Pembahasan PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN

6. Evaluasi

Penyuluhan kesehatan telah dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien yang berada di ruangan RA1. Jumlah peserta penyuluhan tentang Diabetes Melitus sebanyak 8 orang, jumlah peserta untuk sosialisasi Cara Cuci Tangan 10 orang dan sosialisasi Jam Berkunjung sebanyak 11 orang. Sekitar 80 dari peserta sudah mengerti akan penjelasan yang diberikan oleh praktikan, hal ini diketahui dari evaluasi yang diberikan kepada peserta saat sesi tanya jawab. Peserta sangat antusias saat mengikuti sosialisasi dan lingkungan juga kondusif. Leaflet tentang Diabetes Melitus yang disediakan sebanyak 15 eksemplar telah diserahkan kepada kepala ruangan pada tanggal 30 Juni 2012. Kepala ruangan menyetujui untuk membuat kebijakan tertulis tentang pelaksanaan pendidikan kesehatan pada pasien di RA1 dan pada tanggal 30 Juni 2012 praktikan mengajukan draft kebijakan tertulis kepada CI untuk ditanda tangai oleh kepala ruangan dan CI. Pada tanggal 30 Juni 2012 kebijakan tertulis disahkan oleh kepala ruangan dan CI.

C. Pembahasan

Menghadapi era globalisasi saat ini dimana masyarakat membutuhkan dan menuntut pelayanan yang profesional dan memuaskan, maka dibutuhkan tenaga yang mempunyai pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang memadai serta memiliki semangat pengabdian yang tinggi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing Surjawati, 2002. Universitas Sumatera Utara Demikian juga halnya dengan pelayanan suatu rumah sakit. Rumah sakit sebagai salah satu lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat juga dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan memuaskan. Untuk menjawab tantangan tersebut maka rumah sakit harus menyiapkan tenaga-tenaga profesional dan melakukan penataan sedemikian rupa agar tenaga-tenaga profesional tersebut dapat dimaksimalkan dalam memberikan pelayanan. Salah satu tenaga profesional yang terpenting di dalam suatu rumah sakit yaitu perawat. Perawat disebutkan sebagai tenaga terpenting karena sebagian besar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Gillies 1994 menyatakan bahwa 40 - 60 pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Bahkan Huber 1996 menyatakan bahwa 90 pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Sebagai ujung tombak di dalam memberikan pelayanan, maka kebutuhan akan Sumber Daya Manusia SDM Perawat menjadi prioritas utama di dalam pengorganisasian ruang rawat . Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan diketahui bahwa ruangan RA1 memiliki 26 orang perawat dengan klasifikasi pendidikan, 4 orang S1 Keperawatan, 1 orang S1 Kesehatan Masyarakat, 17 orang perawat D3, SPG 3 orang dan SPRG 1 orang, dan sudah mendapat pelatihan yaitu pelatihan EKG, sosialisasi Endokrin, sosialisasi DM, P3RS. Namun belum semua perawat pernah mengikuti pelatihan-pelatihan Universitas Sumatera Utara tersebut. Pegawai yang dapat mengikuti pelatihan ditentukan berdasarkan senioritas, kepangkatan dan loyalitas. Hasil pembagian kuesioner pada tanggal 20 Juni 2012 kepada 26 orang pasien dengan kriteria pasien yang hari rawatan minimal 3 hari, disimpulkan bahwa 90 pasien puas dengan pelayanan keperawatan di ruang RA1 dan 10 pasien tidak puas dengan pelayanan keperawatan di ruang RA1. Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat diperlukan karena memiliki aspek legalitas dan menjadi aspek hukum untuk melindungi setiap tindakan keperawatan, bila sesuatu hal tidak diinginkan terjadi. Pendokumentasian asuhan keperawatan juga sebagai bukti otentik telah dilakukan tindakan keperawatan kepada pasien Capernito, 1999. Dalam kasus hukum, dokumentasi keperawatan menjadi landasan berbagai kasus gugatan atau sebagai alat pembela diri perawat, dokter atau fasilitas Iyer Camp, 2004. Hasil observasi yang dilakukan, diperoleh bahwa pendokumentasian telah dilakukan secara lengkap yang dilakukan melalui format RM 50, 50A, dan 50B, catatan terintegrasi RM 14, dan grafik TTV tiap pasien. Catatan ini dapat mempermudah pekerjaan perawat karena dokumentasi berbentuk format checklist. Menurut WHO 1954 dalam Notoatmodjo 2003 bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, memperthankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta Universitas Sumatera Utara membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Menurut Mach Foed 2005, pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah tersebut praktikan melakukan penyuluhan terkait penyakit pasien. Adapun materi-materi yang diberikan dalam penyuluhan meliputi Diabetes Melitus dan Cara Cuci Tangan. Kegiatan penyuluhan dilakukan di ruang tunggu keluarga pasien, setelah penyuluhan praktikan juga memberikan leaflet terkait penyakit tersebut untuk dibaca oleh pasien dan keluarga pasien lampiran. Dari hasil evaluasi penyuluhan yang telah dilakukan peserta penyuluhan tampak antusias, kooperatif, aktif bertanya terkait materi yang disampaikan dan tentang penyakit yang dialaminya. Untuk mengoptimalkan pelayanan rumah sakit, berdasarkan surat edaran No. KR.04.07IV.3.2913201 tentang tata tertib keluarga pasien dan pengunjung RSUP H.Adam Malik maka aturan jam berkunjung adalah sebagai berikut: a. Rawat inap - Jam besuk siang : pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB - Jam besuk sore : pukul 17.00 WIB – 20.00 WIB Instalasi Perawatan Intensif Universitas Sumatera Utara - Jam besuk siang : pukul 11.00 WIB – 12.00 WIB - Jam besuk siang : pukul 17.00 WIB – 18.00 WIB b. Penunggu pasien tidak dibenarkan lebih dari dua orang dan mendapat badge penunggu untuk satu orang serta dikembalikan pada saat pasien pulang c. Tidak dibenarkan membawa barang-barang berharga dan alat-alat elektronik kecuali handpone d. Tidak dibenarkan membawa perlengkapan tidur seperti bantal, kasur, tikar, dan perlengkapan memasak e. Tidak dibenarkan mencuci dan menjemur pakaian di lingkungan RSUP Haji Adam Malik Medan f. Mohon tidak membawa anak-anak dibawah umur 10 tahun g. Dilarang merokok di kawasan RSUP HAM h. Mohon seluruh keluarga pasien wajib menjaga kebersihan dan kerapian ruangan i. Barang-barang pasien, keluarga pasien dan pengunjung RSUP HAM agar dijaga masing-masing dan apabila ada yang hilang tidak menjadi tangggung jawab RSUP HAM j. Tidak dibenarkan membawa senjata tajamapi dan barang-barang eksplosif k. Pasien yang dirawat di ruang infeksiruang rawat flu burung RSUP HAM bersedia dipindahkan ke ruang lain apabila terjadi wabah endemik flu burung. Universitas Sumatera Utara Tujuan tata tertib berkunjung diantaranya : a. Pasien yang menginap untuk menjalani perawatan di rumah sakit pasti sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk mendukung kesembuhannya oleh sebab itu membutuhkan lingkungan yang tenang agar dapat beristirahat tanpa terganggu Riyanto, 2009. b. Agar perawat lebih leluasa dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. c. Rumah sakit selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus pembawa infeksi nosokomial. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti; udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis Utama, 2006. Oleh sebab itu dengan adanya peraturan mengenai tata tertib berkunjung diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi nosokomial karena salah satu faktor penyebab infeksi nosokomial adalah melalui keluarga yang berkunjung ke rumah sakit tersebut Parhusip, 2005. Sedyaningsih 2009 dikutip dari kompas.com mengatakan bahwa infeksi nosokomial dapat menimbulkan banyak kerugian, antara lain lama hari perawatan bertambah panjang, penderitaan bertambah, biaya meningkat bahkan dapat menyebabkan kematian. Universitas Sumatera Utara Untuk mengatasi masalah pengaturan jam besuk dan pengunjung maka praktikan melakukan sosialisasi mengenai tata tertib RSUP HAM Medan dan di ruang tunggu keluarga pasien, yang dihadiri oleh keluarga pasien lampiran. Dari hasil evaluasi sosialisasi yang telah dilakukan peserta penyuluhan tampak antusias, kooperatif, aktif bertanya terkait materi yang disampaikan dan tentang penyakit yang dialaminya. Peserta juga mengatakan bersedia mengikuti tata tertib dan peraturan yang dibuat RSUP HAM Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Landasan Teori

1. Defenisi

Menurut American Diabetes Association ADA 2003, diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karkateristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Menurut Brunner Suddarth 2002, diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Menurut Reeves, dkk 1999. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronik ditandai dengan hiperglikemia yang terjadi karena penurunan dalam kemampuan untuk berespon terhadap insulin atau tidak terdapatnya pembentukan insulin oleh pancreas yang melibatkan kelainan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak. Menurut Arjatmo 2002, diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun realtif. Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Diabetes Mellitus adalah merupakan sekumpulan gejala yang diakibatkan oleh berkurangnya kadar insulin dalam darah ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

6 105 189

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

9 89 255

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien : Pencegahan Komplikasi Diabetik dengan Foot Exercise (Senam Kaki) di Ruangan Rindu A2 RSUP H. Adam Malik Medan

10 123 217

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Serviks di Ruangan Rindu B1 Obgyn (Onkologi) RSUP H. Adam Malik Medan

8 80 167

Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan.

10 61 69

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

4 4 63

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

3 4 61

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien : Pencegahan Komplikasi Diabetik dengan Foot Exercise (Senam Kaki) di Ruangan Rindu A2 RSUP H. Adam Malik Medan

0 2 90

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien : Pencegahan Komplikasi Diabetik dengan Foot Exercise (Senam Kaki) di Ruangan Rindu A2 RSUP H. Adam Malik Medan

0 5 53

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Serviks di Ruangan Rindu B1 Obgyn (Onkologi) RSUP H. Adam Malik Medan

1 5 11