Hasil Belajar TINJAUAN PUSTAKA

3. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran 4. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna. Keberhasilan siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh motivasi belajar yang dimiliki siswa itu sendiri. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Siswa yang memiliki motivasi belajar lebih tinggi cenderung mendapatkan hasil belajar yang tinggi, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung mendapatkan hasil belajar yang rendah pula. Motivasi memiliki peranan penting dalam belajar dan proses pembelajaran. Peranan penting motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain menentukan penguatan belajar, memperjelas tujuan belajar, dan menentukan ketekunan belajar Uno, 2008.

C. Hasil Belajar

Menurut Purwanto 2009, hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Menurut Winkel, 1996:51 dalam Purwanto 2009, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut Suprijono 2009, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, Suprijono 2009 menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadi nilai-nilai sebagai standar perilaku. Menurut Bloom dalam Suprijono 2009 hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi aspek- aspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur dengan pikiran atau nalar. Ranah kognitif terdiri dari: pengetahuan knowledge, mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan; pemahaman comprehension, mengacu pada kemampuan memahami makna materi; penerapan application, mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip; Analisis analiysis, mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti; Sintesis synthesis, mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk pola struktur atau bentuk baru; Evaluasi evaluation, mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Ranah afektif meliputi aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Ranah afektif terdiri dari: kemampuan menerima receiving, mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan repon terhadap stimulasi yang tepat; Kemampuan merespon atau memberi sambutan responding, merupakan sikap seseorang dalam memberikan respon aktif terhadap stimulus yang datang dari luar, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan; Kemempuan menilai atau memberi penghargaan valueving, mengacu pada penilaian atau pentingnya kita mengaitkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak memperhitungkan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi sikap yang apresiasi; Pengorganisasian organizing, mengacu pada penyatuan nilai sebagai pedoman atau pegangan dalam kehidupan; Karakteristik nilai characterization by value, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya. Ranah psikomotor meliputi aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem saraf dan otot dan fungsi psikis. Ranah psikomotor terdiri dari: Persepsi perception, mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat anatara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan; Kesiapan ready, mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan; Gerakan terbimbing guadiance reponse, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan imitasi; Gerakann yang terbiasa mechanical response, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contohh yang diberikan; Gerakan kompleks complex response, mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien; Penyesuaian pola gerak adjustment, mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dann penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran; Kreatifitas creativity, mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa sendiri. Hasil belajar yang didapat siswa biasanya dipengaruhi oleh banyak faktor. Syah 2008 menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut: 1. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang menyangkut keadaankondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal terdiri dari dua aspek yaitu: aspek fisiologis dan aspek psikologis. a. Aspek fisiologis merupakan suatu keadaan kondisi jasmani yang memadai dan dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. b. Aspek psikologis merupakan aspek yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelajaran yang diperoleh siswa seperti tingkat kecerdasanintelegensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa. 6. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang menyangkut kondisi lingkungan sekitar siswa. Faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, orang tua, guru, kondisi pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah, kurikulum yang ditetapkan dan kondisi sosial siswa.

D. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 6 33

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA SUB KONSEP EKOSISTEM PANTAI.

0 0 38

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ditinjau berdasarkan motivasi, keterlibatan dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Pangudi Luhur Gantiwarno.

0 0 295

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 1 168