Mengetahui Perbedaan Pemahaman Konsep Siswa di Kelas

Tabel 5. Hasil Output T-Test Gain skor Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Group Statistics Gain skor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai Kontrol 30 2,7333 2,13240 ,38932 Eksperimen 33 1,2121 1,45253 ,25285 Hasil analisis tes Gain skor dapat dilihat pada Tabel 5 diperoleh besar t = 3,335 dan besar probabilitas = 0,001. Besar probabilitas p = 0,001 = 0,05; menunjukkan bahwa hasil ini signifikan. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan antara kedua kelas. Hal ini juga dapat dilihat bahwa besar rerata antara kedua kelas berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh perlakuan treatment antara kedua kelas berbeda. Skor rerata hasil uji gain skor yaitu skor rerata kelas kontrol sebesar 2,7333 lebih baik dari skor rerata kelas eksperimen sebesar 1,2121. Maka dari itu, hasil uji ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan simulasi PhET belum mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Skor rerata pre-test dan post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, seperti pada tabel berikut: Tabel 6. Skor rerata pre-test dan post-test Kelas Skor rerata Pre-test Skor rerata Post-Test Eksperimen 6,79 8,00 Kontrol 4,7333 7,467 Dari analisis gain skor, skor rerata kelas kontrol lebih besar dari pada kelas eksperimen, namun jika dilihat dari skor rerata pre-test dan post-test seperti pada tabel 6, terlihat bahwa nilai yang didapatkan lebih baik kelas eksperimen dari pada kelas kontrol, dan nilai akhir skor rerata post-test yang didapatkan pun juga lebih besar kelas eksperimen dari pada kelas kontrol.

2. SMA Negeri 2 Prambanan

a. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa kelas

eksperimen Untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang materi Hukum-hukum tentang Gas deal maka skor tes awal dan skor tes akhir yang diperoleh kelas eksperimen perlu diuji dengan statistik Paired T-Test. Hasil uji t-test untuk dua kelompok yang dependent menggunakan program SPSS 17 convindence interval 95, sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Output T-test Kelas Eksperimen Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 pretest 3.03 33 1.510 .263 posttest 4.61 33 1.600 .278 Pada statistik paired sample T-Test diketahui bahwa terdapat 33 siswa pada kelas eksperimen yang digunakan. Seluruh siswa tersebut memiliki skor rata-rata pemahaman konsep awal sebesar 3,03 dan skor rata-rata pemahaman konsep akhirnya adalah sebesar 4,61. Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 pretest posttest 33 .367 .035 Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pretest - posttest -1.576 1.751 .305 -2.196 -.955 -5.171 32 .000 Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 6 diperoleh besar t = - 5,171 dan besar probabilitas = 0,000. Besar probabilitas p = 0,000 = 0,05; menunjukkan bahwa hasil ini signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan rata-rata skor yang signifikan antara skor pre-test dan skor post-test. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah mengalami proses belajar menggunakan media simulasi PhET dengan metode problem solving terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa tentang Hukum-hukum tentang Gas Ideal, ditunjukkan dengan skor rerata post- test lebih tinggi daripada skor rerata pre-test. Selain secara signifikansi peningkatan pemahaman konsep siswa dikelas eksperimen ini dapat ditunjukkan dengan skor rerata nilai pre- test dan skor rerata post-test, seperti pada tabel dibawah ini:

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI SMA 1 AEK NATAS.

0 2 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL DI KELAS XI SMA NEGERI 1 KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT T.A. 20.

0 2 21

Pengaruh penggunaan simulasi phet dengan model problem solving terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran tentang hukum boyle dan gay lussac di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

0 0 159

Proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET: studi kasus siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.

0 6 154

Pengaruh pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving terhadap sikap ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

2 9 158

Penggunaan metode pembelajaran problem solving dalam peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gerak jatuh bebas di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 4 125

Pengembangan pemahaman siswa pada materi hukum hukum gas ideal dengan menggunakan simulasi PhET (sebuah studi kasus)

0 0 248

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

0 0 2

Penggunaan metode pembelajaran problem solving dalam peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gerak jatuh bebas di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta - USD Repository

0 0 123

Pengaruh penggunaan metode simulasi phet terhadap tingkat pemahaman siswa kelas XI MIPA SMA Yos Sudarso Cilacap terkait materi elastisitas - USD Repository

0 1 171