Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

16 yang menunjukkan hubungan faktakonsepteori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsepteoripendap at yang berbeda dari berbagai jenis sumber Mengkomunikasik an communicating Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan Menyajikan hasil kajian dari mengamati sampai menalar dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain Dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran

B. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

1. Pengertian Berpikir Tingkat Tinggi Berpikir dalam KBBI diartikan sebagai kegiatan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan. Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary yang dikutip oleh Momon Sudarma 2013:37, thinking salah satunya diartikan, “ideas or opinions about something”. Pemikiran adalah ide atau opini. Dengan kata lain, orang yang berpikir adalah orang yang memiliki ide atau opini mengenai sesuatu. 17 Berbeda dengan berpikir, A. Thomas dan G. Thorne sebagaimana dikutip oleh Rosnawati 2009 menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi higher order thinking skills adalah keterampilan yang lebih dari sekedar mengingat, memahami dan mengaplikasikan. FJ King et al 1998:1 dalam artikel “Higher Order Thinking Skills-Definition, Teaching Strategies, Assessment” menyatakan bahwa: “Higher order thinking skills include critical, logical, reflective, matacognitive, and creative thinking. They are activated when individuals encounter unfamiliar problems, uncertainties, questions, or dilemmas. Successful applications of the skills result in explanations, decisions, performances, and products that are valid within the context of available knowledge and experience and that promote continued growth in these and other intellectual skills.” Keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi kritis, logis, refleksif, metakognitif, dan berpikir kreatif. Hal tersebut aktif saat seseorang menghadapi masalah yang tidak biasa, ketidakpastian, persoalan atau dilema. Suksesnya pengaplikasian dari keterampilan itu dapat menghasilkan penjelasan, pilihan, dan pertunjukan dan produk yang valid dengan konteks ilmu dan pengalaman dan hal itu memajukan keberlanjutan berkembangnya kemampuan ini dan kemampuan intelektual yang lainnya. Lewis dan Smith 1993 mendefinisikan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: “Higher order thinking occurs when a person takes new information and information stored in memory an interrelates andor rearranges and extends this information to achieve a purpose or find possible answer in perplexing situations” 18 Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika orang itu mengambil informasi dan menyimpannya dalam memori dan menghubungkan dan meluaskan informasi tersebut untuk mencapai tujuan atau mencari jawaban dari situasi yang membingungkan. Newman 1991 sebagaimana dikutip Ghasempour et al 2012: 41, menyatakan bahwa: “higher order thinking is defined boadly as challenge and expanded use the mind when a person must interpret, analyze, or manipulate informations, because a questions needs to be answered.” Berpikir tingkat tinggi sebagai tantangan dan memperluas pemikiran ketika seseorang harus menginterpretasikan, menganalisa, atau memanipulasi informasi, karena sebuah pertanyaan yang harus dijawab. Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut, maka sejatinya berpikir tingkat tinggi merupakan berpikir pada level yang tinggi, dimana seseorang tidak hanya sekedar mengingat saja akan tetapi mampu menyimpan dan mengolah informasi yang telah didapatkan dan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau suatu pertanyaan yang ada. 2. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Krathwohl 2002 menyatakan indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi: a. Menganalisis 1 Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau 19 menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya 2 Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuat skenario yang rumit. 3 Mengidentifikasimerumuskan pertanyaan. b. Mengevaluasi 1 Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. 2 Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian 3 Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. c. Mengkreasi 1 Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu. 2 Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah. 3 Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya. 3. Higher Order Thinking Skills Menurut Taksonomi Bloom Revisi Pada Taksonomi Bloom revisi, yang termasuk ke dalam kategori higher order thinking skills adalah pada tingkat analyze menganalisis, evaluate mengevaluasi dan create mencipta. Sedangkan tiga aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami, 20 dan aspek aplikasi, masuk dalam bagian intelektual berpikir tingkat rendah atau lower-order thinking. Adapun definisi untuk masing-masing tingkatan dalam kategori berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: a. Menganalisis Analyze Menganalisis merupakan kemampuan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut serta mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut attributeing, dan mengorganisasikan organizing. Memberi atribut muncul bila siswa menemukan masalah dan kemudian membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Mengorganisasi menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur- unsur ini dapat menghasilkan hubungan yang baik. Mengorganisasi 21 memungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi unsur-unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang diberikan. b. Mengevaluasi Evaluate Evaluasi merupakan kegiatan pemberian nilai berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria dapat ditentukan sendiri namun yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi. Namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian. Evaluasi meliputi mengecek checking dan mengkritisi critiquing. Mengecek merupakan kegiatan yang mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar yang sudah ada. 22 c. Menciptakan Create Menciptakan mengarahkan pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersamaan untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya, untuk itu proses penggalian kembali memori jangka panjang sangat diperlukan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.

C. Pendidikan Karakter

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 0 31

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa : survei pada 5 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Sleman.

0 2 160

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa.

0 0 2

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa.

0 0 2

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Akuntansi Keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa studi kasus pada 2 SMK Negeri dan 4 SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis

0 0 190

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa studi kasus pada 3 SMK Negeri dan 3 SMK swasta bidang keahlian bisnis

0 0 172

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa studi kasus pada 6 SMK Swasta Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Pr

0 0 165

Hubungan persepsi siswa tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran akuntansi keuangan dengan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pengembangan karakter siswa survei pada 6 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Keahli

0 1 244

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA

0 1 10