Pemeriksaan histologi jantung tikus jantan dan betina setelah

hubungan kekerabatan antara dosis dengan efek toksisitas subkronis pada jantung tikus.

2. Pemeriksaan histologi jantung tikus jantan dan betina setelah

pemejanan infusa A. muricata selama 30 Hari Penelitian dengan pemeriksaan histologi organ jantung ini bertujuan untuk mengungkapkan spektrum efek toksik dari infusa daun A. muricata secara struktural terhadap organ jantung tikus jantan dan betina. Organ jantung hewan uji setelah pemejanan infusa daun A. muricata selama 30 hari diambil dengan mengorbankan sebagian hewan uji, tiga ekor jantan dan dua ekor betina, untuk pemeriksaan histologis organ jantung. Sebagian hewan uji yang masih hidup dikorbankan 15 hari kemudian dan diambil organ jantung tikus untuk mengetahui sifat keterbalikan spektrum efek toksik. Pembuatan preparat organ dilakukan dengan memotong organ jantung dengan tebal 3-5 mm menggunakan mikrotom, selanjutnya potongan organ dimasukkan ke dalam wadah dan di rendam dalam formalin 10. Preparat organ dicat menggunakan haematoxlyn dan eosin. Pemeriksaan ini ditunjukkan dengan gambar foto scan secara mikroskopi terhadap sel jantung tikus jantan dan betina dengan perbesaran 100 dan 400 sebagai data kualitatif. Hasil fotomikroskopik histologi uji toksisitas subkronis jantung hewan uji dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Gambar 9. Gambaran histologi jantung tikus jantan normal atau tidak adanya kerusakan dengan A perbesaran 100x dan B perbesaran 400x pada perlakuan kontrol aquadest dosis 8333 mgkgBB Keterangan : a = pembuluh darah, b = miokard, c = inti sel miokard jantung Pemeriksaan histologi jantung pada jantung tikus jantan pada perlakuan kontrol aquadest serta kelompok perlakuan infusa daun A. muricata 108, 180, 301, dan 503 mgkgBB semua tikus jantan dalam kelompok tidak terjadi perubahan pada organ jantung. Ukuran, bentuk, dan struktur sel serta jaringan penyusun organ seperti miokardium, inti sel miokard jantung, dan pembuluh darah masih dalam keadaan normal. Terdapat sedikit lemak pada dinding pembuluh darah, namun hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pakan yang diberikan. Hewan uji tidak diperlakukan diet lemak dan pakan yang diberikan merupakan pakan untuk unggas bukan untuk hewan uji tikus, yaitu AD2. Gambaran ini dapat menunjukkan bahwa jantung masih berfungsi normal secara struktural. Hasil ini sesuai dengan hasil pemeriksaan secara biokimia darah, dimana peningkatan kadar SGOT darah yang berbeda tidak bermakna menunjukkan fungsi organ jantung yang normal. Deskripsi gambaran histologis jantung setelah pemejanan infusa daun A. muricata selama 30 hari tersebut dapat disimpulkan tidak memengaruhi perubahan struktural pada organ jantung tikus jantan serta tidak memberikan efek toksik terhadap organ jantung. Gambar 10. Gambaran histologi jantung tikus betina normal atau tidak adanya kerusakan dengan A perbesaran 100x dan B perbesaran 400x perlakuan kontrol aquadest dosis 8333 mgkgBB Keterangan : a = pembuluh darah, b = miokard, c = inti sel miokard jantung Pemeriksaan histologi jantung pada jantung tikus betina pada perlakuan kontrol aquadest serta kelompok perlakuan infusa daun A. muricata 108, 180, 301, dan 503 mgkgBB semua tikus betina dalam kelompok tidak terjadi perubahan pada organ jantung. Ukuran, bentuk, dan struktur sel serta jaringan penyusun organ seperti miokardium, sel miokard jantung, dan pembuluh darah, masih dalam keadaan normal. Terdapat sedikit lemak di dinding pembuluh darah, namun hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pakan yang diberikan bukan karena faktor pemejanan infusa daun A. muricata. Hal ini dapat dilihat bahwa lemak terdapat disekitar pembuluh darah dan hanya sedikit jumlahnya serta tidak terlihat adanya sel-sel miokard yang mati, masih dalam keadaan normal. Hewan uji juga tidak diperlakukan diet lemak dan pakan, pakan yang diberikan merupakan pakan untuk unggas bukan untuk hewan uji tikus, yaitu AD2. Gambaran ini dapat menunjukkan bahwa jantung masih berfungsi normal secara struktural, sesuai dengan hasil pemeriksaan biokimia darah, kadar SGOT, yang menunjukkan fungsi jantung yang normal. Kadar SGOT yang berbeda bermakna pada dosis 301 mgkgBB dipengaruhi oleh faktor patologis individu karena secara struktural organ jantung pada tikus betina tidak mengalami perubahan Deskripsi gambaran histologis jantung setelah pemejanan infusa daun A. muricata selama 30 hari pada penelitian ini dapat disimpulkan tidak memengaruhi perubahan struktural pada organ jantung tikus betina serta tidak memberikan efek toksik terhadap organ jantung. Uji toksisitas subkronis infusa daun A. muricata yang dilakukan selama 30 hari ini yang dilihat dengan parameter kadar SGOT darah dan gambaran histologis organ menunjukkan tidak terdapat perubahan atau kerusakan pada organ jantung hewan uji, tikus jantan dan betina, dan tidak menimbulkan efek toksik. Saran yang diusulkan untuk penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara kronis mengenai infusa daun A. muricata dengan parameter biokimia darah dan histologis organ untuk mengetahui apakah infusa daun A. muricata memberikan efek toksik bila diberikan dalam jangka waktu lebih dari 30 hari dan perlu ditambahkan data pendukung seperti berat organ dan pengamatan secara makroskopis organ untuk menegaskan ada atau tidaknya efek toksik yang terjadi setelah pemejanan infusa daun A. muricata selama 30 hari.

3. Pemeriksaan histologi jantung tikus jantan dan betina setelah uji