b. Miokard Miokard terdiri atas serat otot jantung yang berfungsi memompa darah melalui
peredaran. Miosit jantung memiliki fungsi sekresi endokrin, ada yang dikhususkan untuk mengawali impuls yang mengatur irama kontraksi jantung
dan yang lain untuk konduksi impuls dari atrial ke ventrikel. c. Epikard
Epikard terdiri atas jaringan ikat fibroelastis pada bagian dalam dan sel-sel endotel gepeng pada bagian luar. Jaringan ikat lapis dalam menyatu dengan
endomisium dari miokard di bawahnya. Pembuluh darah coroner utama yang melintasi jaringan ikat lapis endokard, dibungkus oleh jaringan lemak.
Epikard membentuk lapisan viseral perikard, sebuah rongga serosa yang mengelilingi jantung. Pada sekitar pangkal aorta dan arteri pulmoner, epikard
menyatu dengan lapis parietal perikard. Lapis viseral dan parietal perikard membatasi sebuah ruang sempit rongga perikard. Rongga perikard
mengandung sedikit cairan yang mencegah epikard dan parietal perikard saling bergesekan selama kontraksi dan relaksasi jantung. Jika rongga perikard
terinfeksi perikarditis, lapisan-lapisan tersebut akan saling melekat dan menutup celah diantaranya, sehingga dapat menghalangi terjadinya denyut
jantung Bloom dan Fawcett, 2002.
F. Gagal Jantung
Gagal jantung menurut Tambayong 2000 mengacu pada kumpulan tanda dan gejala yang diakibatkan oleh ketidakmampuan jantung untuk memompakan
cukup darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Pompa itu sendiri terganggu dan tidak mampu menyuplai darah untuk memenuhi kebutuhan seluler.
Kegagalan jantung bekerja sebagai pompa akan menyebabkan proses aliran darah tidak lancar. Kegagalan kerja pompa jantung terlihat dengan jelas pada penyakit
gagal jantung kongestif GJK. Gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan jantung yang masih mampu mempertahankan kapasitas kerja pompa mekaniknya
walaupun secara bertahap terjadi penurunan kemampuan pompa Ronny, Setiawan, dan Fatimah, 2010. Penyebab gagal jantung dapat disebabkan oleh
kelainan mekanis, miokardial baik primer maupun sekunder, dan gangguan irama jantung Tabel II.
Tabel II. Penyebab Gagal Jantung Kelainan Mekanis
Kelainan Miokardial Gangguan Irama Jantung
1. Peningkatan beban tekanan
- Dari sentral stenos aorta - Dari perifer hipertensi
sistemis 2. Peningkatan beban volume
- Regurgitasi katup-pirau - Meningkatnya beban awal
3. Obstruksi terhadap
pengisian ventrikel Sterosis mitral atau trikuspid
4. Tamponade perikardium 5. Restriksi endokardium dan
miokardium 6. Ankurisma ventrikular
7. Dissinergi ventrikel Primer
- Kardiomiopati - Gangguan neuromuskular
miokarditis - Metabolik diabetes
mellitus - Keracunan alkohol,
kobalt, dll. 1. Henti jantung
2. Ventrikuler fibrilasi 3. Takikardi atau bradikardi
yang ekstrim 4. Asinkroni istik dan
gangguan konduksi Sekunder
- Iskemia penyakit jantung koroner
- Gangguan metabolik - Inflamasi
- Penyakit sistemis - Penyakit paru obstruktif
kronis - Obat-obatan yang
mendepresi miokardium
Mutaqqin, 2009
G. Penyakit Jantung
Jantung merupakan organ yang berperan dalam proses distribusi di dalam tubuh. Meskipun banyak penyakit dapat mengenai jantung dan pembuluh darah,
disfungsi kardiovaskular terjadi akibat satu atau lebih dari mekanisme utama, seperti kegagalan pompa, obstruksi aliran, regurgitasi aliran yang menyebabkan
sebagian output dari setiap kontraksi mengalir balik, gangguan hantaran jantung, dan gangguan kontinuitas sistem sirkulasi. Sebagian besar penyakit kadiovaskular
terjadi akibat interaksi faktor lingkungan dan kerentanan genetik Kumar, et al., 2010.
Hampir semua mortalitas karena jantung disebabkan oleh lima kategori penyakit, antara lain.
a. Penyakit jantung kongenital
Penyakit jantung kongenital atau bawaan merupakan bentuk kelainan jantung yang sudah didapatkan sejak bayi baru lahir. Penyakit jantung bawaan
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penyakit jantung bawaan sianotik dan nonsianotik. Penyakit jantung bawaan sianotik ditandai oleh adanya sianosis
sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri, seperti tetralogi Fallot, transposisi arteri besar, dan atresia triskupid. Penyakit jantung bawaan nonsianotik adalah penyakit
jantung bawaan dengan kebocoran sekat jantung yang disertai pirau kiri ke kanan diantaranya adalah defek septum ventrikel, defek septum atrium, atau tetap
terbukanya pembuluh darah seperti pada duktus arteriosus persisten, selain itu juga ditemukan pada obstruksi jalan keluar ventrikel seperti stenosis aorta,
stenosis pulmonal, dan koarktasio aorta Djer dan Madiyono, 2000.
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan pada sebagian besar kasus tidak diketahui. Pelbagai jenis obat, penyakit ibu, pajanan terhadap sinar Rontgen
dapat diduga merupakan penyebab eksogen. Penyakit rubella yang diderita ibu pada awal kehamilan juga merupakan salah satu penyebab penyakit jantung
bawaan pada bayi. Faktor endogen yang dapat menyebabkan penyakit jantung bawaan adalah penyakit genetik dan sindrom tertentu seperti sindrom Down,
Turner, dan lain-lain Djer dan Madiyono, 2000.
b. Penyakit jantung iskemik
Penyakit jantung iskemik merupakan sebutan untuk sekelompok sindrom yang terjadi akibat iskemia. Iskemia adalah ketidakseimbangan pasokan perfusi
dan kebutuhan jantung akan darah beroksigen. Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit arteri koronariakoroner karena salah satu penyebabnya adalah
berkurangnya aliran darah koronaria karena obstruksi arteri koronaria oleh ateroskerosis. Sindrom yang terjadi pada penyakit jantung iskemik dapat dibagi
menjadi empat, yaitu infark miokardium MI, angina pektoris iskemia ringan dan tidak menyebabkan kematian otot jantung, penyakit jantung iskemik kronik
dengan gagal jantung, dan kematian jantung mendadak. Penyakit jantung iskemik merupakan penyebab 80-90 kematian kardiovaskular Kumar, et al., 2010.
Infark miokardium MI merupakan salah satu sindrom penyakit jantung iskemik yang dikenal dengan serangan jantung adalah kematian otot jantung
akibat iskemia. Sebagian besar MI bersifat transmural, yaitu ketika nekrosis iskemik mengenai seluruh atau hampir seluruh ketebalan dinding ventrikel dalam
lingkup distribusi sebuah arteri koronaria. Pola infark ini disebabkan oleh
aterosklerosis koronaria, perubahan akut pada plak, dan trombosis. Infark subendokardium nontransmural merupakan suatu daerah nekrosis iskemik yang
terbatas di sepertiga atau paling banyak separuh bagian dalam dinding ventrikel Kumar, et al., 2010. Gambar 4 merupakan gambaran infark miokard secara
mikroskopik.
Gambar 4. Gambaran mikroskopik infark miokardium
. Infark berusia satu hari yang memperlihatkan nekrosis koagulasi disertai serat-serat
bergelombang memanjang dan sempit, dibandingkan dengan serat normal di dekatnya di kanan.
Kumar, et al., 2010
c. Penyakit jantung hipertensif
Penyakit jantung hipertensif adalah respons jantung terhadap peningkatan kebutuhan akibat hipertensi sistemik. Hipertrofi jantung pada hipertensi
merupakan suatu respons adaptif terhadap beban tekanan yang dapat menyebabkan disfungsi miokardium, dilatasi jantung, GJK, dan kematian
mendadak. Hipertensi pulmonalis kor pulmonale juga dapat menyebabkan penyakit jantung . Kor pulmonale adalah hipertrofi, dilatasi, dan kemungkinan
kegagalan ventrikel kanan akibat hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh penyakit paru atau pembuluh darah paru Kumar, et al., 2010.
d. Penyakit katup jantung
Terkenanya katup jantung oleh penyakit dapat menyebabkan stenosis, insufisiensi regurgitas atau inkompetensi, atau keduanya. Stenosis adalah
kegagalan katup jantung untuk membuka sempurna sehingga menghambat aliran maju, sedangkan insufisiensi terjadi akibat kegagalan katup menutup secara
sempurna sehingga aliran dapat kembali Kumar, et al., 2010.
e. Penyakit miokardium noniskemik
Salah satu penyakit miokardium noniskemik adalah kardiomiopati. Kardiomiopati digunakan untuk menerangkan penyakit jantung yang terjadi
karena kelainan primer di miokardium yang bersifat idiopati atau kausanya belum diketahui pasti. Penyakit miokardium adalah suatu kelompok heterogen penyakit
yang mencakup penyakit peradangan miokarditis, penyakit imunologik, penyakit metabolik sistemik, distrofi otot, kelainan genetik sel otot jantung, dan
sekelompok penyakit yang entiologinya belum diketahui Kumar, et al., 2010.
H. Pemeriksaan Kimia DarahSerum untuk Penyakit Jantung