4 Pegawai tata usaha
Untuk memenuhi kebutuhan pengajaran guru mungkin berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk meminta atau meminjam alat-alat
pelajaran, buku pegangan atau media pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan pribadinya guru berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk
mengambil gaji, mengurus berbagai surat keterangan atau kenaikan pangkatnya. Apabila tidakkurang harmonis dalam hubungan tersebut,
tidak mustahil bahwa guru menjadi kecewa, murung, atau diliputi perasaan negative lainnya.
5 Situasi lingkungan yang kurang mendukung seperti letak geografis,
kebersihan, keamanan, keeratan dan keserasian dengan masyarakat sekitar, akan mempunyai pengaruh langsung bagi pandangan guru terhadap
lingkungan tersebut. Akhirnya sikap dan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran
6 Orang tua peserta didik, merupakan sumber lain sebagai salah satu faktor
yang ikut menentukan sikap dan perilaku guru khususnya dalam berhubungan dengan sikap di sekolah
2. Kategori Sikap Guru Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik
Guru merupakan garda terdepan di setiap perubahan orientasi pendidikan. Keberhasilan pendidikan secara umum tergantung pada kualitas guru
termasuk pada implementasi kurikulum, guru menjadi kunci sukses dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidaknya kurikulum yang ada guru selalu mempersiapkan diri dengan segala perubahan dan mengantisipasi dengan meningkatkan kompetensinya. Ada tiga
kategori sikap guru tehadap pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu: a.
Guru responsive, merupakan guru respon terhadap pengembangan kurikulum. Sikap guru responsive selalu melakukan uji coba atau semacam
eksperimen dalam pembelajaran. Kelemahan sikap ini yaitu jika guru sering melakukan inovasi dan melaksanakan eksperimen dapat
menimbulkan kebingungan. Ketika uji coba sedang dilaksanakan, ternyata kondisi telah berubah lagi secara berkelanjutan, sehingga tak mungkin
kurikulum benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat. b.
Guru tradisional, merupakan para guru patuh pada kurikulum yang ada atau sedang dilaksanakan tanpa berusaha melakukan usaha perubahan dan
perbaikkan. Sikap tradisional ini memiliki kelemahan karena kenyataan perubahan terus berlangsung. Jika tidak mengikuti perubahan, maka
sekolah ketinggalan dalam mempersiapkan peserta didik dan tidak cocok dengan tuntutan masyarakat.
c. Guru Self-Confidence, dimana para guru yang menentukan isi kurikulum
bergantung selera atau minat dan kemampuan guru sendiri. Kelemahan sikap ini terlalu menekankan pada minat dan kemampuan guru secara
individual akan menyebabkan kurikulum menjadi terlalu berat bagi peserta didik
3. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar meliputi dua hal yaitu belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu proses dimana ada proses interaksi antara yang belajar
dengan yang mengajar. a.
Dalam pengertian yang umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih
tahu yang dikenal dengan guru. Pengetahuan tersebut dikumpulkan dari sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Orang yang banyak
pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan
dipandang sebagai orang yang tidak belajar Ali Imron, 1996:2-3. Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
kuat dan fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
tersebut tergantung pada proses beklajar yang dialami oleh peserta didik, baik ketika ia berada di seikolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarga sendiri oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar mutlak diperlukan oleh para pendidik Muhibbin, 1995:88
b. Menurut Muhamad 1983 : 3 mengajar adalah suatu upaya pendidikan
dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada peserta didik agar terjadi proses belajar. Hal ini sejalan dengan
pendapat Gagne dan Briggs Muhamad, 1983 : 3, yang menyatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Instruction is a set such way that learning is facilitated” dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang penting dalam mengajar adalah upaya
guru menyampaikan bahan, juga bagaimana siswa dalam mempelajari bahan sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini seorang guru bertindak sebagai
director dan facilitator of learning yaitu sebagai pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar.
Proses belajar mengajar yang dialami peserta didik akan menghasilkan perubahan baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Untuk memperbaiki dan mengoptimalkan proses belajar mengajar maka perlu diperhatikan beberapa aspek yang meliputi pengajaran, interaksi
anatar subyek pendidikan dan perlengkapan alat dan sumber belajar. 1
Interaksi antara subyek pendidikan Interaksi peserta didik dan pendidik berkenaan dengan komunikasi atau
hubungan timbal balik dua arah antara pendidik dan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dalam Tanya jawab atau dialog, bantuan pendidik
terhadap peserta didik yang membutuhkan bantuan dan diskusi antar peserta didik.
2 Perlengkapan alat dan sumber belajar
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari kelengkapan yang dapat dipakai oleh peserta didik dalam belajar dan
pendidik dalam mengajar. Perlengkapan yang berupa alat dan sumber belajar berfungsi sebagai penunjang dan daya dukung keberhasilan
proses belajar mengajar sehingga dapat mempermudah peserta didik mengajar.
3 Efektivitas pengajaran
Efektivitas pengajaran berkenaan dengan jalan upaya teknik atau strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat
Nana Sudjana, 1990 : 35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian