Deskripsi Pelaksanaan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mulai tanggal 9 September 2013 sampai dengan tanggal 17 September 2013. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-2 dengan total jumlah siswa 33 siswa, tetapi pada saat pengambilan data terdapat 3 orang siswa yang tidak hadir, sehingga subyek pada penelitian ini hanya berjumlah 30 siswa.. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan treatment secara langsung kepada para siswa yang menjadi subjek penelitian. Pemberian treatment berupa kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Adapun deskripsi penelitian sebagai berikut. 1. Pra Tindakan Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi terkait dengan pembelajaran Biologi kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dalam observasi peneliti menanyakan beberapa hal terkait dengan mata pelajaran Biologi, seperti : situasi dan kondisi siswa ketika pembelajaran, metode guru dalam mengajar, dan hasil belajar siswa pada ranah kognitif pada semester gasal. Observasi ini dilakukan supaya peneliti benar-benar mengetahui kondisi dan masalah yang benar-benar terjadi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Dari observasi tersebut peneliti melihat terdapat permasalahan pada hasil belajar ranah kognitif siswa untuk mata pelajaran Archaaebacteria dan Eubacteria dimana terlihat masih banyak nilai siswa yang berada di bawah KKM. Selain hal tersebut, guru juga menceritakan tentang kondisi siswa yang terkadang masih sering ribut dan lebih suka berbicara dengan temanya ketika proses belajar mengajar berlangsung karena siswa masih kurang memiliki motivasi internal dalam belajar. Setelah melakukan wawancara dengan guru peneliti kemudian menemui kepala sekolah untuk meminta ijin akan melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Kepala sekolah menanggapi rencana peneliti dengan senang hati dan memberikan ijin pada peneliti. Setelah mengkaji permasalahan yang dihadapi, peneliti kemudian mendiskusikan permasalahan tersebut bersama dosen pembimbing dan melakukan studi pustaka terkait hal-hal yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Setelah melakukan studi pustaka peneliti mulai menyusun langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memberikan surat ijin pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah. 2. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan peneliti memulai dengan menyusun semua instrument yang dibutuhkan, meliputi instrument perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data. 1 Instrumen Perangkat Pembelajaran Instrumen perangkat pembelajaran yang dibuat meliputi: a Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Silabus dan RPP siklus I yang disusun akan digunakan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Silabus dan RPP siklus I disusun dengan memuat model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dalam kegiatan pembelajarannya. b Lembar Kerja Siswa LKS LKS diberikan kepada setiap kelompok dan berisi pertanyaan- pertanyaan terkait dengan materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bertujuan untuk memancing setiap siswa dalam kelompok untuk memulai berdiskusi. c Kartu Nomor dan Kartu Undi Kartu nomor akan diberikan kepada setiap siswa dalam kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan jumlah kartu sesuai dengan banyaknya anggota kelompok. Kartu nomor akan digunakan ketika tanya-jawab. Sedangkan kartu undi digunakan untuk pengundian kartu nomor dalam pengundian soal. d Stiker Identitas Stiker digunakan sebagai identitas atau tanda pengenal siswa, untuk mempermudah dalam observasi siswa. Stiker diberikan kepada semua siswa dan berisi nomor absen siswa yang memakainya. e Power Point PPT Materi Ajar PPT dibuat untuk mempermudah peneliti dalam menyampaikan materi dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dibahas. f Rangkuman Materi Rangkuman materi berisi tentang materi Archaebacteria dan Eubacteria yang diberikan kepada seluruh siswa. g Tabel Skoring Tabel skoring peneliti gunakan untuk mencatat skor hasil jawaban para siswa pada proses tanya-jawab. 2 Instrumen Pengumpulan Data a Soal Pre-test dan Post-test siklus I Soal pre-test dan post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar pada ranah kognitif. b Lembar Observasi dan Lembar Kuesioner Motivasi Awal Lembar observasi dan lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa. Sebelumnya seluruh instrument yang akan digunakan telah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru serta dosen pembimbing. b. Pelaksanaan Tindakan Setelah perencanaan selesai, proses penelitian dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus I. Sebelum pelaksanaan tindakan, pada hari Selasa 3 September 2013 terlebih dahulu peneliti memberikan kuesioner awal untuk mengukur motivasi belajar siswa kelas X-2. Pengisian kuesioner berlangsung sekitar 10 menit, dan diakhir pengisian kuesioner peneliti membagikan rangkuman materi berkaitan dengan materi Archaebaceria dan Eubacteria yang akan digunakan para siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Gambar 4.1. Siswa Mengerjakan Kuesioner Awal 1 Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan 4 jam pertemuan yaitu, pertemuan I pada hari Senin, 9 September 2013 dan pertemuan II pada hari Selasa, 10 September 2013. Pertemuan I seharusnya dilaksanakan pada jam pelajaran kedua sampai jam pelajaran ketiga yaitu pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB. Namun karena pada jam pertama sekolah mengadakan upacara bendera sehingga jam pertemuan dipotong, hanya menjadi 30 menit setiap jam pelajaran. Pembelajaran dilaksanakan di kelas X-2. Berikut rincian kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama: a Kegiatan Awal Pembelajaran Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan peneliti memeriksa kesiapan siswa dan membagikan stiker kepada siswa yang tertulis nomor absen masing-masing siswa. Setelah itu, peneliti melakukan presensi pada siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan apresepsi sesuai dengan persiapan pada RPP yang telah dibuat dengan menampilkan gambar toilet, tempat pembuangan akhir sampah, makanan terjatuh dilantai dan diambil kembali, dan sungai yang penuh dengan sampah. Berdasarkan gambar tersebut, kemudian siswa diminta menyebutkan apa yang akan ditemui di tempat atau kegiatan tersebut. Menanggapi pertanyaan tersebut, siswa memberikan respon positif dengan menjawab pertanyaan tersebut. Siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat ketika menjawab pertanyaan secara bersama-sama, sehingga kondisi kelas terlihat ramai. Peneliti mencoba untuk menerapkan sistem yang baik pada siswa ketika hendak menjawab atau memberikan pendapat yakni dengan cara mengangkat tangan terlebih dahulu. Dan siswa pun sepakat dengan sistem yang ditawarkan oleh peneliti. Tujuan peneliti memberikan apresepsi adalah untuk memotivasi siswa, supaya siswa dapat terbuka dalam menyampaikan pendapat- pendapat mereka dan menarik perhatian para siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih serius dan lebih siap. Setelah menyampaikan apresepsi, kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, setelah penyampaian tujuan pembelajaran peneliti memberikan pretest kepada siswa. Pretest ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada materi Archaebacteria dan Eubacteria sebelum penerapan tindakan. Gambar 4.2. Siswa Mengerjakan Pretest b Kegiatan Inti Pembelajaran Pada awal kegiatan inti peneliti menyampaikan satu permasalahan kepada siswa terkait dengan bakteri. Siswa satu persatu mengangkat tangan untuk mencoba menjawab permasalahan tersebut. Setelah beberapa siswa mencoba menjawab peneliti pun mengklarifikasi jawaban dari para siswa. Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together yang akan digunakan selama proses belajar mengajar kepada para siswa. Pada penjelasan awal beberapa siswa masih terlihat bingung dengan model pembelajaran tersebut, kemudian peneliti mengulangi penjelasan tentang proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together. Kegiatan selanjutnya peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada pertemuan ini meliputi pembagian kelompok, pemberian nomor, pembagian pertanyaan yang berupa LKS, dan berpikir bersama dalam kelompok. Dalam pembagian kelompok peneliti meminta para siswa untuk membentuk 5 kelompok diskusi dimana satu kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Pembagian kelompok pada siklus I ini dilakukan dengan cara berhitung dari satu sampai lima, dimana tiap siswa yang menyebutkan nomor yang sama berkumpul menjadi satu kelompok. Pada saat peneliti meminta siswa membentuk kelompok dengan cara berhitung, siswa terlihat kurang antusias dan terkesan malas untuk berkumpul dengan kelompoknya. Melihat situasi tersebut, peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa siapapun teman kelompok mereka, mereka harus bisa bekerja dalam kelompok dan bisa bekerja sama satu sama lain. Siswa yang pada awalnya terlihat bermalas-malasan akhirnya mulai berkumpul dengan kelompoknya. Suasana kelas menjadi sedikit ribut karena beberapa siswa berteriak- teriak mencari anggota kelompoknya dan suara gaduh karena siswa sibuk untuk memindahkan kursi-kursi. Namun, peneliti dapat mengendalikan situasi tersebut sehingga kegiatan dapat dilanjutkan kembali. Setelah semua siswa telah berkumpul bersama kelompoknya masing-masing, peneliti selanjutnya membagikan Lembar Kerja Siswa LKS dan kartu nomor pada setiap kelompok. Ketika peneliti membagikan kartu nomor beberapa siswa masih bingung fungsi dari kartu nomor tersebut. Peneliti kemudian menjelaskan fungsi kartu nomor tersebut pada tiap-tiap kelompok sampai mereka mengerti maksud dibagikannya kartu nomor tersebut. LKS yang diberikan kepada siswa berisi 7 pertanyaan. Pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk memancing siswa dalam memulai diskusi. Pada saat melaksanakan diskusi, kelas sedikit tidak kondusif. Beberapa siswa antusias dalam diskusi, namun ada pula siswa yang bercerita dengan teman-temannya. Hal tersebut membuat peneliti beberapa kali harus mengingatkan para siswa untuk dapat menjaga ketenangan dan melanjutkan diskusi dengan baik dan saling bekerja sama. Dalam kegiatan diskusi, beberapa siswa masih terlihat bingung dengan materi sehingga peneliti harus membantu para siswa agar mereka memahami materinya. Pada beberapa kelompok, para siswa terlihat saling membantu dengan bergantian mencatat jawaban dari hasil diskusi kelompok. Kegiatan diskusi akhirnya tidak maksimal karena waktu sudah hampir habis akibat adanya pemotongan jam pelajaran. Akhirnya peneliti memutuskan untuk mengakhiri diskusi dan akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. Peneliti juga meminta tiap kelompok mengumpulkan LKS hasil diskusi. Pada pertemuan pertama pembelajaran hanya difokuskan untuk diskusi kelompok dengan bantuan LKS yang membantu mereka untuk memulai diskusi dan rangkuman materi yang membantu dalam memahami materi. Gambar 4.3 Siswa Berdiskusi Kelompok c Kegiatan Akhir Pembelajaran Pada akhir pembelajaran peneliti menyampaikan bahwa diskusi akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya dan dilanjutkan sesi tanya-jawab terkait dengan materi yang sudah mereka diskusikan bersama kelompoknya. Peneliti juga menyampaikan bahwa akan ada posttest diakhir pembelajaran dan meminta siswa untuk belajar dan mempersiapkan diri. 2 Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 10 September 2013. Pembelajaran dimulai pada jam pertama sampai dengan jam kedua yaitu pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.30 WIB. Adapun rincian kegiatan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut: a Kegiatan Awal Pembelajaran Kegiatan awal dimulai dengan berdoa kemudian dilanjutkan dengan presensi. Peneliti memeriksa kesiapan belajar siswa kemudian membagikan kembali stiker kepada para siswa sebagai tanda pengenal untuk mempermudah para observer dalam mengobservasi siswa. Selanjutnya peneliti menanyakan berkaitan hal yang telah para siswa diskusikan pada pertemuan selanjutnya. Para siswa sangat bersemangat ketika menyampaikan hal yang mereka diskusikan pada pertemuan sebelumnya, akibatnya suasana kelas menjadi sangat ribut dan kurang kondusif. Akhirnya peneliti mengingatkan kembali tentang cara yang baik ketika mereka akan menjawab atau berpendapat yaitu dengan mengangkat tangan. Akhirnya satu per satu siswa yang ingin menyampaikannya mengangkat tangan. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. b Kegiatan Inti Pembelajaran Kegiatan inti pada pertemuan kedua siklus I adalah lanjutan dari pertemuan pertama yang telah dilaksanakan pada hari Senin, 9 September 2013. Pada awal kegiatan inti peneliti meminta siswa untuk kembali berkumpul bersama kelompoknya untuk melanjutkan diskusi serta mengingat kembali diskusi pada pertemuan sebelumnya. Seperti pada pertemuan sebelumnya, suasana kelas ketika diskusi sangat tidak tenang dan tidak kondusif. Hal tersebut mengakibatkan beberapa siswa mengeluh kepada peneliti karena suasana kelas yang ribut. Peneliti beberapa kali mencoba mengingatkan para siswa untuk tetap tenang namun hal tersebut tidak begitu berpengaruh kepada beberapa siswa, yang akhirnya beberapa siswa ribut kembali. Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi selesai, peneliti meminta siswa pada tiap kelompok untuk bersiap karena akan ada tanya-jawab. Peneliti memulai kegiatan dengan melakukan pengundian kartu nomor pada satu kelompok. Siswa yang memiliki kartu nomor yang berhasil diundi diminta untuk maju ke depan kelas. Di depan kelas secara mandiri siswa mengundi nomor soal yang harus dijawab. Setelah mengetahui soal yang harus dijawab siswa diberikan waktu untuk memikirkan jawabannya dan kemudian dipersilahkan untuk menjawab. Kegiatan tersebut dilakukan pada 5 kelompok diskusi dan dilakukan secara berurutan mulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 5. Ketika salah satu siswa maju ke depan kelas dan diminta untuk menjawab pertanyaan, banyak siswa yang lain ribut dan saling mengejek sehingga suasana kelas sangat tidak tenang. Peneliti mencoba untuk selalu menenangkan siswa agar lebih menghargai teman mereka yang sedang maju di depan kelas. Perwakilan kelompok yang maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan beberapa diantaranya justru bingung memikirkan jawabannya, sehingga peneliti memberi toleransi memperbolehkan siswa sedikit melihat rangkuman materi. Kemudian meminta siswa tersebut mengulang jawabannya tanpa harus melihat rangkuman materi kembali. Setelah seluruh kelompok mendapatkan kesempatan peneliti mengklarifikasi jawaban dengan menanyakan kembali pertanyaan yang ada pada kegiatan tanya- jawab pada seluruh siswa di kelas. Beberapa siswa mengangkat tangan dan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pemahaman mereka. Setelah seluruh soal dibahas bersama, selanjutnya peneliti menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada sela-sela penyampaian materi beberapa siswa sempat mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sedang diberikan dan ada pula yang mencatat materi yang ditampilkan melalui slide Powerpoint PPT. Namun, ada pula siswa pada barisan belakang yang lebih banyak berbicara dan terlihat mengobrol dengan siswa lainnya. Sehingga mengharuskan peneliti berhenti menjelaskan dan menegur siswa yang berada pada barisan belakang. Sebelum melaksanakan posttest peneliti bersama-sama dengan para siswa membuat kesimpulan terkait materi yang dibahas pada pertemuan pertama dan kedua. Gambar 4.4 Kondisi Siswa Ketika berkelompok Gambar 4.5 Kegiatan Tanya-Jawab Gambar 4.6 Tabel Skoring Tanya-Jawab Gambar 4.7 Peneliti Menyampaikan Materi c Kegiatan Akhir Pembelajaran Pada kegiatan akhir peneliti beserta para siswa memberikan apresiasi berupa tepukan tangan kepada wakil kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dan dengan semangat menjawab pertanyaan yang didapat. Sebelum melakukan post-test peneliti meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula. Peneliti juga meminta siswa untuk memasukkan rangkuman materi, buku catatan, dan buku paket Biologi ke dalam tas masing-masing. Setelah siswa siap, peneliti dengan dibantu oleh para observer membagikan soal posttest dan dikerjakan secara individu. Peneliti memberikan tes akhir posttest untuk mengetahui pemahaman akhir siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together untuk siklus I. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan adalah 10 menit dengan 20 nomor soal pilihan ganda. Pada awal kegiatan posttest kondisi sedikit tidak tenang sehingga mengharuskan peneliti untuk menegur bebrapa siswa yang terlihat kurang tenang dalam mengerjakan posttest. Gambar 4.8 Siswa Mengerjakan Posttest Siklus I c. Observasi Kegiatan observasi dilakasanakan pada saat kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa terkait dengan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together . Observasi dilakukan oleh rekan sejawat berjumlah 3 orang yaitu Maria Rosa Ketane Lazar, Florian Prima Remba Makin, dan Putu Juni Widiastuti sebagai tim observer. Para observer mengikuti setiap proses pembelajaran dari awal sampai dengan akhir pembelajaran dan mengamati seluruh kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Kemudian observer melakukan penilaian siswa secara individu pada lembar observasi sesuai dengan hasil pengamatan pada setiap aspeknya. Observer juga diminta membantu melakukan dokumentasi penelitian dengan menggunakan kamera digital. d. Evaluasi Sebelum pelaksanaan tindakan berlangsung seminggu sebelumnya peneliti memberikan kuesioner pada siswa untuk mengetahui motivasi awal siswa. Kuesioner diberikan pada hari Selasa, 3 September 2013. Pada awal tindakan peneliti melakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi Archaebacteria dan Eubacteria. Pelaksanaan pretest dilaksanakan pada hari Senin, 9 September 2013 yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Untuk mengevaluasi peningkatan hasil belajar siswa, dilaksanakan posttest. Posttest dilaksanakan pada hari Selasa, 10 September 2013 dan berlangsung sekitar kurang lebih 10 menit. Posttest dilaksanakan di ruang kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Secara keseluruhan pelaksanaan posttest beerlangsung dengan baik. Hal tersebut terjadi karena didukung oleh bantuan para observer yang ikut mengawasi jalannya posttest. Untuk mengevaluasi dan mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I selama proses pembelajaran digunakan lembar observasi yang telah diisi oleh para observer selama proses pembelajaran berlangsung. e. Refleksi Serangkaian proses pelaksanaan siklus I telah berjalan cukup baik. Alat dan bahan yang digunakan pada pelaksanaan siklus I serta persiapan yang telah peneliti lakukan dalam melaksanakan penelitian telah dipersiapkan dengan baik. Namun pencapaian siswa dalam hasil belajar belum memenuhi target dalam penelitian ini. Hasil tersebut karena hanya 0 siswa yang mencapai KKM pada pretest di siklus I dan 13,33 siswa yang mencapai KKM pada posttest siklus I. Sedangkan untuk motivasi belajar siswa sebelum mendapatkan treatment sudah dalam kategori tinggi yaitu 75, hasil tersebut didapat dari hasil kusioner siswa yang diberikan satu minggu sebelum pelaksanaan tindakan. Namun untuk motivasi belajar siswa ketika proses belajar mengajar yang didapat dari lembar observasi adalah 65. Meskipun hasil tersebut sudah masuk dalam kategori tinggi akan tetapi belum dapat memenuhi target yang ingin dicapai yaitu sebesar 75. Hasil pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan karena disebabkan oleh beberapa kekurangan yaitu siswa yang masih belum kenal dekat dengan peneliti dan belum terbiasa dengan cara penyampaian materi oleh peneliti sehingga timbul adanya kecanggungan dan rasa malu dari pihak siswa. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan lebih suka berbicara dengan teman yang lainnya ketika proses pembelajaran. Keadaan tersebut menjadikan catatan penting bagi peneliti untuk dapat mengkondisikan siswa dalam pelaksanaan siklus II. Hal yang lainnya yaitu siswa yang masih malu ketika diminta untuk menjawab pertanyaan saat kegiatan tanya-jawab dan beberapa siswa yang masih belum bisa menghargai ketika ada teman mereka yang sedang menjawab pertanyaan. Disamping kekurangan-kekurangan tersebut, pelaksanaan siklus I juga memiliki kelebihan yaitu beberapa siswa dengan berani bertanya ketika peneliti mejelaskan materi dan siswa dengan berani mengemukakan pendapat mereka ketika peneliti bertanya. Kekurangan pada pelaksanaan siklus I akan dijadikan bahan untuk perbaikan pada siklus 2, dimana peneliti lebih menekankan pada pengkondisian kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dan mengusahakan untuk bisa dekat dengan siswa. Dengan kondisi kelas yang tenang dan kedekatan antara peneliti dan siswa memungkinkan penyampaian materi dan segala sesuatu dalam pembelajaran menjadi lebih mudah. 3. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil yang telah didapat pada siklus I, diadakan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Berikut ini adalah kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap perencanaan: 1 Mengidentifikasi hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I. 2 Menyusun RPP siklus II sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together sesuai dengan materi pembelajaran siklus II. RPP ini digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. 3 Selain penyusunan silabus dan RPP, peneliti juga menyiapkan LKS yang nantinya digunakan sebagai bahan diskusi kelompok. 4 Peneliti juga mempersiapkan stiker identitas untuk siswa, materi ajar, kartu nomor dan kartu undi untuk kegiatan tanya-jawab, dan menyiapkan tabel skoring siswa. 5 Selain penyusunan instrument pembelajaran, peneliti juga menyusun instrument pengambilan data yang terdiri dari posttest siklus II, lembar kuesioner akhir, dan lembar observasi. 6 Peneliti juga membuat pembagian kelompok untuk siswa berdasarkan hasil posttest yang didapat pada siklus I. Semua yang dilakukan pada tahap perencanaan telah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing maupun dengan guru mata pelajaran Biologi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. b. Pelaksanaan Setelah tahap perencanaan selesai, proses penelitian dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II. Sama seperti pada siklus I, pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pula dalam dua kali pertemuan 4 jam pertemuan yakni, pada hari Senin 16 September 2013 dan hari Selasa 17 September 2013. 1 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada jam pelajaran kedua dan ketiga, yaitu pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB. Adapun rincian kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: a Kegiatan Awal Pembelajaran Pada awal kegiatan peneliti memeriksa kesiapan belajar siswa kemudian dilanjutkan dengan membagikan stiker kepada siswa sebagai tanda pengenal. Peneliti memberikan apresepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang telah dibahas pada dua pertemuan sebelumnya. Siswa yang mencoba menjawab, satu per satu mengangkat tangan dan peneliti menuliskan jawaban para siswa pada papan white board membentuk sebuah mindmap. Para siswa terlihat antusias dan hampir semua siswa mencatat dari hasil ringkasan berupa mindmap yang tertulis dipapan white board. Kegiatan apresepsi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyampikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada dua pertemuan terakhir. Gambar 4.9 Antusias Siswa Ketika Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran b Kegiatan Inti Pembelajaran Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, peneliti memberikan sebuah permasalahan kepada siswa. Peneliti menampilkan gambar yakult dan menanyakan kenapa yakult harus selalu disimpan ditempat dingin. Satu per satu siswa secara bergantian mengangkat tangan dan mencoba untuk menjawab. Para siswa sangat terlihat bersemangat dan sangat antusias. Setelah itu peneliti mengklarifikasi jawaban dari para siswa. Selanjutnya peneliti menjelaskan bahwa proses belajar mengajar masih sama seperti pada pertemuan selanjutnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together , hanya saja pembagian kelompok peneliti yang menentukan berdasarkan hasil nilai posttest pada siklus I. Kegiatan selanjutnya peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada pertemuan ini meliputi pembagian kelompok, pemberian nomor, pembagian pertanyaan yang berupa LKS, dan berpikir bersama dalam kelompok. Peneliti kemudian membagi para siswa ke dalam 7 kelompok dimana satu kelompok berisi 4-5 orang. Ketika peneliti membacakan anggota pada masing-masing kelompok siswa jauh lebih tenang dibandingkan pada pembagian kelompok pada siklus I. Namun ketika mereka diminta untuk berkumpul dengan kelompoknya beberapa siswa masih bingung siapa sajakah anggota kelompoknya, sehingga beberapa siswa masih menanyakan kembali kepada peneliti. Keadaan tersebut yang akhirnya membuat kondisi kelas sedikit ribut. Dengan bantuan oleh guru mata pelajaran Biologi siswa dengan tenang kembali masuk ke dalam kelompok yang telah dibagikan. Setelah siswa berkumpul bersama kelompoknya, kemudian peneliti membagikan LKS dan kartu nomor kepada para siswa pada tiap kelompok. Kemudian peneliti meminta siswa kembali mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS. Peneliti mulai berkeliling pada kelompok, mulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 7. Ketika berkeliling dikelompok peneliti memastikan bahwa anggota kelompok sudah sesuai dengan yang dibagikan. Dalam kelompok peneliti menanyakan nama serta kartu nomor yang didapatkan. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti sebagai langkah untuk dapat akrab dengan para siswa sehingga siswa tidak terlalu kaku dan canggung ketika proses pembelajaran. Selain menanyakan beberapa hal tersebut peneliti juga membantu setiap kelompok yang masih menemui masalah dalam memahami materi. Gambar 4.10 Kegiatan Berkelompok Siswa c Kegiatan Akhir Pembelajaran Pada akhir pembelajaran peneliti memberitahukan bahwa tanya-jawab akan dilakukan pada pertemuan berikutnya serta memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan posttest II dengan materi yang sedang dibahas dalam diskusi. 2 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 17 September 2013. Proses pembelajaran berlangsung dari mulai jam pertama sampai dengan jam kedua yaitu, mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan 08.30 WIB. Adapun rincian kegiatan pada pertemuan ini adalah sebagai berikut: a Kegiatan Awal Pembelajaran Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan dilanjutkan dengan presensi. Setelah itu peneliti kembali membagikan stiker kepada siswa sebagai tanda pengenal. Peneliti kemudian menanyakan kepada para siswa tentang hal-hal yang mereka diskusikan pada pertemuan sebelumnya dan menuliskannya pada papan white board. Siswa pun menanggapi pertanyaan peneliti dengan sangat antusias. Selanjutnya peneliti menyampaikan bahwa tujuan pembelajaran masih sama dengan pertemuan sebelumnya. b Kegiatan Inti Pembelajaran Pada kegiatan inti peneliti meminta para siswa untuk kembali pada kelompok masing-masing yang telah di bagikan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti selanjutnya membagikan kembali lembar LKS yang pada pertemuan sebelumnya dikumpulkan. Peneliti meminta para siswa mengingat kembali hasil diskusi mereka pada pertemuan sebelumnya. Pada saat para siswa diminta untuk mengingat kembali hasil diskusi kelompok, beberapa siswa cenderung membuat keributan dan tidak melakukan diskusi dengan baik. Karena hal tersebut peneliti harus menegur beberapa siswa agar mereka lebih tenang dan melakukan diskusi dengan baik. Setelah sekitar 5 menit kelompok melakukan diskusi, peneliti meminta siswa untuk menyelesaikan diskusi dan meminta siswa memperhatikan penjelasan materi yang akan disampaikan oleh peneliti. Ketika peneliti menjelaskan materi beberapa siswa mencatat materi yang sedang disampikan dan beberapa siswa menanyakan beberapa hal yang belum mereka mengeerti. Namun beberapa siswa yang duduk di barisan belakang terlihat asik berbicara dengan teman-temannya sehingga membuat suasana kelas sedikit ribut. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti meminta siswa untuk mencatat hal yang sedang di jelaskan, dengan kegiatan mencatat tersebut kondisi kelas mulai tenang kembali sehingga peneliti dapat melanjutkan kembali dalam menjelaskan materi. Setelah selesai menjelaskan materi kemudian peneliti melanjutkannya dengan melakukan tanya-jawab. Langkah-langkah dalam tanya- jawab sama seperti pada siklus I. Peneliti memulai kegiatan dengan melakukan pengundian kartu nomor pada satu kelompok. Siswa yang memiliki kartu nomor yang berhasil diundi diminta untuk maju ke depan kelas. Di depan kelas secara mandiri siswa mengundi nomor soal yang harus dijawab. Setelah mengetahui soal yang harus dijawab siswa diberikan waktu untuk memikirkan jawabannya dan kemudian dipersilahkan untuk menjawab. Kegiatan tersebut dilakukan pada 7 kelompok diskusi dan dilakukan secara berurutan mulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 7. Dalam kegiatan tanya jawab siswa sudah lebih mandiri, semangat, dan antusias ketika menjawab pertanyaan. Mereka sudah tidak lagi melihat rangkuman materi, bingung menjawab, atau harus bertanya pada teman kelompoknya. Setelah selesai dengan tanya-jawab peneliti melakukan konfirmasi terkait dengan jawaban siswa, peneliti kembali menanyakan kembali kepada para siswa. soal-soal yang menjadi pertanyaan ketika kegiatan tanya-jawab. Dalam kegiatan konfirmasi ini para siswa juga sangat antusias dan sangat bersemangat sehingga suasana kelas sedikit tidak kondusif. Hal tersebut mengharuskan peneliti menegur siswa supaya bisa menjaga ketenangan dan menyampikan kembali cara ketika mereka ingin menyampikan pendapat, yaitu dengan mengangkat tangan. Gambar 4.11 Peneliti Menyampaikan Materi Gambar 4.12. Kegiatan Tanya-Jawab dengan Siswa Gambar 4.13 Tabel Skoring Tanya-Jawab Siklus II c Kegiatan Akhir Pembelajaran Setelah peneliti selesai dengan memberikan konfirmasi dan memastikan seluruh siswa telah memahami materi, peneliti mempersiapkan kondisi siswa untuk melakukan posttest siklus II. Peneliti terlebih dahulu meminta para siswa duduk ketempat semula dan tidak lagi berkelompok. Peneliti juga meminta siswa untuk memasukan seluruh catatan, rangkuman materi, dan buku paket Biologi untuk dimasukkan ke dalam tas masing-masing. Setelah seluruh siswa siap, peneliti dengan dibantu oleh para observer membagikan soal posttest II kepada siswa. Suasana kelas ketika para siswa mengerjakan posttest tenang, meskipun sesekali ada beberapa siswa yang menyanyi sembari mengerjakan posttest, namun dengan sedikit teguran siswa dapat kembali tenang. Setelah siswa selesai mengerjakan posttest selanjutnya peneliti meminta para siswa mengisi lembar kuesioner terkait dengan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh peneleiti. Pada akhir pertemuan peneliti memberikan kenang-kenangan kepada para siswa dan mengucapkan terima kasih karena telah membantu dalam terlaksananya penelitian. Gambar 4.14 Siswa Mengerjakan Posttest Siklus II c. Observasi Pada tahap observasi sama halnya pada siklus I, dilakukan observasi terhadap motivasi siswa yang ditunjukkan lewat aktivitas siswa selama proses pembelajaran. d. Evaluasi Seperti pada siklus I, untuk mengevaluasi hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran siklus II dilaksanakan posttest siklus II. Posttest berlangsung dengan tertib dan siswa menyelesaikan soal tepat waktu. Dalam mengawasi siswa, peneliti dibantu oleh para observer. Sedangkan untuk mengevaluasi motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran siklus II, digunakan lembar observasi yang diisi oleh para observer sesuai dengan hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar kuesioner akhir yang diberikan pada siswa diberikan pada akhir pertemuan pada siklus II. Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi belajar akhir siswa setelah dilaksanakannya penelitian. e. Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut ditunjukan oleh peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa serta tercapainya target yang diharapkan dalam penelitian ini dibandingkan dengan siklus I. Hasil tersebut dapat terlihat dari hasil belajar siswa dimana 73,33 siswa telah mencapai KKM pada posttest siklus II. Sedangkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran 75 yang masuk dalam kategori tinggi dan motivasi belajar akhir siswa setelah penelitian adalah 79 yang masuk dalam kategori tinggi. Namun, peneliti masih menemukan beberapa kekurangan- kekurangan pada siklus II ini yaitu masih ada siswa yang masih tidak memperhatikan dan berbicara dengan teman yang lainnya ketika proses pembelajaran berlangsung. Disamping adanya kekurangan, pelaksanaan siklus II juga memiliki kelebihan yaitu secara umum siswa bersemangat dan bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Siswa sering menanyakan hal yang dirasa kurang jelas ketika diskusi berlangsung guna memahami materi yang dipelajari. Hal yang lain yaitu ada beberapa siswa yang berani bertanya ketika peneliti sedang menjelaskan materi.

B. Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 6 33

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA SUB KONSEP EKOSISTEM PANTAI.

0 0 38

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ditinjau berdasarkan motivasi, keterlibatan dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Pangudi Luhur Gantiwarno.

0 0 295

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 1 168