1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, karena pendidikan merupakan dasar bagi pelaksanaan pembangunan.
Pelaksanaan pembangunan harus didukung oleh manusia – manusia yang cerdas, terampil, berbudi pekerti, nasionalis serta taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Pendidikan juga merupakan salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang layak.
Melalui pendidikan, setiap warga masyarakat mendapat kesempatan untuk memperoleh kemampuan dan keahlian sehingga potensi yang ada dalam
diri setiap manusia dapat berkembang secara optimal. Pendidikan dianggap sangat penting sebagai bekal hidup untuk mencapai kehidupan yang lebih
layak. Orang tua pasti menginginkan anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik karena melalui pendidikan dalam keluarga saja tidak cu
kup untuk masa depan anaknya. Setiap orang tua tentunya mempunyai harapan yang tinggi akan pendidikan anaknya karena itu banyak orang tua
tidak ragu – ragu memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan anaknya.
Dewasa ini, pendidikan formal yang tinggi menjadi kebutuhan masyarakat. Masyarakat meyakini bahwa seseorang yang berpendidikan tentu
dengan mudah akan mendapatkan pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang sesuai dengan pekerjaannya itu yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kehidupan sosial ekonomi dalam keluarga. Tingkat pendidikan yang berhasil dicapai oleh seseorang akan berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat.
Pada umumnya masyarakat akan lebih menghormati dan meneladani seseorang yang pendidikannya tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak
berpendidikan. Oleh karena itu pendidikan tinggi harus betul – betul diarahkan untuk menghasilkan manusia berkualitas, mampu bersaing, memiliki budi
pekerti yang luhur dan moral yang baik. Pendidikan tinggi dapat ditem puh dengan menempuh pendidikan di
perguruan tinggi. Di Indonesia terdapat 5 bentuk perguruan tinggi, yaitu akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Akan tetapi untuk
memperoleh pendidikan tersebut diperlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi ini kadang menjadi kendala bagi
mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak dari mereka terpaksa tidak dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena
keterbatasan biaya. Hal inilah yang sering mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi setelah tamat SMU. Namun pada
kenyataan dapat dilihat bahwa tidak sedikit siswa yang berasal dari keluarga cukup mampu tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi dikarenakan
kurangnya minat dari siswa itu sendiri. Agar siswa tidak kehilangan minatnya untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi, diperlukan dorongan dari orang tua untuk dapat mengembangkan minat yang ada pada diri anaknya, selain dorongan dari
orang tua, teman – teman sekitar dimana siswa biasa bergaul juga dianggap berpengaruh terhadap minat.
Prestasi yang dicapai siswa selama sekolah juga dianggap ikut mempengaruhi minat siswa . Siswa yang berprestasi bagus tentu mempunyai
keyakinan bahwa dia mampu untuk menempuh perguruan tinggi sedangkan siswa yang kurang berprestasi akan lebih rendah diri dan merasa tidak yakin
akan kemampuannya. Namun pada akhirnya, saat siswa hendak mengambil keputusan terhadap pendidikan yang lebih lanjut mereka harus
mempertimbangkan beberapa faktor. Ada 2 faktor yang harus dipertimbangkan; Winkel, 1984 : 31 yaitu:1. Kemampuan intelektual, bakat
khusus, arah minat, cita – cita hidup dan kemampuan finansial. 2. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam menentukan pendidikan lanjutan banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh siswa.
Dari sekian banyak faktor tersebut dapat dipilih beberapa faktor yang diduga dominan berpengaruh terhadap pembentukan minat siswa untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Faktor tersebut adalah status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dukungan teman dan dorongan orang tua.
Berdasarkan uraian di atas, pene litian ini berjudul “ Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Dorongan Orang Tua, dan Prestasi Belajar
Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi . Studi Kasus : Siswa kelas XII SMU Negeri 2 Sragen.
B. Batasan Masalah