Simulasi PhET Deskripsi Teori

2. Pelajaran menjadi fun, menyenangkan. Pelajaran fisika menjadi lebih menarik dan menyenangkan, tidak tegang dan kaku. 3. Siswa sungguh menghayati peran yang dilakukan dan pengetahuan mereka menjadi lebih realistik. Siswa menjadi mengerti apa yang terjadi, bukan hanya dalam pikiran. 4. Lebih menunjukkan pembelajaran konstruktivistis di mana siswa sungguh aktif berpikir, kreatif, dan partisipatif dalam belajar. Suparno, 2013: 90-91. Progam PhET dirancang untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan juga menyediakan satu lingkungan belajar dimana siswa dapat mengkonstruksi pemahaman konseptual fisika yang kuat dengan bereksplorasi. Setiap simulasi menyediakan animasi interaktif dan lingkungan seperti permainan yang menarik bagi siswa dan mengajak mereka untuk berinteraksi dan berkesplorasi Wieman, 2008 : 394. Simulasi Phet dapat membantu dalam memudahkan siswa mempelajari konsep baru atau mamahami aplikasi dari konsep yang sudah diketahui. Melalui simulasi PhET siswa diharapkan lebih paham mengenai materi yang telah diajarkan Wieman, 2010. Kelemahan dari simulasi PhET ini adalah dalam hal waktu. Dalam pelaksanaan pembelajaran membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga materi pembelajaran dan eksperimen dengan simulasi PhET dapat dilakukan dengan optimal. Selain itu dibutuhkan juga waktu pelatihan peer teaching atau persiapan terlebih dahulu untuk mengenalkan apa itu PhET dan menjelaskan bagaimana cara menjalankan dan menggunakan simulasi PhET tersebut sehingga siswa tidak bingung menjalankan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Metode Problem Solving

Problem solving adalah metode pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi Suparno, 2013: 104. Sebagai bagian dari metode mengajar, Problem solving atau pemecahan masalah ini merupakan cara mengajar yang dimulai dari proses perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, sampe dengan penentuan alternatif pemecahan masalah Suyanto Djihad, 2013 Problem Solving metode pemecahan masalah bukan sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir karena dalam Problem Solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan Abdul Majid, 2015: 212. Dalam metode pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah fisika sesuai dengan pemahaman masing-masing siswa yang berlandaskan pada pengetahuan yang telah dimiliki. Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI metode ini diharapkan pembelajaran semakin bermakna bagi siswa, sehingga apa yang sudah didapatkan tidak mudah lupa. Proses pembelajaran dengan problem solving berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Metode problem solving sering disebut “metode ilmiah” scientific method karena langkah-langkah yang digunakan adalah langkah ilmiah yang dimulai dari: merumuskan masalah, merumuskan jawaban sementara hipotesis, mengumpulkan dan mencari datafakta, menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi, dan mengaplikasikan temuan ke dalam situasi baru Abdul Majid, 2015: 213. Menurut Solo Wanket dan Oreovocz, 1995, dalam Wena, 2011: 56, dalam Skripsi Peters, 2013 mengemukakan enam tahap dalam pemecahan masalah: a. Identifikasi permasalahan b. Representasi permasalahan c. Perencanaan pemecahan d. Menerapkanmengimplementasikan perencanaan e. Menilai perencanaan f. Menilai hasil pemecahan Dari informasi diatas disimpulkan langkah-langkah problem solving yaitu mengidentifikasi masalah, menegaskan masalah, memilih pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, melakukan evaluasi pemecahan masalah. Langkah-langkah problem solving berbantuan PhET, yaitu mengidentifikasi masalah, menegaskan masalah, memilih pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, pemanfaatan media simulasi PhET, melakukan evaluasi pemecahan masalah.

3. Pemahaman Konsep

Karena salah satu tujuan belajar mengajar adalah usaha agar siswa memahami konsep dan tingkat keberhasilan harus diukur maka pertanyaan “kapan seseorang boleh disebut memahami suatu konsep yang dipelajari” adalah pertanyaan yang sangat relevan. Untuk dapat memutuskan apakah sseorang siswa memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut Budi, 1992: 114 dalam Skripsi Peters, 2013. Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan suatu konsep antara lain: a. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri; b. Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain; c. Dapat menganalisis hubungan antar konsep dalam suatu hukum; d. Dapat menerapkan suatu konsep untuk: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI SMA 1 AEK NATAS.

0 2 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL DI KELAS XI SMA NEGERI 1 KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT T.A. 20.

0 2 21

Pengaruh penggunaan simulasi phet dengan model problem solving terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran tentang hukum boyle dan gay lussac di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

0 0 159

Proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET: studi kasus siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.

0 6 154

Pengaruh pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving terhadap sikap ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

2 9 158

Penggunaan metode pembelajaran problem solving dalam peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gerak jatuh bebas di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 4 125

Pengembangan pemahaman siswa pada materi hukum hukum gas ideal dengan menggunakan simulasi PhET (sebuah studi kasus)

0 0 248

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

0 0 2

Penggunaan metode pembelajaran problem solving dalam peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gerak jatuh bebas di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta - USD Repository

0 0 123

Pengaruh penggunaan metode simulasi phet terhadap tingkat pemahaman siswa kelas XI MIPA SMA Yos Sudarso Cilacap terkait materi elastisitas - USD Repository

0 1 171