PENDAHULUAN Analisis akuntansi sewa guna usaha.

6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sewa Guna Usaha

Menurut Keputusan Menkeu No 1169KMK.011991, pada tanggal 21November 1991: “Sewa Guna Usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara sewa guna usaha dengan hak opsi finance lease maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi operating lease untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran berkala”. Menurut Kieso 2007: 159, sewa guna usaha adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan properti tertentu, yang dimiliki oleh lessor, selama periode waktu tertentu dengan membayar sejumlah uang sewa yang sudah ditentukan dan yang umumnya dilakukan secara periodik

B. Jenis- jenis Sewa Guna Usaha

Menurut Samudra 2008 : 27, jenis- jenis sewa guna usaha yang sudah dikenal secara umum, terdiri dari dua jenis sewa guna usaha yaitu: 1. Finance Lease Sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usahalessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha lessee biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksi sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha, penyewa melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa residual value, yang mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta bunga yang merupakan pendapatan perusahaan sewa guna usaha. Akuntansi untuk sewa guna usaha finance lease memerlukan pencatatan yang serupa dengan pembelian sebuah aktiva dengan persyaratan kredit jangka panjang. Jumlah yang dicatat sebagai aktiva dan sebagai utang adalah nilai sekarang dari pembayaran minimum sewa guna usaha di masa depan. Pembayaran minimum sewa guna usaha terdiri dari total pembayaran sewa guna usaha, penawaran opsi pembelian dan nilai sisa yang dijamin. Dimana finance lease sendiri terbagi dalam beberapa bentuk transaksi. Dua bentuk finance lease yang umum dijumpai adalah direct finance lease serta sale and lease back. 1. Direct Finance Lease Transaksi ini dikenal juga dengan nama true lease, dimana transaksi ini pihak lessor membeli barang modal atas permintaan lessee dan sekaligus menyewagunakan barang tersebut kepada lessee. Lessee dapat menentukan spesifikasi barang yang diinginkan termasuk penentuan harga dan supplier nya. Proses pembelian yang dilakukan lessor hanyalah untuk memenuhi kebutuhan pihak lessee. 2. Sale and lease back Proses ini dilakukan di mana pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut, antara lessee dengan lessor. 2. Operating Lease Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan selanjutnya disewagunakan kepada penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance lease, dimana jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha secara berkala dan mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut beserta dengan bunganya, sedangkan dalam operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan karena perusahaan sewa guna usaha mengharapkan keuntungan dari penjualan barang modal yang disewagunakan atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha lainya. Akuntansi untuk sewa guna usaha operating lease, pembayaran sewa guna usaha sering kali dibayar dimuka. Jika periode sewa guna usaha tidak bersamaan dengan tahun fiskal lessee. Akun sewa guna usaha yang dibayar dimuka akan disesuaikan pada tiap akhir periode.

C. Karakteristik Sewa Guna Usaha

Menurut Stice 2005: 299, bahwa sewa guna usaha sangat beragam dalam hal provisi kontratualnya. Keragaman ini antara lain karena adanya provisi untuk pembatalan dan denda, pembaruan kontrak dan opsi pembelian, persyaratan sewa guna usaha, masa manfaat aktiva, nilai sisa aktiva, pembayaran minimum sewa guna usaha, tingkat bunga implisit dalam perjanjian sewa guna usaha, dan tingkat risiko yang diasumsikan oleh lessee, termasuk pembayaran biaya-biaya tertentu seperti pemeliharaan, asuransi, dan pajak. Hal-hal ini dan fakta lain yang relevan, harus dipertimbangkan dalam menentukan perlakuan akuntansi yang tepat untuk sewa guna usaha. Banyak variabel yang mempengaruhi kapitalisasi sewa guna usaha salah satunya adalah: 1. Provisi Pembatalan Beberapa sewa guna usaha tidak dapat dibatalkan noncancelable, berarti bahwa kontrak sewa guna usaha ini hanya dapat dibatalkan apabila merupakan hasil dari kontinjensi kecil atau bahwa provisi pembatalan dan denda sangat mahal, sehingga kemungkinan besarnya pembatalan tidak akan terjadi.