Latar Belakang Masalah Kontribusi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efikasi kolektif guru SMP di Kecamatan Tempel.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan merupakan salah satu hal pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat karena pendidikan diharapkan dapat menjadi batu pijakan untuk meningkatkan perekonomian suatu bangsa. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menghambat munculnya orang-orang yang berkualitas. Pendidikan sendiri diharapkan mampu menghasilkan orang-orang yang berkualitas untuk membangun negara ini menuju negara yang lebih maju. Namun, saat ini permasalahan pendidikan di Indonesia masih cukup banyak terjadi, antara lain biaya sekolah yang mahal, kurangnya tenaga pendidik, tidak meratanya pendidikan di daerah terpencil, fasilitas yang kurang memadai dan permasalahan tentang perubahan kurikulum dan mutu guru yang masih rendah. Di Kabupaten Sleman sendiri masih ada banyak permasalahan mengenai pendidikan. Menurut Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dimuat di REPUBLIKA.CO.ID pada tanggal 29 Maret 2017 masih kekurangan guru bidang komputer dan guru bidang studi Bahasa Inggris untuk SMP dan SMA dan masih kekurangan guru kelas untuk guru sekolah dasar SD. Daerah Istimewa Yogyakarta membutuhkan guru untuk mata pelajaran komputer di SMP dan SMA sebanyak 30 orang dan mata pelajaran Bahasa Inggris sebanyak 24 orang sedangkan kekurangan guru untuk kelas SD sebanyak 240 orang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kekurangan guru ini menjadi persoalan dilematis. Di satu sisi, sekolah tidak boleh mengangkat guru honorer, namun di sisi lain sekolah dituntut menyediakan tenaga pendidik untuk mampu memenuhi kebutuhan sekolah,yaitu dalam hal pengajaran di sekolah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada saat ini masih banyak sekolah di daerah yang kekurangan guru pengajar di sekolahnya. Dari permasalahan pendidikan tersebut, dibentuklah suatu organisasi yang diharapkan dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah. Hal ini membuktikan bahwa organisasi begitu penting dalam kehidupan manusia. Menurut Wahjosumidjo 2007: 60 ada beberapa definisi tentang organisasi, antara lain: organisasi adalah suatu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan individu-individu yang bekerja ke arah tujuan yang bersifat umum dan hubungan kerja samanya telah diatur sesuai dengan struktur yang telah ditentukan dan organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui pembagian tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat umum. Kekuatan suatu organisasai terletak pada kerja sama, bukan perbedaan untuk satu kepentingan atau kepuasaan individual, tetapi kerja sama itulah wujud keberadaan dari organisasi yang di dalamnya terdapat bermacam manusia multicultural di mana mereka membutuhkan hidup berkelompok, bermasyarakat, dan bergotong royong sesuai dengan tingkat kebudayaan dan peradaban manusia itu sendiri. Dengan adanya kerja sama yang teratur maka tujuan akan mudah dicapai, kebutuhan pun akan akan terpenuhi sehingga dapat melaksanakan pekerjaan berdaya guna dan menghasilkan guna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Rivai 2013: 57, dalam menjalankan suatu organisasi kepercayaan sangat dibutuhkan untuk dapat mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan suatu organisasi, kepercayaan merupakan salah satu hal yang sangat berperan dan penting dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi. Kepercayaan atau keyakinan diri secara bersama dalam melaksanakan suatu tugas dengan berhasil dirujuk sebagai efikasi kolektif dan aspek ini senantiasa terwujud dalam komunitas professional sekolah Muijs Harris, 2006. Menurut Bandura Jess, 2010: 219, efikasi kolektif adalah “keyakinan yang dimil iki manusia untuk mencapai hasil yang diinginkan”. Efikasi kolektif dalam suatu kelompok dalam hal ini adalah guru juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan serta keyakinan bahwa mereka mampu bekerjasama dengan baik dalam kelompok tersebut. Efikasi kolektif sendiri sangat penting dimiliki oleh organisasi, tidah hanya organisasi di bidang pendidikan namun juga dalam organisasi lainnya. Dikatakan penting dikarenakan efikasi kolektif sangat mendukung dalam keberhasilan suatu sekolah. Efikasi kolektif sendiri tidak memandang berapa jumlah orang dalam satu kelompok, yang terpenting adalah kepercayaan satu sama lain dalam melaksanakan tugas dalam kelompok tersebut secara keseluruhan, baik tugas dalam mendidik murid-murid maupun tugas administrasi dan lain-lain. Selain itu, efikasi kolektif seharusnya ada dalam diri masing-masing guru supaya dalam bekerja sama dengan guru yang lain dan kepala sekolah mampu melihat kemampuan komunitas dalam kelompok supaya dapat menyelesaikan tugasnya sebagai guru dengan baik. Untuk mencapai hasil yang diinginkan atas dasar kepercayaan, kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting. Dikatakan sangat penting karena seorang pemimpin memiliki kendali dalam memutuskan suatu visi dan misi, mengajak, mempengaruhi mengumpulkan dan menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Rivai 2012: 3 kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi, oleh karenanya dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapain tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Dengan kata lain, kepemimpinan seorang pemimpin sangat dibutuhkan supaya mampu memotivasai dan membawa bawahannya untuk mengikutinya dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam suatu organisasi tidak akan pernah lepas dengan adanya kepemimpinan di dalam organisasi, karena kepemimpinan sangat diperlukan untuk meningkatkan, mengarahkan dan mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan juga sangat dibutuhkan dalam organisasi yang ada di sekolah, karena sekolah juga memerlukan seseorang yang dapat memimpin sekolah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah. Menurut Wahjosumidjo 2007: 136, sekolah sebagai organisasi, di mana menjadi tempat untuk mengajar dan belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran, terdapat orang atau sekelompok orang yang melakukan hubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kerja sama, yaitu kepala sekolah, kelompok guru dan tenaga fungsional yang lain, kelompok tenaga administrasi, kelompok siswa atau peserta didik dan kelompok orang tua siswa. Dalam hal ini seorang kepala sekolah sangat diperlukan dalam mengorganisasikan kelompok-kelompok yang bekerja sama. Menurut Wahjosumidjo 2007: 84, kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas. Pada kenyataannya pada saat ini masih banyak kepala sekolah yang bersikap diktator dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan lupa akan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah. Saat ini masih banyak sekolah di mana kepala sekolahnya bersikap seperti itu. Seharusnya sebagai seorang kepala ia harus bisa memberikan contoh yang positif bahkan bisa menjadikan dirinya sendiri sebagai sosok figur yang patut untuk dipatuhi dan dicontoh. Bahkan bisa memotivasi guru-guru yang lain untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah. Dalam kepemimpinan, telah dikembangkan salah satu pendekatan terbaru dan paling popular, yaitu kepemimpinan transformasional. Menurut Burns Northouse, 2013: 176, kepemimpinan transformasional merupakan proses di mana orang terlibat dengan orang lain, dan menciptakan hubungan yang meningkatkan motivasi dan moralitas dalam diri pemimpin dan pengikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pemimpin tipe ini sangat peduli terhadap kemampuan, motivasi dan kebutuhan serta mau membantu pengikutnya untuk mencapai kemampuan terbaik. Dalam kepemimpinan transformasional seorang pemimpin benar-benar sangat memperhatikan kinerja bawahannya guru dan staf untuk mencapai kemampuan terbaik dan mencapai hasil yang lebih dari yang diharapkan. Selain itu, jenis kepemimpinan ini mendukung pengikut ketika mencoba pendekatan baru dan mengembangkan cara inovatif untuk menghadapi masalah organisasi. Hal itu mendorong karyawan untuk memikirkan hal-hal secara mandiri dan terlibat dalam pengambilan keputusan yang hati-hati Northhouse, 2013: 182. Menurut pandangan Leithwood, 1994 dimensi yang digunakan untuk menentukan perilaku kepemimpinan transformasional meliputi: 1 mengembangkan visi bersam bagi sekolah; 2 membangun konsensus tentang tujuan prioritas sekolah, 3 menciptakan ekspektasi kinerja yang tinggi; 4 menjadi panutan atau model; 5 memberi support atau dukungan; 6 menyediakan stimulasi intelektual; 7 membangun kultur sekolah dan 8 membangun kultur kolaboratif. Kepala sekolah diharapkan mampu menerapkan kepemimpinan transformasional untuk memimpin sekolah dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kepemimpinan transformasional mencakup bentuk pengaruh luar biasa yang menggerakkan pengikut untuk mencapai lebih dari apa yang biasanya diharapkan dari mereka. Kepemimpinan transformasional mensyaratkan bahwa seorang pemimpin hendaknya mampu memotivasi diri sendiri dan bawahannya serta mampu membuat bawahannya berprestasi lebih dari yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah sangat penting untuk menumbuhkan efikasi kolektif guru, Efikasi kolektif dalam diri masing-masing guru akan mampu menunjang keberhasilan dalam kelompok guna mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh terhadap efikasi kolektif guru, hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdulah yang meneliti mengenai pengaruh kepemimpinan Pentadbir sekolah terhadap pembelajaran pelajar: peranan efikasi kolektif guru sebagai mediator merumuskan bahwa: “kepemimpinan pengajaran memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap pembelajaran pelajar berbanding kepemimpinan transformasi”. Lalu selanjutnya didapatkan juga hasil bahwa “kepemimpinan transformasi juga didapati mempunyai pengaruh yang lebih tinggi terhadap efikasi kolektif guru berbanding kepemimpinan pengajar”. Sel anjutnya Abdulah juga mendapati hasil bahwa “efikasi kolektif guru bertindak sebagai mediator separa terhadap hubungan antara kepemimpinan transformasi dengan pembelajaran pelajar dan mediator penuh terhadap hubungan antara kepemimpinan pengajaran dengan p embelajaran pelajar”. Kesimpulan dari penelitian Abdulah menyatakan bahwa “ terdapat pengaruh amalan kepemimpinan pengajaran kepemimpinan transformasi dan efikasi kolektif guru terhadap pembelajaran pelajar. Selain itu, kepemimpinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI transformasi dan kepemimpinan pengajaran memberikan kesan positif terhadap efikasi kolektif guru”. Kepemimpinan transformasional dituntut untuk mampu memotivasi diri kepala sekolah itu sendiri dengan bawahannya serta mampu membuat bawahannya berprestasi lebih dari yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional dalam diri kepala sekolah sangat penting untuk menumbuhkan efikasi kolektif guru itu sendiri. Dengan adanya efikasi kolektif dalam diri masing-masing guru akan mampu menunjang keberhasilan dalam kelompok dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Penelitian mengenai dampak positif kepemimpinan transformasional perlu untuk diteliti lebih lanjut pada konteks yang berbeda guna mendapatkan hasil yang semakin konklusif. Seorang pemimpin mempunyai peran dalam memimpin, memotivasi dan mendorong para guru dan staf yang ada di sekolah untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama melalui delapan dimensi yang telah diungkapkan oleh Leithwood di mana dimensi ini bisa menjadi pegangan seorang pemimpin dalam menerapkan kepemimpinan transformasional serta dapat mengembangkan efikasi kolektif guru. Melihat begitu pentingnya kepemimpinan transformasional dalam mengembangkan efikasi guru, maka peneliti ingin menguji apakah ada hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan efikasi kolektif guru SMP DI Kecamatan Tempel antara lain: SMP N 1 Tempel, SMP N 2 Tempel, SMP N 3 Tempel, SMP N 4 Tempel dan SMP Muhamadiyah 1 Tempel.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN EFIKASI DIRI Hubungan antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dan Efikasi Diri dengan Kinerja Guru.

0 3 22

HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN EFIKASI DIRI Hubungan antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dan Efikasi Diri dengan Kinerja Guru.

0 2 20

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 16

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFIKASI KOLEKTIF DENGAN HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFIKASI KOLEKTIF DENGAN KINERJA PERANGKAT KERJA DAERAH KABUPATEN BLORA.

2 3 18

KONTRIBUSI IKLIM KOMUNIKASI, KESEJAHTERAAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Kontribusi Iklim Komunikasi,Kesejahteraan, dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali

0 2 22

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru.

0 0 16

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN.

0 0 74

Kontribusi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efikasi kolektif guru SMP Negeri Kecamatan Negara Batin.

1 2 202

Kontribusi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efikasi kolektif guru SMA di Magelang tahun 2015.

0 1 207