tubuh. Pada hemodialis, darah dikeluarkan dari tubuh, melalui sebuah kateter, masuk kedalam sebuah alat besar. Didalam mesin tersebut terdapat
ruang yang dipisahkan oleh sebuah membran semipermiabel. Darah dimasukkan ke salah satu ruang. Sedangkan ruang yang lain di isi oleh
cairan dialilsis dan diantara ke duanya akan terjadi difusi. Tujuan : Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, mengeluarkan sisa akhir produk
metabolisme dalam tubuh, menormalkan pH dalam tubuh Reeves, Roux, Lockhart, 2001
Penatalaksanaan yang tidak baik pada klien dengan gagal ginjal kronik akan mengarah pada komplikasi pada sistem tubuh lain yaitu gagal
jantung, hipertensi, anemia, ulcerasi lambung, asidosis metabolik, gangguan pernafasan sampai akhirnya menyebabkan kematian.
10. Senam Kaki Diabetes
1. Latar Belakang Senam Kaki
Diabetes Melitus DM merupakan sekelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya American Diabetes Association [ADA]
2010. Menurut WHO 2000, bahwa penderita DM pada tahun 2000 sekitar 190 juta dan diperkirakan akan mencapai 300 juta pada tahun 2025.
Di Indonesia, jumlah penderita DM diperkirakan 8,4 juta pada tahun 2000 dan akan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 WHO di dalam
Roglic, et al, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Roglic et al 2005 dalam Kirnantoro 2012, DM merupakan salah satu penyakit serius yang dapat menimbulkan berbagai
komplikasi dan kematian, baik komplikasi yang bersifat akut maupun kronis. Sekitar 60-70 penderita DM akan mengalami neuropati dan
mengalami peningkatan risiko seiring dengan peningkatan usia, lama menderita DM, kadar gula darah tidak terkontrol, hiperkolesterol, hipertensi
dan kelebihan berat badan. Kurang lebih 15 pada orang dengan DM tipe 1 menderita ulkus diabetik dan 14-24 berisiko ulkus diabetik. DM
merupakan salah satu penyakit serius yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi dan kematian.
Komplikasi DM yang sering timbul dapat bersifat akut maupun kronik. Berbagai komplikasi ini merupakan penyebab meningkatnya
morbiditas dan mortalitas pada kasus DM Smeltzer Bare, 2008. Menurut Lamone dan Burke 2008 dalam Kimantoro 2012, sekitar 60-
70 penderita DM dapat mengalami neuropati dan mengalami peningkatan risiko seiring dengan peningkatan usia, lama menderita DM, kadar gula
darah yang tidak terkontrol, hiperkolesterol, hipertensi dan kelebihan berat badan. Glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya aliran
darah atau penyakit vaskuler perifer sehingga aliran darah ke kaki dan betis menjadi cukup sehingga akan menyebabkan kesulitan penyembuhan luka
dan infeksi. Untuk emncegah atau menghambat dan memperbaiki neuropati perifer pada umumnya dan pada orangtua yang sudah menderita osteotritis
dan neuropati maka latihan kaki harus lebih intensif. Latihan kaki bertujuan
Universitas Sumatera Utara
untuk memperbaiki sirkulasi darah tungkai bawah, pergelangan kaki, telapak kaki dan jari-jari. Latihan kaki sebaiknya dilakukan sebelum latihan
jasmani sebenarnya jalan, jogging dan sebagainya atau diluar hari-hari latihan dan dapat dilakukan dimana saja. Latihan pada kaki terdiri dari
latihan umum dan latihan kaki. Latihan umum seperti jalan kaki, bersepeda, senam aerobik dan renag apabila tidak ada luka terbuka sedangkan latihan
pada kaki dapat meliputi latihan untuk sendi pergelangan kaki, otot kaki dan jari-jari kaki Setyanto, 2009. Salah satu latihan kaki adalah dengan
melakukan senam kaki secara rutin. Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes untuk mencegah terjadinya luka dan membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi
S.Sumosardjuno, 1986 dalam Sihombing 2010. 2.
Tujuan Senam Kaki Adapun tujuan dilakukan senam kaki bagi penderita diabetes adalah
untuk memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot betis dan paha,
dan mengatasi keterbatasan gerak sendi S.Sumosardjuno, 1986 dalam
Sihombing 2010. 3.
Indikasi dan Kontraindikasi Senam Kaki
Universitas Sumatera Utara
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes Melitus dengan tipe 1 dan tipe 2. Namun diberikan sejak pasien didiagnosa
menderita Diabetes Melitus sebagai tindakan pencegahan dini. Senam kaki tidak dilakukan pada pasien diabetes mellitus yang
mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti apnue atau nyeri dada yang mengalami depresi, khawatir atau cemas.
4. Protokol Pelaksanaan Senam
a. Sebelum senam kaki 1
Jelaskan tujuan dilakukan senam kaki 2
Atur kontrak topic, waktu, dan tempat dilakukan senam kaki 3
Kaji keadaan umum dan kesadaran pasien 4
Kaji tanda-tanda vital dan CRT sebelum melakukan tindakan;
5 Kaji status respiratori dispea atau nyeri dada
6 Perhatikan indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian
tindakan senam kaki tersebut. 7
Kaji status emosi pasien suasana hati mood, motivasi 8
Persiapkan alat : kertas Koran 2 lembar, kursi jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk, handscoon
9 Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien
10 Jaga privasi pasien.
b. Selama pelaksanaan senam kaki
Universitas Sumatera Utara
1 Mendemonstrasikan gerakan senam kaki pada pasien selama
15-20 menit masing-masing kaki kiri dan kaki kanan. 2
Tetap memantau kondisi umum pasien c. Setelah pelaksanaan senam kaki
1 Mengukur TTV pasien dan CRT
2 Mengevaluasi pasien
3 Menganjurkan pasien untuk melakukan senam kaki satu kali
setiap hari dengan durasi 15-20 masing-masing pada kaki kanan dan kiri.
11. Evidence Based of Nursing Practice EBNP tentang pelaksanaan