a. Kompetensi yang direncanakan dalam RPP harus jelas, konkret,
danmudah dipahami. b.
RPP harus sederhana dan fleksibel. c.
RPP yang dikembangkan sifatnya menyeluruh, utuh, dan jelas pencapaiannya.
d. Harus koordinasi dengan komponen pelaksana program sekolah, agar
tidak mengganggu jam pelajaran yang lain.
E. Sikap Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
1. Pengertian Sikap
Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Brono dalam Muhibbin 1995:120, sikap attitude adalah
kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang lain atau barang tertentu. Dengan demikian, pada
prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan peserta didik untuk bertindak dengan cara tertentu Muhibbin Syah, 1995 : 120.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto 1990 : 136, sikap attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk
beraksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Sebagai reaksinya maka sikap akan selalu berhubungan dengan dua
alternative, yaitu senang atau tidak senang, menurut melaksanakannya atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjauhi menghindari sesuatu. Bagaimana sikap kita terhadap berbagai hal dalam hidup kita adalah termasuk kedalam kepribadian kita.
Komponen sikap yang diutarakan oleh David Krech, Richard S, Crutcfield dan Egerton L. Ballachey Assael, 1995 ; 267-269 dalam bukunya yang
berjudul “Individual in Society” adalah meliputi: a.
Komponen kognitif The Cognitive Component Komponen ini merupakan suatu sikap terdiri dari kepercayaan
mengenai suatu obyek tertentu. Kognisi yang melekat pada system sikap itu merupakan kepercayaan evaluatif terhadap obyeknya yang meliputi
penilaian menguntungkan atau tidak menguntungkan, dapat diterima atau tidak diterima, baik atau buruk, dan lain-lain.
b. Komponen perasaan The Feeling Component
Komponen ini merupakan komponen perasaan yang menunjukkan adanya emosi dalam hubungannya dengan obyek. Suatu obyek dapat
dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Bobot emosional inilah yang membuat sikap mempunyai sifat
mendesak atau bergerak dalam berhubungan dengan obyek. c.
Komponen kecenderungan bertindak The Action Tendecy Component Komponen ini mencakup kesiapan-kesiapan bertingkah laku yang
berkaitan dengan sikap. Jika seseorang bersikap positif terhadap suatu obyek, maka ia cenderung membantu atau mendukung obyek tersebut;
sebaliknya apabila ia bersikap negative, ia cenderung untuk menghukum, merusak atau memusnahkan obyek tersebut.
Komponen-komponen sikap tersebut berpengaruh terhadap kesiapan bertindak seseorang dalam menghadapi suatu obyek. Obyek yang dihadapi
seseorang menentukan apakah sikap itu termasuk sikap individual atau sikap sosial. Sikap individual adalah sikap yang terdapat pada seseorang dalam
hubunganya dengan kesukaannya atau ketidaksukaannya secara pribadi terhadap suatu obyek. Sedangkan sikap sosial adalah sikap yang terdapat pada
sekelompok orang dan masyarakat atau seluruh masyarakat yang dimanifestasikan dalam bentuk kegiatan yang sama dan dilakukan berulang-
ulang Onong Uchjana Effendy. 1983:90-91. Terbentuknya sikap atau berubahnya sikap dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut Suharsimi.
1990 : 259-268 : a.
Hal-hal yang ada didalam diri guru 1
Keadaan dan kondisi tubuh, baik yang dilihat secara nyata dari luar maupun yang tidak seperti mengidap penyakit dalam, seseorang akan
terpengaruh dari apa yang ada dalam dirinya tersebut. Bagaimana mereka bersikap dan berperilaku sangat dilandasi oleh bagaimana orang
tersebut menyadari akan dirinya. Jika seorang guru merasa bahwa dirinya normal maka sikap dan perilakunya akan mantap.
2 Keadaan psikis guru yang kurang baik akan berpengaruh terhadap sikap
dan perilakunya di dalam menghadapi siswa. Apabila dia penggugup, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurang sabar, kurang teliti, pendendam dan sifat negative lainnya akan dapat mengganggu arus komunikasi belajar mengajar dengan peserta
didik, akhirnya kualitas pembelajaran tidak seperti yang diharapkan b.
Hal-hal yang ada diluar guru 1
Subyek didik merupakan satu diantara beberapa faktor di luar diri guru yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku guru di kelas, di
lingkungan sekolah, bahkan mungkin di rumahnya ketika didatangi oleh peserta didiknya
2 Pimpinan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan wakil-wakilnya
secara langsung maupun tidak, merupakan “motor pemggerak” bagi guru untuk bersikap dan berperilaku. Apabila pimpinan sekolah besikap
baik kepada guru akan memberikan motivasi dan dorongan untuk hal- hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas mengajar dan tugas-tugas
lainya di sekolah, maka guru yang bersangkutan akan melaksanakan tugasnya dengan mantap dan bergairah.
3 Teman sejawat guru, merupakan lingkungan yang menyebabkan guru
meras akan hidup dalam “satu korps” yang keberadaannya akan
memantapkan hal-hal yang dilakukannya. Kesetiakawanan antar guru akan membentuk iklim oraganisai sekolah, selain memberikan peluang
bagi para guru untuk bekerjasama juga mempunyai dampak positif yaitu memberikan dorongan dan motivasi kerja
4 Pegawai tata usaha
Untuk memenuhi kebutuhan pengajaran guru mungkin berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk meminta atau meminjam alat-alat
pelajaran, buku pegangan atau media pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan pribadinya guru berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk
mengambil gaji, mengurus berbagai surat keterangan atau kenaikan pangkatnya. Apabila tidakkurang harmonis dalam hubungan tersebut,
tidak mustahil bahwa guru menjadi kecewa, murung, atau diliputi perasaan negative lainnya.
5 Situasi lingkungan yang kurang mendukung seperti letak geografis,
kebersihan, keamanan, keeratan dan keserasian dengan masyarakat sekitar, akan mempunyai pengaruh langsung bagi pandangan guru terhadap
lingkungan tersebut. Akhirnya sikap dan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran
6 Orang tua peserta didik, merupakan sumber lain sebagai salah satu faktor
yang ikut menentukan sikap dan perilaku guru khususnya dalam berhubungan dengan sikap di sekolah
2. Kategori Sikap Guru Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan