Operasionalisasi Variabel Kontribusi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efikasi kolektif guru SMP di Kecamatan Tempel.

Obyek dalam penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan efikasi kolektif guru.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berada di lima sekolah pertama atau SMP yang ada di Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman, yaitu SMP Negeri 1 Tempel, SMP Negeri 2 Tempel, 3 SMP Negeri 4 Tempel dan SMP Muhamadiyah 1 Tempel. 2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 80 guru dari kelima sekolah menengah pertama atau SMP yang ada di Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman yaitu SMP Negeri 1 Tempel, SMP Negeri 2 Tempel, 3 SMP Negeri 4 Tempel dan SMP Muhamadiyah 1 Tempel. 3. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling insidental.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu satu variabel dependen efikasi kolektif guru dan satu variabel independen kepemimpinan transformasional kepala sekolah. 1. Variabel Dependen variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah efikasi kolektif guru. 2. Variabel independen variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi dependen. Dalam hal ini, variabel independen adalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Definisi operasional dan indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional merupakan hubungan pemimpin dan bawahan dimana seseorang pemimpin dapat memotivasi dan mengarahkan anggotannya kearah tujuan yang ingin dicapai. Indikator variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah mencakup delapan dimensi berikut Leithwood, 1994: 1 Mengembangakan visi bersama bagi sekolah Kepala sekolah yang berupaya untuk mengembangkan dan menyalurkan visi kepada orang lain serta membuat mereka memahami dan terinspirasi untuk melakukan visi tersebut . 2 Membangun konsensus tentang tujuan prioritas sekolah Kepala sekolah yang berupaya mendorong supaya para guru dan staf dapat bersatu dan bekerja sama serta membantu mereka dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan. 3 Menciptakan ekspektasi kinerja yang tinggi Kepala sekolah yang menunjukkan ekspektasi yang tinggi terhadap guru dan karyawan supaya mampu bekerja secara inovatif, pekerja keras serta profesional. 4 Menjadi panutan atau model Kepala sekolah dimana perilaku dan tindakannya bisa menjadi contoh bagi para guru dan karyawan. 5 Memberi support atau dukungan Perilaku kepala sekolah yang mau mendengarkan ide dari para guru, memahami betul kemampuan dan ketertarikan mereka serta mencari tahu pemahaman para guru terhadap suatu masalah serta memberikan pujian atas kerja keras yang baik. 6 Menyediakan stimulasi intelektual Perilaku kepala sekolah mendorong staf dan guru untuk mencoba sesuatu yang baru serta mengajak guru dan staf untuk memikirkan dan mempertimbangkan kembali asumsi-asumsi mengenai pekerjaan mereka dan apa yang akan dilakukan supaya asumsi itu bisa diwujudkan. 7 Membangun kultur sekolah Perilaku kepala sekolah yang berusaha untuk membangun nilai, keyakinan dan norma sekolah, serta menciptakan suasana saling percaya dan perhatian satu dengan yang lain. 8 Membangun kultur kolaboratif Perilaku kepala sekolah dimana dia memberikan kesempatan kepada para guru dan staf untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan isu-isu mengenai diri mereka. Pengukuran kepemimpinan transformasional dilakukan dengan mengunakan 50 item pertanyaan dengan skala Likert dengan pilihan dan skor yang terdiri: : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 ragu-ragu, 4 setuju, dan 5 sangat setuju b. Efikasi Kolektif Efikasi kolektif guru adalah kepercayaan guru tentang kemampuan kelompok rekan-rekan guru yang lain untuk mempengaruhi pencapaian hasil tertentu atau murid. Terdapat dua indikator untuk mengukur efikasi kolektif guru, yaitu: 1 Analisis terhadap tugas guru Guru menilai apa saja yang akan mereka gunakan supaya sukses ketika mengajar, mengetahui kendala dan cara mengatasinya. Para guru percaya bahwa mereka mampu memotivasi para siswa, menyiapkan apa yang diperlukan siswa, memiliki kemampuan untuk mengatasi siswa yang bermasalah serta memiliki sikap tidak pantang menyerah ketika siswa tidak mau belajar. 2 Assesmen terhadap kompetensi guru Para guru di sekolah percaya diri bahwa mereka dapat memotivasi murid- muridnya, guru disekolah memiliki apa yang diperlukan agar siswa belajar dan guru sungguh percaya bahwa setiap anak mampu belajar. Selain itu guru di sekolah mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu membuat siswanya belajar, memiliki kemampuan dalam menciptakan proses belajar mengajar yang bermakna bagi siswa, menyiapkan bahan dan perlengkapan untuk kegiatan belajar mengajar serta menyiapkan metode mengajar yang mampu menjangkau semua siswa secara rata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengukuran efikasi kolektif guru dilakukan dengan menggunakan 21 item pertanyaan dengan skala Likert dengan lima pilihan dan skor yang terdiri: 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 ragu-ragu, 4 setuju, dan 5 sangat setuju

F. Data yang yang di perlukan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN EFIKASI DIRI Hubungan antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dan Efikasi Diri dengan Kinerja Guru.

0 3 22

HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN EFIKASI DIRI Hubungan antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah dan Efikasi Diri dengan Kinerja Guru.

0 2 20

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 16

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFIKASI KOLEKTIF DENGAN HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFIKASI KOLEKTIF DENGAN KINERJA PERANGKAT KERJA DAERAH KABUPATEN BLORA.

2 3 18

KONTRIBUSI IKLIM KOMUNIKASI, KESEJAHTERAAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Kontribusi Iklim Komunikasi,Kesejahteraan, dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali

0 2 22

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru.

0 0 16

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN.

0 0 74

Kontribusi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efikasi kolektif guru SMP Negeri Kecamatan Negara Batin.

1 2 202

Kontribusi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efikasi kolektif guru SMA di Magelang tahun 2015.

0 1 207