Tekstur dengan Penetrometer METODOLOGI PENELITIAN

Gluten berperan sebagai bahan konstruksi struktur adonan sehingga penahanan gas CO 2 selama fermentasi dapat ditahan. Dalam Mudjisihono 1993, gliserol monostearat mampu berinteraksi dengan molekul amilosa sehingga dapat menahan gas yang berakibat adonan menjadi lebih mengembang. Purnomo 1994 yang menyatakan bahwa, adonan yang mengalami penambahan gliserol monostearat memiliki volume yang lebih tinggi karena kapasitas penahanan dari gas CO 2 yang meningkat. Lebih lanjut Mudjisihono 1993, menyatakan bahwa gliserol monostearat yang ditambahkan pada adonan roti tawar berinteraksi secara heliks dengan molekul-molekul amilosa saat gelatinisasi pati dan cukup mampu untuk menahan gas CO 2 sehingga adonan akan mengembang.

E. Tekstur dengan Penetrometer

Berdasarkan analisa ragam Lampiran 9 menunjukkan bahwa perlakuan subtitusi labu kuning dan penambahan gliserol monostearat terdapat interaksi yang nyata p 0,05 terhadap kekerasan donat yang dihasilkan. Demikian juga antara masing-masing perlakuan terdapat perbedaan yang nyata. Rerata kekerasan donat tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 11. Rerata kekerasan Donat dari perlakuan substitusi labu kuning kukus dan penambahan gliserol monostearat. Perlakuan Tekstur Notasi DMRT Labu kuning kukus Gliserol Monostearat mmgr dt 5 10 1 0.363 g 0.0152 2 0,430 h 0,0153 3 0,443 i 0,0153 20 1 0,257 d 0,0145 2 0,303 e 0,0148 3 0,333 f 0,0150 30 1 0,127 a - 2 0,183 b 0,0134 3 0,227 c 0,0141 Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Semakin tinggi nilai tekstur berarti produk donat semakin empuk. Pada Tabel 11. terlihat pada perlakuan substitusi labu kuning kukus 30 dan penambahan gliserol monostearat 1 memiliki tingkat tekstur kekerasan yang rendah 0,127 mmgr dt, sedangkan pada perlakuan substitusi labu kuning kukus 10 dan penambahan gliserol monostearat 3 memiliki tingkat tekstur kekerasan yang paling tinggi yaitu 0,443 mmgr dt. Hubungan antara perlakuan substitusi labu kuning kukus dan penambahan gliserol monostearat terhadap tingkat tekstur kekerasan donat ditunjukkan pada Gambar 6. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 6. Hubungan antara substitusi labu kuning kukus dan penambahan Gliserol monostearat terhadap tekstur donat. Gambar 6. menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi penambahan gliserol monostearat dan semakin menurunnya substitusi labu kuning kukus menyebabkan nilai tekstur yang dihasilkan semakin meningkat empuk.. Hal ini disebabkan karena penurunan substitusi labu kuning kukus menyebabkan meningkatnya jumlah tepung terigu sehingga jumlah pati dan kandungan gluten dalam adonan lebih besar, ditambah pula dengan penambahan gliserol monostearat yang berfungsi surfaktan dan membantu kerja gluten dan pati dalam memerangkap CO 2 sebagai hasil fermentasi. Menurut Mudjisihono 2002, selama pembakaran granula pati mengalami pembengkakan, dengan adanya gliserol monostearat dan shortening dapat menekan pembengkakan pati. Menurut Martin et. al. 1991, monogliserida dan shortening dapat berinteraksi dengan bagian molekul pati yang membengkak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan menyebabkan ikatan silang pati dan protein menjadi lemah sehingga tingkat kekerasan roti menurun.

F. Uji Organoleptik