Pengukuran Sewa Guna Usaha

2. Ada atau tidaknya klausul – klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau opsi pembelian dan eskalasi beserta persyaratannya. 3. Pembatasan – pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, seperti pembatasan deviden, utang tambahan, dan sewa lanjutan. 2. Operating Lease Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat asset yang dinikmati pengguna. Dalam sewa operasi, pembayaran sewa tidak termasuk biaya untuk jasa seperti biaya asuransi dan pemeliharaan diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna walaupun pembayaran dilakukan tidak atas dasar tersebut. Sewa operasi, dalam PSAK No. 30 mensyaratkan lessee minimal mengungkapkan komitmen modal terkait pembayaran sewa di masa depan, beban sewa yang dibebankan ke laporan laba rugi dan penjelasan umum tentang perjanjian sewa. Paragraf 35 PSAK No. 30 mensyaratkan pengungkapan sebagai berikut: a. Jumlah pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa guna usaha operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: 1. Sampai dengan satu tahun 2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun 3. Lebih dari lima tahun b. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut masa depan dari kontrak sewa- lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada akhir periode pelaporan. c. Pembayaran sewa dan sewa lanjut yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing- masing jumlah pembayaran sewa guna usaha minimum, rental kontijen, dan pembayaran sewa lanjut. d. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessee yang material meliputi: 1. Dasar penentuan utang rental kontinjen 2. Ada atau tidaknya klausul – klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau opsi pembelian dan eskalasi beserta persyaratannya. 3. Pembatasan – pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa guna usaha seperti pembatasan deviden, utang tambahan, 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus, yang merupakan deskriptif. Menurut Jogiyanto 2010: 12, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan siapa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa yang dilakukannya, kapan dilakukan, di mana dan bagaimana melakukannya. Penelitian dengan studi kasus menurut Jogiyanto 2010: 54 adalah penelitian yang mendalam tetapi hanya melibatkan satu objek saja. B Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Rahayu Putra Persada yang terletak di Jln. Raya Magelang – Purworejo KM 7, Magelang b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2015

C. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek Penelitian Subyek penelitian dalam penulisan ini adalah: a. Pemimpin Perusahaan b. Bagian Akuntansi c. Pihak- pihak yang terkait dalam penelitian 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini terbatas pada masalah akuntansi sewa guna usaha perusahaan PT. Rahayu Putra Persada

D. Data yang Digunakan

 Dokumen terkait dengan sewa guna usaha, diantaranya biaya sewa, bunga, kontrak sewa guna usaha.  Pencatatan penjurnalan yang dilakukan oleh perusahaan  Laporan Keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Neraca dan Laporan Rugi Laba  Data – data lain yang mendukung penelitian ini

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Metode Dokumentasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meneliti, mengumpulkan data mengenai sejarah perusahaan dan perkembangannya, serta pencatatan pembayaran kendaraan secara sewa guna usaha. b. Metode Wawancara Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak- pihak yang terkait, untuk memperoleh informasi terkait sewa guna usaha, di mana berupa prosedur sewa guna usaha, pencatatan sewa guna usaha, pelaporan sewa guna usaha.