Berdasarkan data di atas, diketahui nilai rata-rata kerjasama siswa dari lembar pengamatan dan kuesioner yang dirata-ratakan 7373, menunjukan
tingkat kerjasama siswanya ―tinggi‖. Data di atas dapat rinci sebagai berikut; 1 siswa
kategori ―sangat tinggi‖ 6,67, 12 siswa kategori ―tinggi‖ 80,, dan 2 siswa kategori
―cukup‖ 13,33. Pada siklus II, peneliti menargetkan nilai rata-rata kerjasama siswa 70, nilai tersebut telah tercapai, dengan perolehan
nilai rata-rata kerjasama siswa siklus II adalah 73,73.
c. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Soal Evaluasi
Pengamatan peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan soal evaluasi siklus II
. Siswa mengerjakan soal evaluasi diakhir pertemuan siklus II, Sabtu 1 Oktober 2016. Data prestasi belajar siswa siklus II diperoleh setelah selesai
melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil prestasi belajar siswa siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.6 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II No
Nama KKM
Nilai Evaluasi II
Kategori
1 SCL
65 75
Tuntas 2
AMP 60
Tidak Tuntas 3
AZN 80
Tuntas 4
EFP 75
Tuntas 5
DAP 80
Tuntas 6
GRN 85
Tuntas 7
JOP 80
Tuntas 8
MDA 60
Tidak Tuntas 9
NPK 90
Tuntas 10
STM 85
Tuntas 11
TGF 80
Tuntas 12
PAS 75
Tuntas 13
TRW 85
Tuntas 14
KUR 75
Tuntas 15
YAD 85
Tuntas
Total 1170
Rata-rata 78, 00
Persentase siswa tuntas 86, 66
Persentase siswa tidak tuntas
13, 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel data prestasi belajar siswa siklus II diperoleh nilai rata- rata 78,00. Diketahui juga persentase siswa tuntas KKM 65 sebanyak 13 siswa
86,66, yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa 13,33. Pada siklus II, target nilai rata-rata prestasi belajar 75, dan persentase jumlah siswa mencapai KKM 75,
dari target tersebut, penelitian ini dinyatakan berhasil, karena berdasarkan data yang di peroleh dari nilai rata-rata prestasi belajar siswa siklus II 78,00, dengan
persentase siswa mencapai KKM 86,66. Hasil yang diperoleh pada akhir siklus II sudah mampu melampaui target akhir siklus II 75, dengan persentase
75. Untuk itu, penelitian ini dihentikan karena target akhir siklus sudah tercapai.
4. Refleksi
Kendala-kendala yang peneliti temukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I, seperti:
1. Kelas yang kurang kondusif sudah berhasil peneliti atasi, meskipun tidak seratus persen, namun kondisi kelas lebih kondusif daripad siklus 1. Dalam
hal ini bisa dikatakan bahwa manajemen kelas yang dibawakan oleh peneliti sudah masuk dalam kategori baik, peneliti juga sudah bisa bersikap tegas
dalam mengendalikan perilaku siswa di kelas bila mana ada yang membuat keramaian.
2. Siswa yang kesulitan dalam membangun kerjasama pada siklus I juga sudah mampu diatasi pada siklus II ini. Hal tersebut terlihat dari aktivitas siswa
dalam kelompok masing-masing ketika sedang mengerjakan LKS, dimana mereka cukup antusias, sehingga tidak membutuhkan waktu lama lagi
dalam mengerjakan LKS. Sedangkan ketika ada anggota kelompok yang belum paham tidak akan kelompok biarkan, tetapi akan membantu sampai
yang tidak paham tadi menjadi paham seperti yang lainnya. 3. Sebagaimana penekanan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
selain belajar dalam kelompok heterogen, leader dalam masing-masing kelompok mempunyai peran penting, yaitu harus mampu menuntun teman-
temannya agar bisa memahami materi yang dipelajari. Peran seorang leader dalam masing-masing kelompok telah berhasil peneliti maksimalkan dalam
siklus II ini, meskipun tidak seratus persen, namun pelaksanaan siklus II jauh lebih baik dari siklus I. Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
peneliti mampu menunjukkan kemampuan peneliti dalam membawakan materi ajar, sehingga tidak ada kesan canggu ataupun kaku lagi.
Dari hasil yang didapat oleh peneliti tersebut, dapat disimpulkan bahwa peneliti telah berhasil dalam melaksanakan penelitian pada siklus II. Hasil
penelitian pada siklus II ini sama dengan siklus I yaitu, meliputi rata-rata kerjasama siswa dan prestasi belajar siswa. Untuk nilai kerjasama siswa peneliti
menggunakan nilai lembar pengamatan dan kuesioner. Untuk nilai prestasi belajar siswa, peneliti ambil dari nilai evaluasi siklus II.
Hasil kerjasama siswa dari lembar pengamatan dan kuesioner 73,73. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari nilai kerjasama siklus I 66,29,
meskipun tetap masuk pada kategori ―tinggi‖. Sedangkan untuk nilai prestasi
belajar siswa pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 78,00. Persentase siswa yang tuntas KKM 65 sebanyak 13 siswa 86,66, sedangkan yang tidak tuntas
sebanyak 2 siswa 13,33. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I 72,00, dengan persentase 73,33.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Weroharjo mengalami peningkatan.
Nilai rata-rata kerjasama siswa dan prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus II sudah melampaui target akhir siklus II, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa peneliti telah berhasil mencapai target akhir penelitian. Oleh sebab itu, maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian.
4.2 Pembahasan