Peningkatan pemahaman konsep dalam penelitian ini berhubungan dengan kemampuan kognitif siswa. Kemampuan kognitif yang dimaksud
adalah kemampuan yang selalu dituntut pada anak didik untuk dikuasai karena menjadi dasar dari penguasaan ilmu pengetahuan.
Ranah kognitif- pengetahuan knowledge yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada kategori Pengetahuan, Pemahaman, dan Analisa.
Kategori pengetahuan adalah kemampuan menyebutkan atau menjelaskan kembali.
Kategori pemahaman
adalah kemampuan
memahami instrukimasalah, menginterpretasikan dan menyatakan kembali dengan
kata-kata sendiri. Kategori penerapan adalah kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru Retno Utari, dalam
http:www.bppk.depkeu.go.idwebpknattachmentsarticle7661- Taksonomi20Bloom20-20Retno-ok-mima+abstract.pdf
. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
siswa terhadap konsep fisika sangat penting karena tanpa adanya pemahaman konsep permasalahan kecil yang berhubungan dengan konsep
tidak dapat diselesaikan dengan baik.
B. Hubungan Simulasi Phet Dengan Metode Problem Solving Dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa
Pembelajaran dengan
menggunakan simulasi
PhET merupakan
pembelajaran yang memanfaatkan media komputer untuk menjalankan aplikasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PhET yang telah disediakan oleh website PhET yaitu https:phet.colorado.edu
Khaterhine, 2006. Simulasi Phet dapat membantu dalam memudahkan siswa mempelajari
konsep baru atau mamahami aplikasi dari konsep yang sudah diketahui. Melalui simulasi PhET siswa diharapkan lebih paham mengenai materi yang
telah diajarkan Wieman, 2010. Tujuan utama dari simulasi PhET ini yakni untuk meningkatkan
keterlibatan siswa dan meningkatkan hasil belajarnya. Simulasi ini didesain dengan menarik sehingga dapat mengundang perhatian siswa untuk mencoba
bereksplorasi terlibat aktif, serta simulasi ini juga didesain khusus untuk mendukung siswa dalam membangun pemahaman konsep yang kuat mengenai
fisika melalui eksplorasi tersebut. Sedangkan dengan melihat penjabaran tentang metode problem solving
diatas dapat dikatahui bahwa problem solving merupakan metode dengan pemecahan persoalan atau masalah. Metode problem solving ini melatih siswa
untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang didapat dalam persoalan fisika sesuai dengan pemahamannya masing-masing.
Pembelajaran yang mengkolaborasikan media simulasi PhET dan metode pembelajaran problem solving diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik, membuat siswa lebih aktif, mengembangkan daya kreatif, menumbuhkan rasa kerjasama dan meningkatkan motivasi siswa untuk
memahami ilmu fisika sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep fisika.
C. Hukum- Hukum tentang Gas Ideal
1. Hukum Boyle
Dikemukakan oleh seorang fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle. Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan P dan volume V
ketika gas berada dalam suhu T tetap. Jika suhu gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding terbalik dengan
volumenya. Hal ini dikenal sebagai hukum Boyle. Secara umum, hukum Boyle berbentuk:
PV = tetap Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada suhu tetap, persamaannya
menjadi: P
1
V
1
= P
2
V
2
2. Hukum Charles-Gay Lussac
Dipublikasi pertamakali oleh Joseph Gay Lussac 1802, dimana dalam publikasinya tersebut Boyle mengutip karya dari Jacques Charles
1787 yang tidak dipublikasikan. Charles menyelidiki hubungan antara volume V dan suhu T ketika gas berada dalam tekanan P tetap. Jika
tekanan suatu gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka volume gas tersebut sebanding dengan suhu mutlaknya. Hal ini dikenal sebagai hukum
Charles-Gay Lussac ataupun hukum Charles. Secara umum, hukum Charles-Gay Lussac berbentuk: