Pengelompokan hewan uji Pengamatan Pengukuran kadar SGOT

8. Pengelompokan hewan uji

Tikus berjumlah lima puluh ekor tikus, 25 ekor jantan dan 25 ekor betina, yang ditempatkan dalam metabolic cage, dikelompokkan secara clustering random, kemudian secara acak dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok I- IV sebagai kelompok perlakuan yang diberi infusa daun sirsak dengan peringkat dosis secara berturut-turut 108 ; 180 ; 301 ; dan 503 mgkg BB dan kelompok V sebagai kontrol aquadest dosis 8333 mgkg BB , dan diberikan secara peroral dengan kekerapan satu kali sehari selama 30 hari.

9. Pengamatan

Sebelum perlakuan, darah semua tikus diambil untuk penentuan kadar aktivitas SGOT sebelum perlakuan. Selama 30 hari diberi infusa daun sirsak dengan kekerapan satu kali sehari dan diberi pakan dan minum di dalam metabolic cage. Parameter yang diamati setiap hari adalah gejala klinis yang terlihat setelah pemejanan, berat badan tikus, dan konsumsi pakan dan minum tikus. Pada hari ke 31 sebagian tikus dikorbankan dan dilakukan pengambilan darah untuk penentuan kadar aktivitas SGOT setelah perlakuan. Separuh dari total tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histologis jantung. Pada hari ke 31 sampai dengan hari ke 45 tikus diberi pakan dan minuman tanpa perlakuan sediaan uji, lalu pada hari ke 46, tikus yang masil ada dikorbankan dan kemudian dibuat preparat histologi organ jantung sebagai uji reversibilitas. Kriteria klinik pengamatan meliputi : a. Pengamatan fisik terhadap gejala-gejala toksik. b. Kematian hewan uji pada masing-masing kelompok. c. Berat badan hewan uji yang ditimbang setiap hari. d. Asupan pakan dan minum hewan uji.

10. Pengukuran kadar SGOT

a. Pengambilan serum darah Cuplikan darah diambil melalui mata hewan uji. Darah yang ditampung dalam tabung efendorf yang sudah ditetesi dengan heparin. Darah kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan supernatan. Supernatan ini diambil dan digunakan untuk pemeriksaan kadar SGOT. b. Pengukuran kadar darah SGOT dilakukan di Laboratorium Parahita ® Diagnostic Center Yogyakarta.

11. Pemeriksaan histologis