dinyatakan dengan nilai koefisien variasi CV yang 2 untuk kadar analit 98-102 .
3. Sensitivitas
Sensitivitas suatu metode analisis merupakan kemampuan metode analisis untuk memisahkan perbedaan kecil konsentrasi analit. Faktor yang
mempengaruhi sensitivitas adalah kemiringan slope kurva baku dan presisi. Jika ada 2 metode analisis memiliki presisi yang sama namun salah satunya
memiliki kemiringan kurva baku yang lebih curam maka metode yang disebut terakhir lebih sensitif, dan sebaliknya Skoog et al., 1998.
4. Linearitas
Linearitas suatu metode analisis merupakan kemampuan pada rentang tertentu untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung
proporsional dengan konsentrasi jumlah analit di dalam sampel sehingga memberikan nilai koefisien korelasi yang lebih besar daripada nilai koefisien
korelasi pada tabel statistik Mulja Suharman, 1995.
5. Range
Range suatu metode analisis adalah interval antara konsentrasi
terendah sampai konsentrasi tertinggi analit yang dapat diukur secara kuantitatif menggunakan metode analisis tertentu dan menghasilkan akurasi,
presisi, linearitas yang memadai Anonim, 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Spesifisitas
Spesifisitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengukur dengan baik komponen lain dalam analit yang mungkin ada seperti pengotor,
produk degradasi, dan komponen matriks Anonim, 2005. Spesifisitas merupakan karakterisitik terpenting dari suatu metode sebagai salah satu
parameter validasi yang utama Mulja Hanwar, 2003
7. Detection Limit
Detection limit adalah kadar terkecil analit yang masih dapat
memberikan tanggap detektor yang tingginya 2-3 kali simpangan maksimum dari noise derau garis dasar Mulja Hanwar, 2003. Pada kasus prosedur
analisis instrumental yang menghasilkan background noise. Menurut ICH International Conference on Harmonization, rasio signal-to-noise yang
dapat diterima adalah 2:1 atau 3:1 Anonim, 2005.
8. Quantitation Limit
Quantitation limit adalah kadar terkecil analit dalam sampel yang
dapat ditetapkan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi percobaan yang dinyatakan. Menurut ICH, rasio signal-to-noise yang dapat
diterima adalah 10:1 Anonim, 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Kesalahan Dalam Metode Analisis
Kesalahan dalam metode analisis sangat sukar untuk dihilangkan namun sumber kesalahan tetap harus dibuat seminimal mungkin. Kesalahan dalam
analisis kimia dapat dikategorikan menjadi 2 kelas utama, yaitu:
1. Kesalahan Sistematik determinate errors
Kesalahan sistematik adalah hasil analisis yang menyimpang secara tetap dari nilai kadar yang sebenarnya karena proses pelaksanaan prosedur
analisis, sehingga kesalahan ini disebut juga kesalahan prosedur Mulja Suharman, 1995. Kesalahan sistematik dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain: a. Kesalahan personil dan operasi
Kesalahan ini disebabkan oleh cara pelaksanaan analisis, bukan karena metode. Kesalahan operasi umumnya bersifat fisis bukan khemis,
misalnya kesalahan pengamatan visual pada titik akhir titrasi, kekeliruan cara pencucian endapan, dan sebagainya. Jadi kesalahan ini bersifat
individual dan sangat dipengaruhi oleh keterampilan analis dalam melakukan pekerjaan analisis.
b. Kesalahan alat dan pereaksi Kesalahan ini disebabkan oleh pereaksi yang kurang murni, alat
yang kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepat walaupun alatnya sendiri baik, contohnya pengambilan volume tepat dengan pipet
ukur atau gelas ukur, penggunaan buret 50 mL buret makro untuk analisis mikro, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Kesalahan metode Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan pengambilan
sampel, kesalahan akibat reaksi kimia yang tidak sempurna, atau ikut mengendapnya zat-zat yang tidak diinginkan Day Underwood, 1986.
Kesalahan sistematik dapat dihindari atau diperkecil dengan: 1. Mengkalibrasi instrumen dan melakukan koreksi secara berkala biasanya
tiap 3 bulan atau disesuaikan dengan frekuensi pemakaian alat. 2. Memilih metode dan prosedur standar dari badan resmi.
3. Memakai bahan kimia dengan derajat untuk analisis. 4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan analis.
5. Melakukan penetapan blangko atau kontrol dengan zat baku. 6. Melakukan penetapan paralel in duplo atau in triplo.
2. Kesalahan Tidak Sistematik indeterminate errors