JENJANG PENDIDIKAN KERANGKA BERFIKIR

Sedangkan tingkat pendidikan adalah jenjang sekolah yang telah diselesaikan oleh seseorang yang dibuktikan dengan adanya ijazah sebagai tanda tamat belajar di suatu jenjang pendidikan tertentu. Dalam penelitian ini yang dimaksud tingkat pendidikan adalah pendidikan guru yang telah diselesaikan dalam pendidikan tinggi yaitu D2, D3, D4 atau S1. Struktur pendidikan tinggi di Indonesia terdiri dari 2 jalur pendidikan, yaitu pendidikan akademik jenjang sarjana dan pendidikan profesional jenjang diploma. Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangannya dan lebih mengutamakan peningkatan mutu serta memperluas wawasan ilmu pengetahuan. Pendidikan akademik menghasilkan lulusan yang memperoleh gelar akademik melalui program sarjana S1 atau pasca sarjana S2 dan S3 dengan jangka waktu minimal 8 semester. Pendidikan profesional adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu serta mengutamakan peningkatan kemampuanketrampilan kerja atau menekankan pada aplikasi ilmu dan teknologi. Pendidikan jalur profesional menghasilkan lulusan yang memperoleh sebutan profesional yang diselenggarakan melalui program diploma D1, D2, D3 atau spesialis Sp1, Sp2 dengan jangka waktu 2 semester untuk D1 dan 6 semester untuk D3.

F. JENJANG PENDIDIKAN

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 14, disebutkan bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Di akhir masa pendidikan dasar selama 6 tahun pertama SDMI, para siswa harus mengikuti dan lulus dari ujian nasional untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya SMPMTs dengan lama pendidikan 3 tahun. Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

G. KERANGKA BERFIKIR

1. Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau dari Pengalaman Mengajar. Semakin tua umur seseorang tentu pengalaman yang dia dapat dalam hidup juga semakin banyak. Hal ini pun sama dengan yang terjadi pada sosok guru. Guru yang lebih dulu mengajar akan mempunyai pengalaman yang lebih banyak. Pengalaman guru dalam mengajar menentukan sikap guru terhadap kurikulum yang sedang berlaku dalam pendidikan di Indonesia karena guru lah yang menjalankan kurikulum yang sedang berlaku. Kebiasaan yang terjadi dalam pendidikan kita adalah guru yang sudah lama mengajar di kelas akan kesulitan bahkan enggan untuk merubah gaya mengajarnya yang sudah menjadi kebiasaan sesuai dengan tuntutan kurikulum baru yang berlaku. Sehingga dalam hal ini tidak jarang akan bertentangan dengan prinsip kurikulum yang sedang berlaku pada saat itu. Sementara di sisi lain, guru-guru yang baru masuk mengajar di kelas akan jauh lebih kreatif dan lebih leluasa untuk memilih bahan ajar yang sesuai dengan peserta didik. Hal ini tentu saja jarang bisa ditemui pada guru-guru yang telah lama mengajar. Guru baru dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dengan menyediakan aneka ragam kegiatan belajar mengajar dan sumber belajar dibandingkan dengan guru-guru lama. Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha 1 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari pengalaman mengajar. 2. Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Guru. Menjadi seorang guru tentunya telah melewati proses atau pendidikan tinggi ilmu keguruan. Tentunya ia telah dibekali dengan ilmu yang cukup untuk mampu mengajar di kelas dengan baik, baik materi maupun segala hal tentang keguruan. Tingkat pendidikan baik D2, D3 maupun S1 akan berbeda dalam pandangan mengenai kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam pengajaran yang mereka lakukan di kelas. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi tentu dibekali dengan ilmu dan pengetahuan yang jauh lebih banyak dibandingkan guru-guru yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Tingkat pendidikan D2D3 dengan studi yang relatif lebih singkat daripada S1, tentu tidak sempat mengalami perubahan kurikulum karena mereka lulus lebih dulu sementara perubahan kurikulum bisa saja belum terjadi sehingga pengalaman dan ilmu yang mereka dapat tentang kurikulum yang baru belum sepenuhnya mereka pahami. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha 2 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru. 3. Persepsi Guru Terhadap KTSP Ditinjau dari Jenjang Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini dijalankan mulai dari jenjang pendidikan SD, SMP sampai dengan SMA sehingga penerimaan dan pemahaman guru dalam setiap jenjang pendidikan tersebut tentu saja akan jauh berbeda. Guru dalam jenjang pendidikan yang sama pun akan mempunyai pemahaman dan penerimaan yang berbeda pula apalagi bagi guru yang berada pada jenjang pendidikan yang berbeda. Penerimaan guru SD misalnya, tentu akan sangat berbeda dengan guru-guru SMPSMA karena mereka menghadapi lingkungan sekolah dan kondisi anak didik yang jauh berbeda. Guru SD akan merasa jauh lebih direpotkan dengan kurikulum ini karena berarti tugas mereka semakin banyak karena misalnya harus mengembangkan silabus sesuai kemampuan masing- masing guru untuk semua mata pelajaran tanpa ada pedoman dari pemerintah. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha 3 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari jenjang pendidikan sekolah. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya sekedar mengungkapkan fakta. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap seseorang atau suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu selama kurun waktu tertentu Arikunto,2006:143 sehingga kesimpulan dalam penelitian ini hanya berlaku bagi sekolah yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari pengalaman guru mengajar dan jenjang pendidikan guru : survei pada guru-guru di SMA yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013 di Kabupaten Bantul.

2 15 199

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan, status kepegawaian, dan lama menjalani profesi guru : studi kasus pada guru-guru di Yayasan Kanisius Yogyakarta.

0 19 203

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan, status kepegawaian, dan lama menjalani profesi guru : studi kasus pada guru-guru SD, SMP, dan SMA di Yayasan BOPKRI Yogyakarta.

5 25 210

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru.

0 4 181

Perbedaan persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari pengalaman guru mengajar dan jenjang pendidikan guru

0 7 197

Persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja, jenjang pendidikan, status guru dan golongan jabatan guru - USD Repository

0 0 179

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 208

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 201

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENJANG PENDIDIKAN

0 1 159