Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan Landasan Teori

dirasakan oleh pasien yang kepekaan kakinya sudah hilang dan bisa berupa cedera termal, cedera kimia dan traumatic. Jika pasien tidak mempunyai kebiasaan untuk memeriksa kakinya setiap hari, cedera atau fisura dapat berlangsung tanpa diketahui samapi terjadi infeksi yang serius. Pengeluaran nanah, pembenkakan, kemerahan, atau ngangren pada tungkai merupakan tanda pertama masalah kaki yang menjadi perhatian pasien.

7. Pemeriksaan Diagnostik

Adanya kadar glukosa darah yang meningkat secara abnormal merupakan kriteria yang melandasi penegakan diagnosa diabetes. a. Pemeriksaan laboratorium Menurut E.N.Kosasih 2008 , hasil pemeriksaan normal laboratorium yaitu : 1. Hemoglobin : a. Pria : 13.5 -17.5 gdL b. Wanita : 12.0 – 16.0 gdL 2. Leukosit : 4-11 x 10 9 L 3. Hematokrit : a. Pria : 40-48 b. Wanita : 37-43 4. Hitung jenis leukosit : a. Eosinofil : 1-3 b. Basofil :0-1 c. Limfosit : 20-40 Universitas Sumatera Utara d. Monosit : 2-8 5. Laju Endap Darah LED : a. Pria 50 tahun : 15 mmjam 50 tahun : 20 mmjam b. Wanita 50 tahun : 20 mmjam 50 tahun : 30 mmjam c. Anak 0-1 tahun : 0-2 mm jam 1 tahun sampai akil balik : 3-13 mmjam b. Kriteria pengendalian DM Menurut Rani Aziz 2005 , criteria pengendalian DM yaitu : Baik Sedan g Bu ruk GD Puasa mgdl 80 – 109 110 – 125 ≥ 126 GD 2 jam pp mgdl 80 – 144 145 – 179 ≥ 180 Hb A1c 6.5 6.5 – 8 8 Kolesterol total mgdl 200 200 – 239 ≥ 240 Kolesterol LDL mgdl 100 100 – 129 ≥ 130 Kolesterol HDL mgdl 45 35 – 45 35 Trigliserida mgdl 150 150 – 199 ≥ 200 IMT kgm2 18.5 – 22.9 23 – 25 25 Tekanan darah 130 – 14 Universitas Sumatera Utara mmHg 13080 140 090 Tabel 5. Kriteria Pengendalian DM c. Kriteria diagnosa DM Menurut A. Guntur H. 2006 , kriteria diagnosa diabetes melitus yaitu : a. Adanya keluhan khas diabetes + kadar Glukosa Darah Sewakturandom GDS ≥ 200 mgdl b. Kadar Glukosa Darah Puasanuchter GDP minimal 8 jam tanpa asupan kalori ≥ 126 mgdl c. Kadar Glukosa Darah 2 jam Post Prandial GDPP ≥ 200 mgdl selama Test Toleransi Glukosa Oral TTGO Cara melakukan TTGO : a. Makan seperti biasa seperti 3 hari sebelumnya b. Kegiatan jasmani seperti biasa c. Puasa semalaman 10-12 jam d. Periksa gula darah puasa e. Minum larutan gula dalam waktu 5 menit 75 gram glukosa dalam 250 ml air f. Periksa gula darah 2 jam pasca pembebanan glukosa g. Selama menunggu 2 jam pasien harus istirahat

8. Penatalaksanaan

Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan keluhangejala DM, sedangkan tujuan jangka panjang Universitas Sumatera Utara adalah untuk mencegah komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalakan kadar glukosa, lipid, dan insulin. Tujuan utama penatalaksanaan: 1. Perencanaan makan diet Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi karbohidrat 60-70, protein 10-15, dan lemak 20-25. Ada beberapa cara untuk menentukan kalori yang dibutuhkan penderita diabetes mellitus, diantaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalorikg BB ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, usia, aktivitas, adanya komplikasi dan berat badan. Cara yang mudah lagi yaitu dengan perhitungan kasar, yaitu untuk pasien kurus 2300-2500 kalori, normal 1700-2100, dan gemuk 1300-1500 kalori. Perhitungan berat badan ideal dengan rumus standar Brocca sebagai berikut: BBI = TB dalam cm -100 – 10 2. Latihan jasmani Dianjurkan latihan jasmani secara teratur 93-4 kali seminggu selama ± 30 menit, sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olahraga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit, dan olahraga berat misalnya jogginglari. 3. Obat-obatan penurun gula darah dan insulin Universitas Sumatera Utara a Obat-obatan golongan sulfonylurea glibenklamid bekerja dengan menstimulasi sel beta pankreas untuk melepaskan insulin yang tersimpan b Obat-obatan golongan biguanid metformin bekerja dengan menurunkan glukosa darah tetapi menyebabkan penurunan sampai dibawah normal c Insulin : untuk pasien yang sudah tidak dapat kadar glukosa darahnya dengan kombinasi sulfonylurea dan metformin, langkah berikut yang mungkin diberikan adalah insulin. Semua orang dengan diabetes tipe I memerlukan insulin eksogen karena insulin oleh sel beta tidak ada atau hamper tidak ada. Orang dengan diabetes mellitus tipe II tentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah atau apbila stress fisiologis kehamilan bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, diabtes mellitus yang mendapatkan nutrisi parental atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori. 4. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan Penyuluhan diperukan karena penyakit diabetes mellitus adalah yang berhubungan dengan gaya hidup. Pengobatan dengan obat-obatan penting, tetapi tidak cukup. Pengobatan diabetes mellitus memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang memerlukan bagian integral dari kegiatan rutin sehari-hari seperti Universitas Sumatera Utara makan, tidur, bekerja, dan lain-lain. Berhasilnya pengobatan diabetes mellitus tergantung pada kerjasama antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Pasien yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang diabetes mellitus kemudian selanjutnya mengubah perilaku, akan mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga ia dapat hidup lebih lama.

9. Pembahasan Asuhan Keperawatan

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

6 105 189

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

9 89 255

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien : Pencegahan Komplikasi Diabetik dengan Foot Exercise (Senam Kaki) di Ruangan Rindu A2 RSUP H. Adam Malik Medan

10 123 217

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Serviks di Ruangan Rindu B1 Obgyn (Onkologi) RSUP H. Adam Malik Medan

8 80 167

Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan.

10 61 69

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

4 4 63

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

3 4 61

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien : Pencegahan Komplikasi Diabetik dengan Foot Exercise (Senam Kaki) di Ruangan Rindu A2 RSUP H. Adam Malik Medan

0 2 90

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien : Pencegahan Komplikasi Diabetik dengan Foot Exercise (Senam Kaki) di Ruangan Rindu A2 RSUP H. Adam Malik Medan

0 5 53

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Serviks di Ruangan Rindu B1 Obgyn (Onkologi) RSUP H. Adam Malik Medan

1 5 11