Penelitian mengenai penggunaan dan khasiat daun sirsak cukup banyak dilakukan. National Cancer Institute pada tahun 1976 melakukan skrining
tanaman sirsak dan ditemukan bahwa bagian daun dan batang tanaman sirsak menunjukkan sitotoksisitas aktif terhadap sel kanker, selanjutnya penemuan ini
banyak ditindaklanjuti untuk dilakukan penelitian yang lebih mendalam Taylor, 2002. Sediaan daun sirsak sebagai obat antikanker digunakan secara jangka
panjang di masyarakat. Penelitian uji toksisitas subkronis daun sirsak untuk melihat resiko penggunaan
daun sirsak bila digunakan dalam jangka panjang masih belum banyak diteliti terutama dalam bentuk sediaan infusa daun sirsak
dengan parameter kadar SGOT darah dan histologis organ jantung selama 30 hari dan dilakukan uji reversibilitas selama 14 hari untuk melihat keterbalikan
spektrum efek toksik yang terjadi. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin meneliti bagaimana pengaruh penggunaan daun sirsak bila digunakan dalam
jangka waktu lama sebagai obat tradisional untuk pengobatan, terutama pada organ jantung yang berperan penting dalam sistem kardiovaskuler tubuh.
1. Permasalahan
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : a. bagaimana spektrum efek toksik secara subkronis infusa daun A. muricata
yang dilihat dari wujud biokimia darah berupa kadar SGOT dan secara struktural berupa kajian histologi jantung pada tikus?
b. bagaimana hubungan kekerabatan antara dosis infusa daun A. muricata dengan efek toksisitas subkronis pada jantung tikus?
c. bagaimana sifat keterbalikan reversibilitas spektrum efek toksik pada jantung yang terjadi?
2. Keaslian penelitian
Penelitian uji toksikologi daun sirsak yang telah ada adalah penelitian mengenai uji toksisitas subkronis pada ekstrak air daun sirsak Arthur, dkk.,
2011. Pada penelitian tersebut, dilaporkan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki LD
50
kurang dari 5 gkgBB pada uji toksisitas akut dan pada uji toksisitas subkronis selama 14 hari dapat memiliki aktivitas yang baik sebagai antidiabetik
karena dapat menurunkan kadar glukosa plasma darah dan memberikan efek yang positif pada faktor-faktor risiko kardiovaskuler, selain itu belum diungkapkan
mengenai uji reversibilitas. Arthur, dkk. 2012 juga melaporkan penelitian mengenai potensi ekstrak air daun sirsak yang dapat menurunkan kadar bilirubin
pada dosis tinggi sehingga dapat digunakan untuk hiperbilirubinemia atau jaundice. Ekstrak daun Annona muricata yang diteliti oleh Rachmani, Suhesti,
Widiastuti, dan Aditiyono 2012 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak dapat bersifat sitotoksik pada IC
50
sebesar 17, 149µgml. Hasil yang diperoleh dari fraksinasi penelitian tersebut, pada fraksi ketiga dengan nilai IC
50
30,112 µgml memiliki aktivitas sitotoksik yang terbaik. Nwokocha, dkk 2012 juga
meneliti ekstrak air daun sirsak terhadap kemungkinan mekanisme aksi efek hipotensi ekstrak air daun sirsak pada tikus Sprague Dawley. Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa mekanisme penurunan tekanan darah oleh ekstrak air daun sirsak tidak meliputi kolinergik, histaminergik atau jalur endhotelial-dependent
melainkan dengan cara mengeblok calcium ion channels sehingga menghambat lepasnya kalsium dari intraseluler.
Penelitian Arthur, dkk. 2011 adalah penelitian yang dilakukan menggunakan ekstrak air daun sirsak dengan dosis sebesar 100, 1000, dan 2500
mgkgBB dan melakukan uji toksisitas subkronis selama 14 hari serta tidak melakukan uji reversibilitas, sedangkan pada penelitian ini melakukan uji
toksisitas subkronis selama 30 hari dan melakukan uji keterbalikan selama 14 hari menggunakan sediaan infusa daun A. muricata dengan dosis yang berbeda dan
menggunakan parameter kadar biokimia darah, SGOT, dan kajian terhadap histologis organ jantung.
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, belum ditemukan penelitian uji toksisitas subkronis infusa daun A. muricata yang melihat parameter
biokimia darah, kadar SGOT, dan secara struktural dengan gambaran histologis organ jantung pada hewan uji selama 30 hari dengan uji reversibilitas selama 14
hari.
3. Manfaat penelitian