lembar kuesioner, sedangkan data prestasi belajar siswa diperoleh dari soal evaluasi berupa tes pilihan ganda. Setelah memperoleh data kerjasama dan
prestasi belajar siswa, peneliti membandingkan data kondisi awal untuk melihat peningkatan yang terjadi pada dua variabel yang diteliti setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4.2.1 Upaya Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melibatkan interaksi antar siswa dalam kelompok untuk saling memotivasi dan saling bekerjasama
dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Johnson dalam Solihatin, 2005:4, yang
mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa dalam kelompok untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD ini dipilih untuk menigkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa, dengan pertimbangan bahwa model ini mempunyai kekhasan khusus yaitu,
kelompok belajar secara heterogen dan melibatkan kompetisi antar kelompok atau tim kecil antar 4-5 orang.
Hal ini diperkuat pendapat Sharan 1983 yang mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pengajaran yang efektif
dalam meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa. Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Weroharjo, tahun ajaran
20162017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan lima sintak, yaitu sebagai berikut:
1. Presentasi materi oleh guru di dalam kelas.
Guru melakukan
apersepsi dan
memotivasi siswa,
dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus dicapai siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin 2005:143 yang mengatakan presentasi dilakukan oleh guru kelas dengan maksud penyampaian tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa, sekaligus memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam kelompok sehingga siswa dapat mencapai prestasi
maksimal. Presentasi kelas yang dilakukan tetap fokus pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan cara ini, para siswa menyadari
bahwa mereka harus benar-benar memperhatikan presentasi dari guru, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka bekerja dalam
kelompok dan mengerjakan kuis-kuis Slavin, 2005:144.
2. Pembentukan kelompok dan kerja kelompok.
Pembentukan kelompok dan kerja kelompok dimaksudkan agar siswa saling memotivasi dan membantu satu sama lain guna mencapai hasil yang
maksimal. Kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal potensi akademik, jenis kelamin, ras dan
etnisitas. Hal ini diperkuat pendapat Johnson dalam Solihatin, 2005:4 yang mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model
yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa dalam kelompok untuk saling memotifasi dan saling membantu dalam menguasai
materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. 3.
Pemberian kuis.
Menurut Huda 2014:116, siswa mempelajari materi berkelompok, kemudian mereka diuji secara individual dengan soal tes atau kuis.
Perolehan skor peranggota menentukan skor yang didapatkan oleh kelompok. Jadi setiap anggota harus memperoleh nilai yang maksimal jika
inggin kelompok mereka mendapatkan nilai tertinggi. Kuis diadakan untuk untuk menguji seberapa paham siswa mengenai materi yang sudah mereka
pelajari dalam kelompok. Setiap siswa bertanggung jawab untuk memperoleh nilai yang maksimal, karena nilai yang didapat akan
diakumulasi dengan anggota kelompok lalu dijadikan nilai kelompok. Pada saat mengerjakan soal teskuis, siswa tidak diperkenankan untuk saling
membantu, kendati teman sekelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Penghitungan skor kemajuan individu.
Skor kemajuan individual adalah catatan peroleh nilai persiswa. Nilai ini dimaksudkan untuk mengukur kemajuan persiswa, dan sebagai catatan
persiswa atas pencapaian yang sudah mereka peroleh. Jadi siswa mengerti seberapa besar sumbangan nilai mereka ke kelompok masing-masing atas
atas usaha yang sudah dikerjakan, hal ini akan membuat mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya
untuk kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin 2005:143 yang mengatakan bahwa siswa selesai mengerjakan tes, guru bertanya ke
siswanya secara acak untuk mengetahui pemahaman perindividu, atau sebagai catatan skor kemajuan individu Skor yang diperoleh dari
pertanyaan lisan akan digabungkan dengan skor menjawab soal tes, kemudian skor akan diakumulasikan dengan skor-skor yang diperoleh
teman sekelompok, lalu kemudian dirata-ratan menjadi skor untuk
kelompok. 5.
Penghargaan kelompok.
Langkah terakhir dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penghargaan kelompoktim. Pemberian penghargaan ini diberikan kepada
tim yang berhasil mendapat nilai tertinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin 2005:143 yang mengatakan kelompok akan mendapatkan sertifikat
atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria yang sudah di susun oleh peneliti. Selanjutnya dijelaskan oleh Huda
2014:116, bahwa dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD melibatkan ―kompetisi‖ antar kelompok atau tim kecil, yaitu antara 4-5
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda heterogen.
Dapat disimpulkan penelitian ini telah membuktikan bahwa hipotesis tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Weroharjo, tahun ajaran 20162017. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa
penelitian ini memiliki keterkaitan dengan peneliti-peneliti terdahulu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dijadikan referensi teori. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa, sesuai dengan hasil
penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Sari 2014 dan Wahyudi 2015.
4.2.2 Peningkatan Kerjasama Siswa