa lain  14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaan masing-masing sehingga suasana menjadi kaku  Tabel di atas menunjukan aktivitas guru di kelas selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus pertama. Secara keseluruhan guru mampu melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan baik. Tampak dalam tabel bahwa guru sudah menjelaskan pembelajaran kooperatif, guru mengorganisasikan bahasan permintaan dan penawaran yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit, guru membantu siswa dalam pembentukan kelompok baik itu kelompok asal maupun kelompok ahli, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama di dalam kelompoknya sehingga siswa dapat saling bertukar pikiran dan pendapat di dalam diskusi, guru mendorong siswa untuk bekerja dengan siswa lainnya agar meningkatkan hasil kerja kelompok, guru mengobservasi kegiatan kelompok dan memberikan motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok untuk bekerja dengan baik, guru juga mengamati jalannya diskusi sehingga terjadi interaksi dengan siswa untuk membantu siswa jika mengalami kesulitan. Guru sempat terlibat percakapan yang serius dengan siswa sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain, namun hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersebut masih dapat terkendali. Dalam siklus pertama ini masih banyak siswa yang bingung dengan prosedur pelaksanaannya sehingga guru harus menjelaskan kembali prosedurnya di dalam kelompok. Waktu yang dimiliki guru cukup banyak karena seluruh media telah dibagikan kepada siswa sehingga guru dapat lebih berkonsentrasi dalam mengamati jalannya diskusi. 2 Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilaksanakan oleh peneliti sejak awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.3 Aktivitas Siswa Pada Siklus I Keterangan Ya Tidak 1. Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi  2. Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif  3. Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas  4. Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan  5. Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok  Tabel di atas menunjukan aktivitas siswa di dalam kelompok. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap beberapa siswa di dalam kelompok dapat diketahui bahwa ketika di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam kelompok seluruh perhatian siswa diarahkan pada materi diskusi, siswa juga mengikuti kegiatan diskusi secara aktif dan mengambil giliran serta berbagi tugas dalam mengerjakan tugas. Dalam mengerjakan tugas, siswa mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Pada saat diskusi berlangsung, siswa saling menuangkan gagasan dan pendapat untuk menjawab pertanyaan, siswa lain yang mendengarkan dapat menghargai saran dan pendapat teman satu kelompoknya. 3 Pengamatan terhadap kelas Pengamatan terhadap kelas dilaksanakan oleh peneliti sejal awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.4 Instrumen Pengamatan Kelas Siklus I No Aspek yang Diamati Skor Pengamatan Nilai Kategori A Hubungankerja sama antar siswa : 1. Pembauran 4 Sangat baik 2. Kepuasan 3 Baik 3. Demokrasi 4 Sangat baik 4. Kepekaan 3 Baik 5. Kepedulian 3 Baik 6. Kekompakan 4 Sangat baik 7. Persaingan 3 Baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Motivasi tinggi 3 Baik B Lingkungan kelas : 1.Perangkat pembelajaran tersedia lengkap 3 Baik 2.Terorganisir dengan baik dan efisien 3 Baik 3.Aktif dan produktif 3 Baik C Tata Tertib : 1. Ada sanksiteguran 3 Baik 2. Pembelajaran berjalan tertib 2 Cukup Skor Rata-rata 3,15 Nilai Kategori Baik Keterangan : Skor Nilai Mutu 4 Sangat Baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang Jelek Tabel di atas menunjukkan bahwa suasana di kelas XF sudah mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian skor rata-rata 3,15 yang dikategorikan baik. Berdasarkan pengamatan peneliti pada aspek pembauran mendapat skor 4 karena pada setiap minggu siswa selalu berganti tempat duduk sehingga siswa dapat duduk bergantian dengan teman yang satu dengan teman lainnya. Oleh karena itu, siswa dapat mengenal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lebih dekat dengan semua siswa di kelas. Aspek kepuasan mendapat skor 3 karena dari hasil pengisian refleksi rata-rata siswa menikmati kerja tim mereka. Aspek demokrasi mendapat skor 4 karena masing-masing siswa memberikan kontribusi dalam kegiatan diskusi. Aspek kepekaan diberi skor 3 karena siswa memiliki kepedulian untuk membantu temannya yang merasa kesulitan dalam memahami materi. Aspek kekompakan mendapat skor 4 karena hubungan antar siswa baik dan tidak adanya pengelompokan antar siswa. Aspek persaingan diberi skor 3 karena siswa dapat bersaing secara sehat. Aspek motivasi mendapat skor 3 karena rata-rata memiliki motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Aspek lingkungan kelas masing-masing diberi skor 3 karena perangkat pembelajaran sudah tersedia di kelas. Kelas terorganisir dengan baik dan suasana kelas cukup aktif dan produktif. Aspek tata tertib yang terdiri dari aspek sanksiteguran diberi skor 3 karena ada sanksiteguran dari guru jika siswa mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan aspek pembelajaran diberi skor 2 karena pembelajaran belum sepenuhnya berjalan tertib. Terkadang siswa masih gaduh dan siswa sulit diatur. Namun hal tersebut masih tetap terkendali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Sebagai salah satu bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan analisis terhadap motivasi belajar pada siklus I berdasarkan data kuesioner. Deskripsi motivasi belajar disajikan berdasarkan PAP II: Tabel 5.5 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I Skala Motivasi Belajar Siswa Frekuensi Frekuensi Relatif Kriteria 69 – 80 4 14 Sangat tinggi 60 – 68 10 34 Tinggi 54 – 59 8 28 Cukup 48 – 53 Kurang 0 – 47 Sangat kurang Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada pra penelitian. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi adalah 14, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi adalah 34, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria cukup adalah 28, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria kurang adalah 0, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat kurang adalah 0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw termasuk dalam kriteria tinggi. e. Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Refleksi dilakukan di akhir kegiatan belajar mengajar dan sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Hasil refleksi siklus pertama dapat dilihat sebagai berikut: 1 Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tabel 5.6 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran a. Materi ajar b. Lembar Kerja Siswa LKS c. Soal KuisTes bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan a. Baik b. Baik c. Baik d. Baik e. Baik f. Baik g. Cukup Kondusif h. Mandiri, Kelompok i. Mendengarkan, mengajukan pertanyaan, mengorganisasikan ide- idenya. 2 Selama kerja kelompok siswa: a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan a. Ya b. Ya c. Ya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorgnisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun d. Ya e. Tidak f. Tidak 3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw  Siswa aktif  Lebih mudah memahami materi 4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan  Suasana KBM menjadi ramai  Persiapan membutuhkan waktu 5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan Ya Tabel di atas menunjukkan kesan guru mitra terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kesan guru mitra terhadap pembelajaran ini sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari komponen pembelajaran yang sebagian besar termasuk ke dalam kategori baik. Siswa juga mendukung kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terlihat dari cara siswa yang ikut aktif dalam kerja kelompok tidak mengacaukan kegiatan dan melamun. Selain itu siswa juga mendapat keuntungan untuk lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI aktif dan mudah memahami materi yang dipelajari dan berminat mengikuti kembali kegiatan pembelajaran seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Namun, ada pula hambatan yang dihadapi yaitu suasana belajar yang terkadang menjadi ramai dan kurangnya waktu dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tabel 5.7 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I No Aspek yang diamati Skala penilaian SS S TS STS 1. Bagaimana pendapat Anda mengenai komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini: a. Topikmateri yang dipelajari b. LKS c. Materi Ajar d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Ketrampilan kooperatif yang dilatihkan 36,36 45,45 27,27 13,63 4,55 18,18 63,64 50 72,73 63,64 77,27 54,55 4,55 18,18 18,18 13,63 4,55 13,63 Berminat Tidak berminat 2. Apakah Anda berminat untuk mengikuti KMB berikutnya seperti yang telah Anda ikuti? 68,18 31,82 Ya Tidak 3. Selama kerja kelompok saya: a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan 95,45 77,27 4,55 22,73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c.Mengorganisasikanide-ide saya d.Mengorganisasikan kelompok e. Melamun f. Mengacaukan kegiatan 81,82 90,91 22,73 9,09 18,18 9,09 77,27 90,91 Komentar 4. Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.  Pembelajaran menarik  Lebih memahami materi  Dapat bertukar ide, pendapat dan bekerja sama Komentar 5. Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan.  Ada teman yang tidak aktif  Suasana ramai  Adanya beda pendapat Tabel di atas menunjukkan kesan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I. Kesan siswa terhadap komponen kegiatan belajar mengajar cukup positif. Tampak pada tabel bahwa sebesar 36,36 siswa sangat setuju dan 63,64 siswa setuju terhadap materi ekonomi yang dipelajari. Selanjutnya sebanyak 45,45 siswa sangat setuju dan 50 siswa setuju terhadap Lembar Kerja Siswa LKS. 27,27 siswa sangat setuju dan 72,73 siswa setuju terhadap materi ajar. 13,63 siswa sangat setuju dan 63,63 siswa setuju terhadap suasana kelas. 4,55 siswa sangat setuju dan 77,27 siswa setuju terhadap penampilan guru. 18,18 siswa sangat setuju dan 54,55 siswa setuju dengan keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Sebagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI besar siswa 68,18 mengaku berminat untuk mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk kegiatan kerja kelompok, sebanyak 95,45 siswa mau mendengarkan orang lain, sebanyak 77,27 siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 81,82 siswa mengorganisasikan ide-idenya dalam kelompok, sebanyak 90,91 siswa mengorganisasikan kelompok, sebanyak 77,27 siswa tidak mengacaukan kegiatan dan sebanyak 90,91 siswa tidak melamun ketika mengikuti pembelajaran. Keuntungan yang diperoleh dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut para siswa adalah pembelajaran menjadi menarik, lebih memahami materi, dapat bertukar ide, pendapat dan saling bekerja sama. Sedangkan hambatan yang dihadapi para siswa adalah suasana kelas menjadi agak ramai, adanya perbedaan pendapat antar teman dan ada beberapa siswa yang tidak aktif. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I, indikator yang telah dicapai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut: Tabel 5.8 Indikator Tingkat Keberhasilan Motivasi Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase Target 1 Siswa serius dalam belajar 16 55 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Siswa mengerjakan tugas sesuai petunjuk guru 22 76 70 3 Siswa mau mencatat apa yang telah dipelajari 17 58 70 4 Siswa mau mendengarkan dan memperhatikan 20 69 70 5 Siswa mau mengemukakan ide dan pendapatnya 14 48 70 6 Siswa terlihat senang mengikuti proses pembelajaran 22 76 70 7 Siswa tidak mengantuk menguap dan meletakan kepala di atas meja 18 62 90 Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus I tampak bahwa persentase tertinggi terletak pada keterlibatan siswa menggerjakan tugas dan perasaan senang siswa mengikuti pembelajaran. Hal tersebut disebabkan karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab masing-masing dalam memahami materi bagiannya. Dengan memahami materi dan memiliki perasaan senang dalam belajar, maka akan mempermudah siswa untuk menjelaskan kembali materi yang menjadi bagiannya kepada anggota kelompok asal. Sedangkan persentase untuk indikator lainnya masih belum memenuhi target. Hal tersebut dikarenakan siswa belum begitu paham mengenai pembelajaran yang sedang dilakukan sehingga siswa masih tampak bingung dan siswa masih merasa malu untuk mengemukakan pendapatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk keberhasilan dalam mengukur hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.9 Daftar Nilai Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : XF Materi Pelajaran : Permintaan dan Penawaran No. Urut Nama Siswa L P Skor Dasar Skor Siklus I Skor Perkembangan Keterangan 1 Alexander Zambrud K L 50 - - - 2 Almeria Vista Dewi P 66 - - - 3 Andrian Hartanto Salim L 72 70 10 Kurang baik 4 Anugerah Yusuf L 50 - - - 5 Ayu Panca Febriyana P 77 - - - 6 Carolus Novianto P L 60 80 30 Sangat baik 7 Christia Larasati P 65 70 20 Cukup baik 8 Daniel Joan Andika L 69 70 20 Cukup baik 9 Elisabeth Kanthi Swasti P 66 70 20 Cukup baik 10 Fransiska Kumala Sari P 82 80 10 Kurang baik 11 Fabian Priyandaru L 64 - - - 12 Gabriel Kevin L 66 70 20 Cukup baik 13 Garvin Chandra L 75 90 30 Sangat baik 14 Isa Lintang Manik Kusuma L 66 70 20 Cukup baik 15 Kartika Hening Pratiwi P 62 90 30 Sangat baik 16 Kristiana Dwi Purnamasari P 83 80 10 Kurang baik 17 Mayra Gita Pratiwi P 70 80 20 Cukup baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Prajody Kenedy L 80 100 30 Sangat baik 19 Ridho Sianturi L 85 90 20 Cukup baik 20 Rizal Firmanda L 67 - - - 21 Risky Hendrianto Fauzi M L 35 - - - 22 Sendy Intania Hermastuti P 79 80 20 Cukup baik 23 Stephanus Irfan Setyawan L 73 90 30 Sangat baik 24 Tiffania Evananda S. P 85 70 5 Kurang baik 25 Titus Dwi Perdana L 81 80 10 Kurang baik 26 Yesema Osita Mori P 76 80 20 Cukup baik 27 Yohanes Wahyu Tri K L 73 75 20 Cukup baik 28 Yonathan Widiyanto L 69 70 20 Cukup baik 29 Yulinda Kingkin Naomi P 71 80 20 Cukup baik Tabel di atas menunjukkan perolehan skor siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Perkembangan nilai siswa dapat dilihat dari peningkatan skor dasar ke skor terkini. Skor dasar diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas XF. Target pencapaian keberhasilan hasil belajar siswa ditentukan sebesar 70 berdasarkan ketuntasan belajar. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75,86 dari keseluruhan siswa yang hadir sebanyak 22 siswa. 12 siswa mendapat skor perkembangan 20 poin, 5 siswa mendapat skor perkembangan 30 poin, 4 siswa mendapat skor perkembangan 10 poin dan 1 siswa mendapat skor perkembangan 5 poin. Maka peningkatan hasil belajar siswa telah mencapai target. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Siklus II Siklus kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 19 November 2010 pada jam ketiga dan keempat yaitu pukul 08.20-09.55 WIB. Jumlah waktu bersih yang digunakan adalah 2 x 40 menit. Siklus kedua ini dilakukan berdasarkan hasil analisis dan permasalahan serta diskusi dengan guru mitra terkait dengan pemecahan masalah dalam siklus pertama. Materi yang dipelajari pada siklus kedua ini adalah pasar barang. Guru mitra yang mengajar dalam penelitian ini adalah ibu Rina Dwi Astuti, S.Pd. Jumlah siswa XF yang hadir adalah 26 siswa dan siswa yang tidak hadir sebanyak 3 orang. Berikut ini diuraikan penerapan model kooperatif tipe jigsaw pada siklus kedua: a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berikut ini langkah-langkah perencanaan yang dilakukan pada siklus kedua: 1 Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, handout, Lembar Kerja Siswa LKS, dan Kuis. Berikut ini diuraikan masing-masing perangkat pembelajaran: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti dan guru mitra bersama-sama membuat RPP. RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP berisi standar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber dan media pembelajaran. Semua dibuat secara rinci dan sistematis. b. Materi Materi pada pertemuan siklus pertama adalah permintaan dan penawaran. Peneliti dan guru mitra bersama- sama membuat handout. Isi handout mencakup materi permintaan dan penawaran. Handout ini akan dibagikan kepada masing-masing siswa setelah pembagian kelompok dan digunakan pada saat pembelajaran. c. Lembar Kerja Siswa LKS Guru mitra dan peneliti bekerjasama membuat LKS yang meliputi pertanyaan yang harus didiskusikan oleh siswa di dalam kelompok ahli dan menjelaskan di dalam kelompok asal yang nantinya akan dipresentasikan di kelas. d. Kuis Soal kuis pada siklus pertama terdiri dari 10 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dan 3 pertanyaan dalam bentuk essay. Soal-soal kuis disusun berdasarkan saran dan persetujuan guru mitra. Kuis tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif dimana terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal peneliti dan guru mitra mengidentifikasi data awal tentang karakteristik siswa berdasarkan kemampuan akademiknya dari hasil ulangan yang sebelumnya pernah dilakukan guru. Masing- masing kelompok terdiri dari 4 orang yang terdiri dari siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok ini disebut kelompok asal. Kemudian masing-masing anggota kelompok menomori dirinya dengan nomor 1-4 dan mendapatkan lembar pertanyaan yang berbeda. Selanjutnya siswa yang memiliki nomor yang sama dan pertanyaan yang sama dengan kelompok asal lainnya, berkumpul menjadi satu kelompok. Siswa yang memiliki nomor 1, berkumpul dengan siswa lain yang bernomor 1 dari kelompok asal lainnya. Demikian seterusnya sampai dengan siswa yang memiliki nomor 4. Kelompok ini disebut kelompok ahli, yang terdiri dari kelompok ahli 1, kelompok ahli 2, kelompok ahli 3, dan kelompok ahli 4. 3 Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data dan penelitian ini meliputi: a. Lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Instrumen ini mencakup antara lain: keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, interaksi guru dengan siswa, keterlibatan guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam pembelajaran kelompok, keterampilan guru memotivasi siswa dalam belajar kelompok maupun mandiri. b. Instrumen pengamatan kelas. Cakupan isi lembar pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, kerjasama antar siswa, sumber belajar, kelengkapan kelas, dan kedisiplinan. c. Instrumen penilaian proses belajar kelompok. Cakupan instrumen ini yaitu penilaian terhadap konsentrasi siswa, keaktifan siswa, pembagian tugas, menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi serta menghargai saran dan pendapat teman. d. Instrumen terhadap guru catatan anekdotal. Lembar ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. e. Instrumen terhadap siswa catatan anekdotal. Lembar ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. f. Instrumen terhadap kondisi kelas catatan anekdotal. Lembar ini digunakan untuk mengetahui kondisi kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. b. Tindakan Pada tahap ini, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah-langkah pada tahap ini adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Penyampaian prosedur pelaksanaan Sebelum memulai pelajaran, guru terlebih dahulu menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran tipe jigsaw. Dibandingkan dengan siklus pertama, pada siklus kedua ini guru menyampaikan prosedur pembelajaran lebih singkat sehingga dapat mempersingkat waktu. Setelah itu guru membagi siswa ke dalam kelompok yang disebut kelompok asal. Kemudian masing- masing anggota kelompok mendapatkan lembar pertanyaan yang berbeda-beda. Selanjutnya siswa yang mendapat pertanyaan yang sama dengan kelompok asal lainnya bergabung dan membentuk kelompok yang disebut kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli siswa diminta untuk berdiskusi membahas pertanyaan yang diberikan. Selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompoknya hasil dari diskusi bersama kelompok ahlinya. Jika dibandingkan dengan siklus pertama, dalam siklus kedua siswa lebih cepat menangkap maksud penjelasan dari guru sehingga guru tidak perlu menjelaskan berulang-ulang apa yang diperintahkan. 2 Pembagian kelompok Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal pada siklus kedua ini sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap awal pembelajaran. Jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompok asal yang dibentuk adalah 7 kelompok dengan anggota 4-5 orang. Pada tahap ini, guru membacakan kembali nama-nama kelompok beserta anggota-anggotanya. Setelah siswa bergabung dengan kelompok asal kemudian guru mempersilahkan masing- masing siswa membentuk kelompok ahli. Pada siklus kedua, siswa lebih cepat untuk bergabung dengan kelompok asal maupun membentuk kelompok ahli dibandingkan dengan siklus pertama. Namun suasana menjadi kurang kondusif karena ada beberapa siswa yang tidak hadir pada siklus pertama dan pada pertemuan ini mengikuti siklus kedua bingung mencari kelompok asal dan kelompok ahlinya. Dalam hal ini guru segera membantu siswa yang belum menemukan kelompok asal dan kelompok ahlinya. 3 Diskusi Setelah pembagian kelompok selesai, kemudian guru membagikan handout sebagai bahan materi dan meminta siswa untuk mendiskusikan pertanyaan yang telah didapatkan oleh masing-masing kelompok ahli dan setiap siswa mendapatkan pertanyaan yang berbeda-beda. Selama berdiskusi suasana cukup terkendali, hanya ramai karena setiap siswa saling bertukar pendapat. Namun sesekali ada beberapa siswa yang berbicara di luar materi diskusi. Pada saat diskusi berlangsung, guru mendampingi, memotivasi, dan memantau siswa. Berbeda dengan siklus pertama, siklus kedua ini guru tidak berkeliling melihat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pekerjaan masing-masing kelompok. Namun apabila ada siswa yang mengalami kesulitan, guru akan membantu siswa memecahkan masalah tersebut. Setelah diskusi di dalam kelompok ahli selesai, siswa diminta untuk kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusinya bersama kelompok ahli kepada anggota kelompok asal. Dengan begitu, masing-masing siswa menerima dan memberikan informasi dari siswa lain. Jalannya diskusi pada siklus kedua ini lebih lama dibandingkan dengan siklus pertama, hal ini dikarenakan soal diskusi yang dirasa siswa lebih sulit dibandingkan dengan siklus pertama. Tetapi diskusi dapat berlangsung tertib, siswa dapat lebih fokus terhadap jalannya diskusi dan tidak banyak mengobrol di luar materi diskusi. 4 Pembahasan Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan siswa membahas masalah yang telah didiskusikan siswa dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Reaksi dari beberapa kelompok yang ditunjuk presentasi sangat beragam. Ada yang dengan antusias mempresentasikan hasil diskusinya, ada yang presentasi sambil diselingi dengan gurauan, dan ada juga yang kaku dalam mempresentasikan hasil diskusinya. Apabila dibandingkan dengan siklus pertama, presentasi pada siklus kedua ini sudah lebih baik namun dengan alokasi waktu yang kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menyebabkan siswa tidak mendapat kesempatan untuk menanggapi jawaban temannya dan hanya beberapa kelompok saja yang mempresentasikan hasil diskusinya. 5 Kuis Setelah presentasi selesai, untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi pembahasan berlangsung. Guru membagikan soal kuis, kemudian siswa diminta mengerjakan secara individu. Berbeda dengan siklus pertama, pada siklus kedua ini soal kuis ditambah dengan soal essay namun dikarenakan waktu yang terbatas sehingga tidak semua soal essay dikerjakan tetapi hanya satu nomor saja. Walaupun demikian, kuis pada siklus kedua dapat terlaksana dengan lancar. c. Observasi Hasil pengamatan observasi pada siklus pertama dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal guru membuka pelajaran sampai dengan menutup pelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.10 Aktivitas Guru Pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw  2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit  3 Guru membantu siswa dalam pembentukan kelompok jigsaw  4 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok jigsaw  5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok  6 Guru mendorong siswa untuk bekerja dengan siswa lainnya untuk meningkatkan hasil kerja kelompok  7 Guru mengobservasi kegiatan kelompok, memberikan motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok untuk bekerja dengan baik  8 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok  9 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa saja untuk memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan, dan tujuan pembelajaran yang sedang dilakukan  10 Guru tidak berinteraksi dengan satu siswa pun. Guru hanya bekerja di belakang mejanya, keluar kelas dan mengawasi siswa dari luar ruangan kelas  11 Guru berinteraksi dengan berdiri didepan kelas dengan memberikan penjelasan atau jawaban kepada siswa secara perorangan  12 Guru membiarkan siswa untuk berkeliling ke kelompok lainnya sehingga kelas menjadi kacau  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Guru dan siswa terlibat percakapan serius sehingga kelas menjadi gaduh dan menggangu siswa lain  14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaan masing-masing sehingga suasana menjadi kaku  Tabel di atas menunjukan aktivitas guru di kelas selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus pertama. Secara keseluruhan guru mampu melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan baik. Tampak dalam tabel bahwa guru sudah menjelaskan pembelajaran kooperatif, guru mengorganisasikan bahasan permintaan dan penawaran yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit, guru membantu siswa dalam pembentukan kelompok baik itu kelompok asal maupun kelompok ahli, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama di dalam kelompoknya sehingga siswa dapat saling bertukar pikiran dan pendapat di dalam diskusi, guru mendorong siswa untuk bekerja dengan siswa lainnya agar meningkatkan hasil kerja kelompok, guru mengobservasi kegiatan kelompok dan memberikan motivasi untuk merangsang pemikiran kelompok dan mendorong semua kelompok untuk bekerja dengan baik, guru juga mengamati jalannya diskusi sehingga terjadi interaksi dengan siswa untuk membantu siswa jika mengalami kesulitan. Berbeda dengan siklus pertama, pada siklus kedua ini siswa sudah memahami prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jigsaw sehingga guru tidak perlu menjelaskan kembali prosedurnya di dalam kelompok. 2 Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilaksanakan oleh peneliti sejak awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.11 Aktivitas Siswa Pada Siklus II Keterangan Ya Tidak 1. Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi  2. Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif  3. Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas  4. Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan  5. Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok  Tabel di atas menunjukan aktivitas siswa di dalam kelompok. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap beberapa siswa di dalam kelompok dapat diketahui bahwa ketika di dalam kelompok seluruh perhatian siswa diarahkan pada materi diskusi, siswa juga mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, siswa tidak mengambil giliran serta berbagi tugas dalam mengerjakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tugas karena hampir semua siswa mengerjakan soal yang sama. Dalam mengerjakan tugas, siswa mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Pada saat diskusi berlangsung, siswa saling menuangkan gagasan dan pendapat untuk menjawab pertanyaan, siswa lain yang mendengarkan dapat menghargai saran dan pendapat teman satu kelompoknya. 3 Pengamatan terhadap kelas Pengamatan terhadap kelas dilaksanakan oleh peneliti sejak awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.12 Instrumen Pengamatan Kelas Siklus II No Aspek yang Diamati Skor Pengamatan Nilai Kategori A Hubungankerja sama antar siswa : 1. Pembauran 4 Sangat baik 2. Kepuasan 3 Baik 3. Demokrasi 3 Baik 4. Kepekaan 3 Baik 5. Kepedulian 3 Baik 6. Kekompakan 4 Sangat baik 7. Persaingan 3 Baik 8. Motivasi tinggi 3 Baik B Lingkungan kelas : 1.Perangkat pembelajaran 3 Baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersedia lengkap 2.Terorganisir dengan baik dan efisien 3 Baik 3.Aktif dan produktif 3 Baik C Tata Tertib : 1. Ada sanksiteguran 3 Baik 3. Pembelajaran berjalan tertib 2 Cukup Skor Rata-rata 3,08 Nilai Kategori Baik Keterangan : Skor Nilai Mutu 4 Sangat Baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang Jelek Tabel di atas menunjukkan bahwa suasana di kelas XF sudah mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian skor rata-rata 3,08 yang dikategorikan baik. Berdasarkan pengamatan peneliti pada aspek pembauran mendapat skor 4 karena pada setiap minggu siswa selalu berganti tempat duduk. Aspek kepuasan mendapat skor 3 karena dari hasil pengisian refleksi rata-rata siswa menikmati kerja tim mereka. Aspek demokrasi mendapat skor 3 karena tidak semua siswa memberikan kontribusi dalam kegiatan diskusi. Aspek kepekaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diberi skor 3 karena siswa memiliki kepedulian untuk membantu temannya yang merasa kesulitan dalam memahami materi. Aspek kekompakan mendapat skor 4 karena hubungan antar siswa baik dan tidak adanya pengelompokan antar siswa. Aspek persaingan diberi skor 3 karena siswa dapat bersaing secara sehat. Aspek motivasi mendapat skor 3 karena rata-rata memiliki motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Aspek lingkungan kelas masing- masing diberi skor 3 karena perangkat pembelajaran sudah tersedia di kelas seperti papan tulis, spidol, penghapus, kursi, meja dan lain sebagainya. Kelas terorganisir dengan baik dan suasana kelas cukup aktif dan produktif. Aspek tata tertib yang terdiri dari aspek sanksiteguran diberi skor 3 karena ada sanksiteguran dari guru jika siswa mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan aspek pembelajaran diberi skor 2 karena pembelajaran belum sepenuhnya berjalan tertib. Berbeda dengan siklus I, pencapaian skor pada siklus II lebih rendah karena adanya penurunan skor pada aspek demokrasi karena kurangnya kontribusi siswa dalam kegiatan diskusi. d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Sebagai salah satu bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan analisis terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI motivasi belajar pada siklus I berdasarkan data kuesioner. Deskripsi motivasi belajar disajikan berdasarkan PAP II: Tabel 5.13 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II Skala Motivasi Belajar Siswa Frekuensi Frekuensi Relatif Kriteria 69 – 80 7 24 Sangat tinggi 60 – 68 12 41 Tinggi 54 – 59 6 21 Cukup 48 – 53 1 3 Kurang 0 – 47 Sangat kurang Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada pra penelitian. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi adalah 24, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi adalah 41, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria cukup adalah 21, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria kurang adalah 3, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat kurang adalah 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw termasuk dalam kriteria tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Refleksi dilakukan di akhir kegiatan belajar mengajar dan sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Hasil refleksi siklus pertama dapat dilihat sebagai berikut: 1 Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tabel 5.14 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II No Uraian Komentar 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran a. Materi ajar b. Lembar Kerja Siswa LKS c. Soal KuisTes bab d. Contoh RPP e. Kunci Soal f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan a. Baik b. Baik c. Baik d. Baik e. Baik f. Baik g. Cukup Kondusif h. Mandiri, Kelompok i. Mendengarkan, mengajukan pertanyaan, mengorganisasikan ide- idenya. 2 Selama kerja kelompok siswa: a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorgnisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun a. Ya b. Ya c. Ya d. Ya e. Tidak f. Tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw  Siswa aktif  Lebih mudah memahami materi 4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan  Suasana KBM menjadi ramai  Persiapan membutuhkan waktu cukup lama 5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan Ya Tabel di atas menunjukkan kesan guru mitra terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kesan guru mitra terhadap pembelajaran ini sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari komponen pembelajaran yang sebagian besar termasuk ke dalam kategori baik. Siswa juga mendukung kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terlihat dari cara siswa yang ikut aktif dan berpartisipasi dalam kerja kelompok tidak mengacaukan kegiatan dan melamun. Selain itu siswa juga mendapat keuntungan untuk lebih aktif dan mudah memahami materi yang dipelajari dan berminat mengikuti kembali kegiatan pembelajaran seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Sama seperti siklus I, suasana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajar yang terkadang menjadi ramai dan kurangnya waktu dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menjadi hambatan yang dihadapi pada kegiatan siklus II . 2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tabel 5.15 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II No Aspek yang diamati Skala penilaian SS S TS STS 1. Bagaimana pendapat Anda mengenai komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini: a. Topikmateri yang dipelajari b. LKS c. Materi Ajar d. Suasana Kelas e. Penampilan Guru f. Ketrampilan kooperatif yang dilatihkan 7,69 15,38 11,54 7,69 11,54 92,31 80,77 88,46 65,38 92,31 80,77 3,85 26,9 2 7,69 Berminat Tidak berminat 2. Apakah Anda berminat untuk mengikuti KMB berikutnya seperti yang telah Anda ikuti? 80,77 19,23 Ya Tidak 3. Selama kerja kelompok saya: a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c.Mengorganisasikan ide-ide saya d.Mengorganisasikan kelompok e. Melamun f. Mengacaukan kegiatan 100 84,62 84,62 84,62 7,69 3,85 15,38 15,38 15,38 92,31 96,15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Komentar 4. Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.  Pembelajaran menarik  Menjadi tertarik dengan pelajaran ekonomi  Dapat bekerja sama  Dapat bertukar pendapat untuk menyelesaikan masalah Komentar 5. Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw seperti yang telah dilakukan.  Suasana kelas ramai  Ada teman yang tidak aktif  Ada perbedaan pendapat  Waktu kurang Tabel di atasi menunjukkan kesan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II. Kesan siswa terhadap komponen kegiatan belajar mengajar cukup positif. Tampak pada tabel bahwa sebesar 7,69 siswa sangat setuju dan 92,31 siswa setuju terhadap materi ekonomi yang dipelajari. Selanjutnya sebanyak 15,38 siswa sangat setuju dan 80,77 siswa setuju terhadap Lembar Kerja Siswa LKS. 11,54 siswa sangat setuju dan 88,46 siswa setuju terhadap materi ajar. 7,69 siswa sangat setuju dan 65,38 siswa setuju terhadap suasana kelas. 92,31 siswa setuju terhadap penampilan guru. 11,54 siswa sangat setuju dan 80,77 siswa setuju dengan keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Sebagian besar siswa 80,77 mengaku berminat untuk mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kerja kelompok, sebanyak 100 siswa mau mendengarkan orang lain, sebanyak 84,62 siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 84,62 siswa mengorganisasikan ide-idenya dalam kelompok, sebanyak 84,62 siswa mengorganisasikan kelompok, sebanyak 92,31 siswa tidak mengacaukan kegiatan dan sebanyak 96,15 siswa tidak melamun ketika mengikuti pembelajaran. Keuntungan yang diperoleh dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut para siswa adalah pembelajaran menjadi menarik dan tertarik dengan pelajaran ekonomi, dapat bertukar ide, pendapat dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan hambatan yang dihadapi para siswa adalah suasana kelas menjadi agak ramai, adanya perbedaan pendapat antar teman, ada beberapa siswa yang tidak aktif dan waktu yang terbatas. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus II, indikator yang telah dicapai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut: Tabel 5.16 Indikator Tingkat Keberhasilan Motivasi Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Siklus II No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase Target 1 Siswa serius dalam belajar 20 70 70 2 Siswa mengerjakan tugas sesuai petunjuk guru 26 89 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Siswa mau mencatat apa yang telah dipelajari 19 66 70 4 Siswa mau mendengarkan dan memperhatikan 21 72 70 5 Siswa mau mengemukakan ide dan pendapatnya 16 55 70 6 Siswa terlihat senang mengikuti proses pembelajaran 23 79 70 7 Siswa tidak mengantuk menguap dan meletakan kepala di atas meja 24 83 90 Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi siswa selama proses pembelajaran. Pada siklus II tampak bahwa persentase tertinggi terletak pada hampir semua indikator dan mencapai target yang ditentukan. Hal tersebut disebabkan karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab masing-masing dalam memahami materi bagiannya. Dengan memahami materi, maka akan mempermudah siswa untuk menjelaskan kembali materi yang menjadi bagiannya kepada anggota kelompok asal. Sedangkan persentase terendah terletak pada indikator mencatat materi yang dipelajari dan mengemukakan pendapat. Hal tersebut dikarenakan siswa sebelumnya sudah mendapatkan handout sehingga beberapa siswa malas mencatat hal-hal penting lainnya yang berhubungan dengan materi dari penjelasan guru dan dalam hal mengemukakan pendapat kemungkinan siswa masih malu atau sudah setuju dengan jawaban temannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk keberhasilan dalam mengukur hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 5.17 Daftar Nilai Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : XF Materi Pelajaran : Pasar Barang No. Urut Nama Siswa L P Skor Dasar Skor Siklus II Skor Perkembangan Keterangan 1 Alexander Zambrud K L 50 - - - 2 Almeria Vista Dewi P 66 70 20 Cukup baik 3 Andrian Hartanto Salim L 72 85 30 Sangat baik 4 Anugerah Yusuf L 50 - - - 5 Ayu Panca Febriyana P 77 80 20 Cukup baik 6 Carolus Novianto P L 60 100 30 Sangat baik 7 Christia Larasati P 65 70 20 Cukup baik 8 Daniel Joan Andika L 69 75 20 Cukup baik 9 Elisabeth Kanthi Swasti P 66 80 30 Sangat baik 10 Fransiska Kumala Sari P 82 80 10 Kurang baik 11 Fabian Priyandaru L 64 65 20 Cukup baik 12 Gabriel Kevin L 66 75 20 Cukup baik 13 Garvin Chandra L 75 90 30 Sangat baik 14 Isa Lintang Manik Kusuma L 66 75 20 Cukup baik 15 Kartika Hening Pratiwi P 62 80 30 Sangat baik 16 Kristiana Dwi Purnamasari P 83 85 20 Cukup baik 17 Mayra Gita Pratiwi P 70 85 20 Cukup baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Prajody Kenedy L 80 100 30 Sangat baik 19 Ridho Sianturi L 85 95 20 Cukup baik 20 Rizal Firmanda L 67 75 20 Cukup baik 21 Risky Hendrianto Fauzi M L 35 - - - 22 Sendy Intania Hermastuti P 79 95 30 Sangat baik 23 Stephanus Irfan Setyawan L 73 100 30 Sangat baik 24 Tiffania Evananda S. P 85 70 5 Kurang baik 25 Titus Dwi Perdana L 81 85 20 Cukup baik 26 Yesema Osita Mori P 76 80 20 Cukup baik 27 Yohanes Wahyu Tri K L 73 75 20 Cukup baik 28 Yonathan Widiyanto L 69 80 30 Sangat baik 29 Yulinda Kingkin Naomi P 71 80 20 Cukup baik Tabel di atas menunjukkan perolehan skor siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Perkembangan nilai siswa dapat dilihat dari peningkatan skor dasar ke skor terkini. Skor dasar pada siklus II sama dengan siklus I yaitu hasil dari rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas XF pada mata pelajaran ekonomi. Target keberhasilan hasil belajar siswa pada siklus II sama seperti pada siklus I yaitu sebesar 70. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 89,65 dari keseluruhan siswa yang hadir sebanyak 26 siswa. 15 siswa mendapat skor perkembangan 20 poin, 9 siswa mendapat skor perkembangan 30 poin, 1 siswa mendapat skor perkembangan 10 poin dan 1 siswa mendapat skor perkembangan 5 poin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Analisis Komparatif Tingkat Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. 1. Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Sebagai salah satu bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini disajikan secara ringkas hasil analisis data kuesioner pada pra penelitian, siklus I, dan siklus II yang dideskripsikan berdasarkan PAP II: Tabel 5.18 Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa Skala Motivasi Belajar Siswa Kriteria Motivasi Pra Penelitian Siklus I Siklus II 69 – 80 Sangat tinggi 3 14 24 60 – 68 Tinggi 28 34 41 54 – 59 Cukup 28 28 21 48 – 53 Kurang 34 3 0 – 47 Sangat kurang Tabel di atas menunjukkan analisis motivasi belajar siswa pada masa pra penelitian, siklus I, dan siklus II. Dari data tersebut tampak bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Pada masa pra penelitian atau sebelum penerapan model pembelajaran jigsaw persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi adalah 3, setelah menggunakan model pembelajaran jigsaw persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi pada siklus I meningkat menjadi 14 dan pada siklus II meningkat menjadi 24. Persentase siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi pada pra penelitian adalah 28, setelah menggunakan metode pembelajaran jigsaw persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi pada siklus I meningkat menjadi 34 dan pada siklus II meningkat menjadi 41. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria cukup adalah 28, setelah menggunakan metode pembelajaran jigsaw persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria cukup pada siklus I tidak mengalami perubahan yaitu tetap sebesar 28 dan pada siklus II mengalami penurunan menjadi 21. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria kurang adalah 34, setelah menggunakan metode pembelajaran jigsaw persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria kurang pada siklus I menurun menjadi 0 dan pada siklus II meningkat menjadi 3. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat kurang adalah 0, baik setelah atau sebelum menggunakan metode pembelajaran jigsaw. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran ekonomi memberi dampak meningkatnya motivasi belajar siswa kelas XF SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan kriteria sangat tinggi sebesar 24 dan dengan kriteria tinggi sebesar 41. Adapun indikator tingkat keberhasilan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap motivasi belajar siswa disajikan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.19 Indikator Tingkat Keberhasilan Motivasi dalam Proses Pembelajaran Komponen Situasi Awal Target Indikator Keberhasilan Deskriptor Siklus I Siklus II Siswa serius dalam belajar 24 70 55 70 Jumlah siswa yang belajar dengan serius Siswa mengerjakan tugas sesuai petunjuk guru 41 70 76 89 Jumlah siswa yang mengerjakan tugas Siswa mau mencatat apa yang telah dipelajari 17 70 58 66 Jumlah siswa yang mencatat materi pelajaran Siswa mau mendengarkan dan memperhatikan 41 70 69 72 Jumlah siswa yang mendengarkan dan memperhatikan Siswa mau mengemukakan ide dan pendapatnya 21 70 48 55 Jumlah siswa yang mengemukakan ide dan pendapat Siswa terlihat senang mengikuti proses pembelajaran 34 70 76 79 Jumlah siswa yang senang mengikuti pembelajaran Siswa tidak mengantuk menguap dan meletakan kepala di atas meja 66 90 62 83 Jumlah siswa yang tidak mengantuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel di atas menunjukkan tingkat keberhasilan motivasi belajar siswa pada masing-masing siklus. Berdasarkan data tersebut, tampak bahwa pada indikator keseriusan belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 55 dan siklus II sebesar 70. Hal ini disebabkan siswa semakin tertarik untuk belajar sehingga siswa lebih serius untuk mengikuti pembelajaran. Peningkatan indikator keterlibatan siswa mengerjakan tugas pada siklus I sebesar 76 dan siklus II sebesar 89. Hal ini disebabkan rasa tanggung jawab siswa untuk memahami materi yang didapatnya. Pencapaian indikator siswa mencatat materi yang telah didapat pada siklus I sebesar 58 dan siklus II sebesar 66. Hal ini disebabkan siswa sudah mendapatkan handout sehingga siswa malas mencatat. Pencapaian indikator siswa mau mendengarkan dan memperhatikan pada siklus I sebesar 69 dan siklus II sebesar 72. Kemauan siswa mengemukakan ide dan pendapatnya pada siklus I sebesar 48 dan siklus II sebesar 55. Hal ini dikarenakan siswa malu untuk berpendapat atau siswa sudah setuju dengan pendapat teman lainnya. Siswa senang mengikuti pembelajaran pada siklus I sebesar 76 dan siklus II sebesar 79. Hal ini disebabkan siswa merasa tertarik dengan proses pembelajaran yang mereka lakukan. Siswa tidak mengantuk pada siklus I sebesar 62 dan siklus II 83. Dengan demikian, proses pembelajaran menggunakan tipe jigsaw terhadap motivasi belajar siswa dikategorikan berhasil karena telah mencapai target yang ditentukan. Meskipun pada siklus I belum semua mencapai target namun pada tindakan siklus II sebagian telah mencapai target. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Dari hasil penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat terlihat dari naiknya nilai evaluasi siswa setelah menggunakan model pembelajaran jigsaw. Berikut ini disajikan tabel hasil belajar siswa berdasarkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw: Tabel 5.20 Daftar Nilai Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : XF No. Urut Nama Siswa L P Skor Dasar Skor Siklus I Skor Siklus II Rata-rata Skor Perkembangan Keterangan 1 Alexander Zambrud K L 50 - - - - 2 Almeria Vista Dewi P 66 - 70 10 Kurang baik 3 Andrian Hartanto Salim L 72 70 85 20 Cukup baik 4 Anugerah Yusuf L 50 - - - - 5 Ayu Panca Febriyana P 77 - 80 10 Kurang baik 6 Carolus Novianto P L 60 80 100 30 Sangat baik 7 Christia Larasati P 65 70 70 20 Cukup baik 8 Daniel Joan Andika L 69 70 75 20 Cukup baik 9 Elisabeth Kanthi Swasti P 66 70 80 25 Baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Fransiska Kumala Sari P 82 80 80 10 Kurang baik 11 Fabian Priyandaru L 64 - 65 10 Kurang baik 12 Gabriel Kevin L 66 70 75 20 Cukup baik 13 Garvin Chandra L 75 90 90 30 Sangat baik 14 Isa Lintang Manik Kusuma L 66 70 75 20 Cukup baik 15 Kartika Hening Pratiwi P 62 90 80 30 Sangat baik 16 Kristiana Dwi Purnamasari P 83 80 85 15 Cukup baik 17 Mayra Gita Pratiwi P 70 80 85 25 Baik 18 Prajody Kenedy L 80 100 100 30 Sangat baik 19 Ridho Sianturi L 85 90 95 20 Cukup baik 20 Rizal Firmanda L 67 - 75 10 Kurang baik 21 Risky Hendrianto Fauzi M L 35 - - - - 22 Sendy Intania Hermastuti P 79 80 95 25 Baik 23 Stephanus Irfan Setyawan L 73 90 100 30 Sangat baik 24 Tiffania Evananda S. P 85 70 70 5 Kurang baik 25 Titus Dwi Perdana L 81 80 85 15 Cukup baik 26 Yesema Osita Mori P 76 80 80 20 Cukup baik 27 Yohanes Wahyu Tri K L 73 75 75 20 Cukup baik 28 Yonathan Widiyanto L 69 70 80 25 Baik 29 Yulinda Kingkin Naomi P 71 80 80 20 Cukup baik Rata-rata skor = Skor perkembangan siklus I + skor perkembangan siklus II : 2 Tabel di atas menunjukan tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sesuai dengan pelaksanaan tindakan. Target keberhasilan hasil belajar siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berdasarkan ketuntasan belajar yaitu sebesar 70. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai di atas batas minimum sebanyak 22 siswa atau 75.86 dari keseluruhan siswa. Kemudian pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas batas minimum sebanyak 25 siswa atau 89,65. Pada siklus II dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran jigsaw. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124

BAB VI KESIMPULAN

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta.

0 3 400

Desain model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI.

0 2 83

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa SMA N 1 Kalibawang kelas XA.

0 0 238

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP N 1 Kalasan kelas VII E pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 208

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP N 1 Kalasan kelas VII E pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 208

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN EKONOMI SMA WISUDA

0 0 11

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 231

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP N 1 Kalasan kelas VII E pada mata pelajaran ekonomi - USD Repository

0 0 206

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 271