i. Sulit berkonsentrasi
Pada gagal ginjal kronik hampir selalu disertai hipertensi. Tekanan darah terakhir Ny. M adalah 150100 mmHg. Mekanisme
terjadinya hipertensi pada Gagal Ginjal Kronik oleh karena penimbunan garam dan air, atau sistem renin angiostensin aldosteron RAA. Sesak nafas
merupakan gejala yang sering dijumpai akibat kelebihan cairan tubuh, dapat pula terjadi perikarditis yang disertai efusi perikardial. Gangguan irama
jantung sering dijumpai akibat gangguan elektrolit. Pada pasien Ny.M ditemukan adanya sesak, RR 24xi, dan telah diberi nasal kanul 3Li. Ny. M
juga memiliki riwayat penyakit pneumonia dan efusi pleura, sehingga memperberat kondisinya.
Penatalaksanaan konservatif gagal ginjal kronik lebih bermanfaat bila penurunan faal ginjal masih ringan, yaitu dengan memperlambat
progresif gagal ginjal, mencegah kerusakan lebih lanjut, pengelolaan uremia dan komplikasinya, kalsium dan fosfor untuk mencegah terjadinya
hiperparatiroidisme sekunder, kadar fosfor serum harus dikendalikan dengan diet rendah fosfor dan hiperurisemia Suhardjono, 2001.
Menurut Arief Mansjoer 2000 penatalaksanaan yang dilakukan pada klien dengan gagal ginjal kronik : Optimalisasi dan
pertahankan keseimbangan cairan dan garam ; pada beberapa pasien, furosemid dosis besar 250- 1000 mghr atau diuretik loop bumetanid,
asam etakrinat diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan, sementara pasien lain mungkin memerlukan suplemen natrium klorida atau natrium
Universitas Sumatera Utara
bikarbonat oral, pengawasan dilakukan melalui berat badan, urine dan pencatatan keseimbangan cairan. Diet tinggi kalori dan rendah protein ; diet
rendah protein 20- 40 grhr dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea mual dan uremia , menyebabkan penurunan ureum
dan perbaikan gejala hindari masukan berlebihan dari kalium dan garam. Kontrol Hipertensi ; bila tidak dikontrol dapat terakselerasi dengan hasil
akhir gagal jantung kiri, pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan
darah. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit; untuk mencegah hiperkalemia, hindari masukan kalium yang besar, diuretik hemat kalium, obat-obatan
yang berhubungan dengan ekskresi kalium misalnya, obat anti-inflamasi nonsteroid. Mencegah penyakit tulang; hiperfosfatemia dikontrol dengan
obat yang mengikat fosfat seperti aluminium hidroksida 300-1800 mg atau kalsium karbonat 500- 3000 mg pada setiap makan. Deteksi dini dan
terapi infeksi ; pasien uremia harus diterapi sebagai pasien imonosupuratif dan terapi lebih ketat. Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal ; banyak
obat-obatan yang harus diturunkan dosisnya karena metaboliknya toksik yang dikeluarkan oleh ginjal Misalnya: analgesik opiate, dan alupurinol.
Deteksi terapi komplikasi ; awasi dengan ketat kemungkinan ensefalopati uremia, perikarditis, neuropati perifer, hiperkalemia meningkat, kelebihan
volume cairan yang meningkat, infeksi yang mengancam jiwa, kegagalan untuk bertahan, sehingga diperlukan dialisis. Persiapan dialisis dan
program transplantasi ; hemodialisis adalah dialisis yang dilakukan diluar
Universitas Sumatera Utara
tubuh. Pada hemodialis, darah dikeluarkan dari tubuh, melalui sebuah kateter, masuk kedalam sebuah alat besar. Didalam mesin tersebut terdapat
ruang yang dipisahkan oleh sebuah membran semipermiabel. Darah dimasukkan ke salah satu ruang. Sedangkan ruang yang lain di isi oleh
cairan dialilsis dan diantara ke duanya akan terjadi difusi. Tujuan : Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, mengeluarkan sisa akhir produk
metabolisme dalam tubuh, menormalkan pH dalam tubuh Reeves, Roux, Lockhart, 2001
Penatalaksanaan yang tidak baik pada klien dengan gagal ginjal kronik akan mengarah pada komplikasi pada sistem tubuh lain yaitu gagal
jantung, hipertensi, anemia, ulcerasi lambung, asidosis metabolik, gangguan pernafasan sampai akhirnya menyebabkan kematian.
10. Senam Kaki Diabetes