g. Membangun kultur sekolah Perilaku kepala sekolah yang berusaha untuk membangun nilai, keyakinan
dan norma sekolah, serta menciptakan suasana saling percaya dan perhatian satu dengan yang lain.
h. Membangun kultur Kolaboratif Perilaku kepala sekolah dimana dia memberikan kesempatan kepada para
guru dan staf untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan isu-isu mengenai diri mereka.
B. Penelitian terdahulu Kepemimpinan Transformasional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tukiman dengan judul implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu sekolah di SD Kanisius Sengkan Kabupaten Sleman, dapat disimpulkan.
1. Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan memiliki nilai-nilai luhur yang diyakini dan diperjuangkan untuk membangun sekolah, yaitu keyakinan,
keterbukaan, kedisiplinan, kesabaran, kejujuran dan kenyamanan. 2. Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan membangun rasa saling percaya di
antara para guru dan karyawan dengan cara memberikan teladan melalui cara hidupnya dengan memberikan kebebasan dan kesempatan dalam
berpendapat. 3. Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan membangun motivasi dalam diri para
guru dan karyawan dengan cara menumbuhkan motivasi dalam diri sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan menggali ide-ide kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi sekolah dengan cara
memberikan kebebasan kepada para guru dan karyawan untuk berkreasi. Jadi, jika kepemimpinan transformasional diterapkan dengan baik dan benar
akan mempengaruhi banyak aspek-aspek yang lain. Seperti penelitian diatas didapatkan hasil bahwa kepemimpinan transformasional dapat menimbulkan
aspek-aspek lain seperti rasa kedisiplinan, kejujuran, kesabaran. Selain itu, menciptakan ide-ide kreatif yang dimiliki karyawan dan kebebasan dalam
berpendapat.
C. Efikasi Kolektif
1. Pengertian Efikasi Kolektif Menurut Bandura Feist, 2010: 219, efikasi kolektif adalah “keyakinan
ya ng dimiliki manusia untuk mencapai hasil yang diinginkan”. Dengan
perkataan lain, efikasi kolektif adalah kepercayaan orang-orang bahwa usaha mereka bersama akan membawa suatu pencapaian kelompok.
Sedangkan untuk efikasi diri self eficacy Bandura 1997: 478 menjelaskan kepercayaan dari efikasi personal tidak dideteksi dari luasnya sistem sosial
pada fungsi anggota. Dalam efikasi individu, mereka mempertimbangkan sifat kuat individu dalam proses kelompok yang mampu meningkatkan usaha
kelompok. Sebaliknya, dalam menilai efikasi kelompok secara keseluruhan, anggota secara pasti mempertimbangkan sebaik apa kerja teman kelompok
dalam melaksanakan perannya masing-masing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salah satu penelitian awal yang dikelola oleh Bandura Madzlan, Johari, Zain:2008 yang menemukan bahwa efikasi kolektif memiliki hubungan yang
positif dengan pencapaian tingkat sekolah. Bandura 1997 mendefinisikan efikasi kolektif sebagai kepercayaan yang dibagi dalam kelompok tentang
kemampuan bersama untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan tindakan- tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Sementara
menurut Goddard dkk Madzlan, Johari, Zain:2008 mendefinisikan bahwa efikasi kolektif guru sebagai konstruk yang mengukur kepercayaan guru
tentang kemampuan dan usaha kolektif sekelompok guru atau sekolah untuk mempengaruhi pencapaian murid. Definisi ini merupakan kepercayaan bahwa
usaha guru dalam organisasi akan berdampak positif terhadap pencapaian murid.
Menurut Bandura 1997 efikasi kolektif bukanlah mencerminkan kekuatan kelompok yang besar dari segi ukurannya. Dalam organisasi, efikasi kolektif
mencerminkan kepercayaan anggota terkait kemampuan pelaksanaan suatu sistem sosial secara menyeluruh. Dalam kelompok, anggota-anggota yang
berbeda latar belakang dengan tantangan yang juga berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Hubungan yang lemah antar anggota dapat mempengaruhi
peran kelompok. Anggota yang berefikasi tinggi dalam sebuah kelompok cenderung lemah dalam melaksanakan tugas jika ada antara mereka tidak
memberikan kontribusi yang seharusnya. Kepercayaan yang tinggi suatu kelompok terhadap kemampuan kolektif menjadi pertanda terhadap
keberhasilan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Menurut Bandura 1997: 79-115 faktor-faktor efikasi meliputi: a. Pengalaman menguasai suatu kompetensi enactive mastery experiences
b. Pengalaman melihat konsekuensi yang terjadi pada orang lain vicarious experiences
c. Persuasi verbal verbal persuasion d. Kondisi fisiologis dan afektif
e. Khasiat guru dan kolektif secara signifikan dipengaruhi oleh kolaborasi dari staf ketika mereka menggembangkan keyakinan mereka dan sistem sosial
dalam sekolah f. Pengetahuan luas. YusofOsman 2010
D. Penelitian terdahulu Efikasi Kolektif