BAB II DASAR TEORI
A. PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK
1. Pengertian Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir filosofi pembelajaran kontekstual yaitu pengetahuan dibagun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba- tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna pengalaman nyata. Menurut Slavin
seperti dikutip oleh Dibyo, Bambang 2013 teori konstruktivistik adalah teori yang menyatakan bahwa peserta didik secara individual harus
menemukan dan mentransformasi informasi kompleks mengecek informasi yang baru terhadap aturan-aturan informasi yang lama, dan merevisi aturan-
aturan yang lama bila sudah tidak sesuai lagi. Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana
pengetahuan itu terjadi. Menurut Glasersfeld dalam Dibyo, Bambang 2013 konstruktivisme sebagai teori pengetahuan dengan akar dalam
”filosofi, psychology,
dan cybemetics
”. Von Glasersfeld mendefinisikan konstruktivisme radikal selalu membentuk konsepsi pengetahuan, Ia melihat
pengetahuan sebagai hal yang dengan aktif menerima apapun melalui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemikiran sehat atau melalui komunikasi. Apabila peserta didik yang menekuni pengetahuan itu, maka pengetahuan yang akan diperoleh adalah
bentukan peserta didik sendiri. Dalam hal ini, pengetahuan bukanlah suatu bentukkan yang sudah jadi atau sudah ada sejak lahir namun sesuatu yang
harus dibentuk sendiri dalam pemikiran sendiri. This, according to Piaget and Inhelder in Grennon Brooks, J dan G. Brooks.M, 1993:5, occurs
because knowledge comes neither from the subyek nor the obyek, but from the unity of the two. Menurut Piaget dan Inhelder dalam Grennon Brooks, J
dan G. Brookss. M, 1993, pengetahuan terjadi karena bukan datang dari satu subyek atau obyek, tetapi melainkan dari dua kesatuan tersebut.
Teori konstruktivisme
memiliki kelebihan
dan kekurangan
Dibyo,Bambang,2013: a.
Kelebihan: 1
Pembelajaran konstruktivistik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan
menggunakan bahasa peserta didik sendiri. 2
Pembelajaran konstrukivistik memberi pengalaman yang
berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik sehingga peserta didik terdorong untuk membedakan dan
memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang peserta didik.
3 Pembelajaran konstruktivistik memberi peserta didik kesempatan
untuk berfikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong speserta ddiik berfikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model
dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat 4
Pembelajaran konstruktivistik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru agar peserta didik terdorong
untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan bebrbagai konteks.
5 Pembelajaran konstruktivistik mendorong peserta didik untuk
memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka
serta memberi
kesempatan peserta
didik untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. 6
Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung peserta didik mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
b. Kekurangan
1 Peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang
bahwa hasil konstruksi peserta didik tidak cocok dengan hasil konstruksi para ahli sehingga menyebabkan miskonsepsi.
2 Konstruktivistik menanamkan agar peserta didik membangun
pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap peserta didik memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
3 Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua
sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreativitas peserta didik.
2. Pembelajaran Kontruktivistik