Pemeriksaan kadar SGOT darah tikus

Kelompok kontrol aquadest ini digunakan sebagai pembanding kadar SGOT darah dan gambaran histologis jantung dengan kelompok perlakuan infusa daun A. muricata dan untuk melihat kondisi organ jantung pada keadaan normal tanpa dipejankan infusa daun A. muricata. Hewan uji dipejan infusa daun A. muricata secara peroral dengan volume yang berdasarkan pada perlakuan dosis yang akan diberikan dan berat badan hewan uji. Parameter yang digunakan dalam uji toksisitas subkronis selama 30 hari infusa daun A. muricata ini adalah kadar biokimia darah berupa kadar SGOT dan gambaran struktural histologis organ jantung tikus.

1. Pemeriksaan kadar SGOT darah tikus

Tujuan dari pemeriksaan kadar SGOT darah tikus ini adalah untuk mengungkapkan spektrum efek toksik infusa daun A. muricata yang dilihat berdasarkan biokimia darah, yaitu kadar Serum Glutamat Oksidase Transaminase, dan hubungan kekerabatan antara dosis dengan efek toksisitas subkronis pada jantung tikus yang muncul setelah dipejankan infusa daun A. muricata secara subkronis selama 30 hari. Pemeriksaan ini mengambil darah tikus jantan dan betina pada hari sebelum pemejanan infusa daun A. muricata, hari ke-0. Pengambilan darah ini bertujuan untuk mengetahui kadar SGOT hewan uji sebelum diberikan perlakuan sehingga dapat dibandingkan dengan kadar SGOT setelah perlakuan pemejanan infusa daun A. muricata selama 30 hari. Hewan uji diambil darahnya kembali pada hari ke-31 melalui mata untuk diperiksa kadar SGOT. Tujuan pengambilan darah ini untuk mengetahui kadar SGOT setelah diberi perlakuan infusa daun A. muricata. Kadar SGOT dari pengambilan darah pada hari ke-0 dan hari ke-31 kemudian dibandingkan untuk mengungkap pengaruh pemejanan infusa daun A. muricata secara subkronis terhadap fungsi jantung. Bila kadar SGOT sebelum dan sesudah perlakuan infusa daun A. muricata terdapat perbedaan yang bermakna, dapat dimungkinkan pemejanan infusa daun A. muricata selama 30 hari memberikan pengaruh terhadap fungsi ginjal yang dilihat secara biokimia darah. Kadar SGOT yang diperiksa oleh Laboratorium Parahita ® Diagnostic Center Yogyakarta, kemudian dianalisis dengan uji statistik non parametik, Kolmogorov-Smirnov, dan diperoleh hasil sebaran normal pada masing-masing kelompok dengan nilai p = 0,755 pre perlakuan dan p = 0,212 post perlakuan pada tikus jantan. Kadar SGOT sebelum dan setelah perlakuan infusa daun A. muricata selama 30 hari dianalisis menggunakan uji paired T test, hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel V dan gambaran diagram batang pada ditunjukkan pada Gambar V. Tabel V. Kadar SGOT darah pre dan post pemberian infusa A. muricata pada tikus jantan selama 30 hari Kelompok Perlakuan Nilai Pre Mean + SEM UL Nilai Post Mean + SEM UL Nilai p I Infusa Daun Sirsak 108 mgkgBB 163,16 ± 18,7 188,52 ± 25,7 0,272 TB II Infusa Daun Sirsak 180 mgkgBB 137,80 ± 7,1 167,54 ± 17,3 0,151 TB III Infusa Daun Sirsak 301 mggBB 132,30 ± 9,4 135,90 ± 6,8 0,645 TB IV Infusa Daun Sirsak 503 mgkgBB 126,54 ± 10,8 144,02 ± 5,7 0,260 TB V Kontrol Aquadest 8333 mgkgBB 149,52 ± 9,5 149,26 ± 12,9 0,989 TB Keterangan : Pre = sebelum pemberian infusa daun sirsak Post = sesudah pemberian daun sirsak hari ke-31 TB = berbeda tidak bermakna p0,05 , B = berbeda bermakna p0,05 Mean = rerata kadar SGOT UL, SEM = Standart Error of Mean Rerata kadar SGOT darah tikus jantan pre dan post perlakuan pada dosis pemejanan infusa daun A. muricata 108, 180, 301, dan 503 mgkgBB dan kelompok kontrol aquadest mengalami peningkatan yang berbeda tidak bermakna, dilihat berdasarkan nilai p yang lebih dari 0,05 Tabel V. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada tiap kelompok perlakuan sebelum dan sesudah baik pada pemejanan infusa daun A. muricata maupun aquadest selama 30 hari. Gambar 5. Diagram batang rata-rata + SEM pre dan post kadar SGOT darah tikus jantan Keterangan : Pre = sebelum pemberian infusa daun sirsak Post = sesudah pemberian daun sirsak hari ke-31 Kontrol Aquadest 8333 mgkgBB Dosis I = infusa daun sirsak 108 mgkgBB Dosis II = infusa daun sirsak 180 mgkgBB Dosis III = infusa daun sirsak 301 mgkgBB Dosis IV = infusa daun sirsak 503 mgkgBB Pemeriksaan kadar SGOT darah tikus jantan setelah pemejanan infusa daun A. muricata pada hari ke-31 dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95 karena distribusi data yang diperoleh normal. Nilai kebermaknaan perbedaan tiap kelompok baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol post dari uji one way ANOVA diperoleh sebesar 0,159. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antar kelompok baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol aquadest. Gambar 6. Diagram batang rata-rata + SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar SGOT darah tikus jantan antar kelompok Keterangan : Kontrol Aquadest 8333 mgkgBB Dosis I = infusa daun sirsak 108 mgkgBB Dosis II = infusa daun sirsak 180 mgkgBB Dosis III = infusa daun sirsak 301 mgkgBB Dosis IV = infusa daun sirsak 503 mgkgBB Perbedaan yang tidak bermakna dari kadar SGOT post tikus jantan tersebut dapat dilihat pada diagram batang Gambar 6. Hasil perbedaan yang tidak bermakna antar tiap kelompok perlakuan ini menunjukkan bahwa pemberian infusa daun A. muricata selama 30 hari tidak meningkatkan kadar SGOT darah pada tikus jantan, sehingga dapat diketahui infusa daun A. muricata tidak memengaruhi fungsi jantung tikus jantan secara biokimia. Hasil kadar SGOT darah tikus betina diuji dengan uji statistik non parametik, Kolmogorov-Smirnov, dan diperoleh hasil sebaran normal pada masing-masing kelompok dengan nilai p = 0,676 pre perlakuan dan p = 0,940 post perlakuan. Kadar darah SGOT pre dan post pada tikus betina dianalisis menggunakan uji paired T test yang ditunjukkan pada Tabel VI dan diagram batang pada Gambar 7. Tabel VI. Kadar SGOT darah pre dan post pemberian infusa A. muricata pada tikus betina selama 30 hari Kelompok Perlakuan Nilai Pre Mean + SEM UL Nilai Post Mean + SEM UL Nilai p I Infusa Daun Sirsak 108 mgkgBB 105,38 ± 4,7 148,32 ± 17,2 0,055 TB II Infusa Daun Sirsak 180 mgkgBB 120,40 ± 5,2 162,24 ± 24,8 0,210 TB III Infusa Daun Sirsak 301 mggBB 109,88 ± 5,9 168,18 ± 11,9 0,020 B IV Infusa Daun Sirsak 503 mgkgBB 119,16 ± 6,4 135,22 ± 6,7 0,122 TB V Kontrol Aquadest 8333 mgkgBB 116,84 ± 3,8 145,98 ± 4,5 0,424 TB Keterangan : Pre = sebelum pemberian infusa daun sirsak Post = sesudah pemberian daun sirsak hari ke-31 TB = berbeda tidak bermakna p0,05 , B = berbeda bermakna p0,05 Mean = rerata kadar SGOT UL, SEM = Standart Error of Mean Peningkatan rerata kadar SGOT tikus betina pre dan post perlakuan pemejanan infusa daun A. muricata selama 30 hari ditunjukkan pada Tabel VI. Berdasarkan nilai p, peningkatan kadar tersebut berbeda tidak bermakna pada dosis 108, 180, dan 503 mgkgBB, sedangkan pada dosis 301mgkgBB peningkatan kadar tersebut bermakna. Peningkatan dosis yang bermakna pada dosis 301mgkgBB dapat dikarenakan oleh faktor individu pada tikus betina kelompok dosis 301 mgkgBB, karena terdapat dua individu yang mengalami peningkatan kadar SGOT darah yang cukup tinggi setelah pemejanan infusa daun A. muricata, selain itu pada kelompok perlakuan pemejanan dosis infusa daun A. muricata yang lain terlihat adanya perbedaan yang tidak signifikan. Peningkatan kadar SGOT yang berbeda tidak bermakna juga dialami oleh kelompok kontrol aquadest tikus betina. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pemberian infusa daun A. muricata tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar SGOT darah pada tikus betina. Kadar SGOT darah tikus betina hari ke-31 dianalisis menggunakan statistik ANOVA pola searah dengan taraf kepercayaan 95 karena distribusi data yang diperoleh normal. Berdasarkan pada uji one way ANOVA kadar SGOT darah tikus betina dapat dilihat nilai kebermaknaan perbedaan tiap kelompok baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol post dari uji one way ANOVA sebesar 0,551. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antar kelompok baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol aquadest. . Gambar 7. Diagram batang rata-rata + SEM pre dan post kadar SGOT darah tikus betina Keterangan : Pre = sebelum pemberian infusa daun sirsak Post = sesudah pemberian daun sirsak hari ke-31 Kontrol Aquadest 8333 mgkgBB Dosis I = infusa daun sirsak 108 mgkgBB Dosis II = infusa daun sirsak 180 mgkgBB Dosis III = infusa daun sirsak 301 mgkgBB Dosis IV = infusa daun sirsak 503 mgkgBB . Perbedaan yang tidak bermakna dari kadar SGOT darah tikus betina setelah pemejanan infusa daun A. muricata dapat dilihat pada diagram batang Gambar 8. Perbedaan yang tidak bermakna antar tiap kelompok perlakuan ini menunjukkan bahwa pemberian infusa daun A. muricata selama 30 hari tidak meningkatkan kadar SGOT darah pada tikus betina, sehingga secara biokimia darah dapat diketahui bahwa infusa daun A. muricata tidak memengaruhi fungsi jantung tikus betina Gambar 8. Diagram batang rata-rata + SEM pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar SGOT darah tikus betina antar kelompok perlakuan Keterangan : Kontrol Aquadest 8333 mgkgBB Dosis I = infusa daun sirsak 108 mgkgBB Dosis II = infusa daun sirsak 180 mgkgBB Dosis III = infusa daun sirsak 301 mgkgBB Dosis IV = infusa daun sirsak 503 mgkgBB .Pemeriksaan biokimia darah dengan parameter SGOT darah tikus ini secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pemejanan infusa daun A. muricata dengan empat peringkat dosis 108, 180, 301, dan 503 mgkgBB selama 30 hari tidak memengaruhi fungsi jantung pada hewan uji baik pada tikus jantan maupun tikus betina, atau tidak terdapat efek toksik pada organ jantung dan tidak terdapat hubungan kekerabatan antara dosis dengan efek toksisitas subkronis pada jantung tikus.

2. Pemeriksaan histologi jantung tikus jantan dan betina setelah