Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviati
on Std.
Error Mean
95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper Pair 1
pretest - posttest
-1.212 1.453
.253 -1.727 -.697 -4.794 32 .000
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 2 diperoleh besar t = - 4,794 dan besar probabilitas = 0,000. Besar probabilitas p = 0,000
= 0,05; menunjukkan bahwa hasil ini signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata skor yang signifikan antara skor pre-test dan skor
post-test. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah mengalami proses belajar menggunakan media simulasi PhET dengan metode problem
solving terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa tentang Hukum-hukum tentang Gas Ideal, ditunjukkan dengan skor rerata post-
test lebih tinggi daripada skor rerata pre-test. Selain secara signifikansi peningkatan pemahaman konsep siswa
dikelas eksperimen ini dapat ditunjukkan dengan skor rerata nilai pre- test dan skor rerata post-test, seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. Skor Rerata Pre-test dan Post-test Kelas
Skor Rereta Pre-Test Skor Rerata Post-test
Eksperimen 6,79
8,00
b. Mengetahui Perbedaan Pemahaman Konsep Siswa di Kelas
Kontrol Dan Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahman konsep siswa yang signifikan antara kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional dengan kelas eksperimen menggunakan pembelajaran media simulasi PhET dengan metode problem solving. Maka dari itu
pertama-tama, nilai test awal dari kedua kelas harus diuji dengan uji statistik T-Test Independent. Hasil uji T-Test untuk kedua kelas yang
independent dengan menggunakan SPSS 17 adalah sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Output T-Test Pre-Test Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Group Statistics
Pretest N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Nilai
Kontrol 30
4,7333 2,18037
,39808 Eksperimen
33 6,7879
2,08803 ,36348
Hasil analisis tes awal dapat dilihat pada Tabel 4 diperoleh besar t = -3,819 dan besar probabilitas = 0,000. Besar probabilitas p = 0,000
= 0,05; menunjukkan bahwa hasil ini signifikan. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan antara kedua kelas. Hal ini juga dapat dilihat
bahwa besar rerata antara kedua kelas berbeda cukup jauh. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa kedua kelas tidak memiliki pemahaman
konsep yang sama tentang materi Hukum-hukum tentang gas ideal sebelum kedua kelas diberi treatment dengan metode yang berbeda.
Selanjutnya karena kedua kelompok memiliki pemahaman awal yang berbeda maka skor tes akhir kedua kelas tidak dapat diuji statistik
menggunakan uji T-Test. Maka dari itu harus membuat variabel baru yang disebut dengan Gain skor yaitu selisih antara skor tes akhir dan tes
awal untuk kedua kelas. Setelah didapatkan variabel baru tersebut barulah dapat diuji dengan uji statistik T-Test Independent yakni untuk
melihat apakah ada perbedaan kenaikan skor dari kedua kelas. Hasil uji T-Test untuk kedua kelas yang independent dengan menggunakan
SPSS 17 adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5. Hasil Output T-Test Gain skor Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Group Statistics
Gain skor N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Nilai
Kontrol 30
2,7333 2,13240
,38932 Eksperimen
33 1,2121
1,45253 ,25285
Hasil analisis tes Gain skor dapat dilihat pada Tabel 5 diperoleh besar t = 3,335 dan besar probabilitas = 0,001. Besar probabilitas p =
0,001 = 0,05; menunjukkan bahwa hasil ini signifikan. Hal ini
berarti bahwa ada perbedaan antara kedua kelas. Hal ini juga dapat dilihat bahwa besar rerata antara kedua kelas berbeda. Perbedaan ini
disebabkan oleh perlakuan treatment antara kedua kelas berbeda. Skor rerata hasil uji gain skor yaitu skor rerata kelas kontrol sebesar 2,7333
lebih baik dari skor rerata kelas eksperimen sebesar 1,2121. Maka dari itu, hasil uji ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan