Gliserol Monostearat GMS Bahan Utama Pembuatan Donat 1. Tepung terigu

mata dari serangan katarak. Beta-karoten dalam buah labu kuning juga berfungsi untu melindungi dari serangan jantung, kanker dan beberapa penyakit lainnya. Komposisi kimia labu kuning dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2. Komposisi Kimia Labu Kuning tiap 100gr bahan segar No. Komponen Kadar 1 Kalori 29,00 kal 2 Protein 1,10 gr 3 Lemak 0,30 gr 4 Karbohidrat 6,6 gr 5 Kalsium 45,00 mg 6 Fosfor 64,00 mg 7 Besi 1,4 mg 8 Vitamin A 180,00 SI 9 Vitamin B1 0,08 mg 10 Vitamin C 52,00 mg 11 Air 91,20 gr Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi Depkes RI 1992 Buah labu kuning yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan sayuran. Buah labu kuning yang sudah tua dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat jenang, jenang dodol, kolak, manisan, agar agar dan aneka jenis cake lainnya Astawan, 2004.

3. Gliserol Monostearat GMS

Monogliserida termasuk juga gliserol monostearat adalah suatu emulsifier buatan yang merupakan bahan surfaktan Surfare Active Agent. Fungsi utamanya adalah mendorong pembentukan dan mempertahankan emulsi agar tetap stabil. Ciri khas dari emulsifier adalah adanya gugus hidrofilik dan hidrofobik yang dapat mengikat air dan lemak menjadi satu kesatuan yang lebih stabil Fenema, 1985. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gliserol monostearat merupakan emulsifier buatan yang digunakan dalam proses pengolahan dalam kategori Generally Recognized As Safe GRAS. Pada pembuatan roti, fungsi gliserol monostearat adalah membentuk reaksi kompleks dengan pati, menghambat laju retrogradasi, mencegah pemecahan dan peremahan roti Furia, 1968. Penambahan gliserol monostearat dapat meningkatkan volume roti goreng. Hal ini disebabkan gliserol monostearat yang berfungsi sebagai emulsifier dan sebagai bahan pengelat antar granula pati. Gliserol monostearat mampu berinteraksi dengan molekul-molekul amilosa sehingga dapat menahan gas CO 2 hasil dari fermentasi yeast, akibatnya adonan menjadi lebih berkembang Mudjisihono, 1993. Struktur dari gliserol monostearat dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar. 1 . Struktur kimia Gliserol monostearat Bailey’s, 1996. Menurut Kim dan Ruiter 1968, pengaruh gliserol monostearat dapat mencegah pengerasan dan peremahan stalling akibat interaksi dengan pati. Selain itu adanya ikatan antar granula pati ini memberikan kekuatan untuk menahan pengembangan adonan, sehingga roti dapat mengembang dengan baik. O H ║ │ H 3 CCH 2 16 C ─ O ─ C ─ H │ H ─ C ─ OH │ H ─ C ─ OH │ H Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Winarno 1986, gliserol monostearat merupakan emulsifier buatan yang tersusun dari radikal asam stearat sebagai gugus non polar dan mempunyai dua gugus hidroksil dari gliserol sebagai gugus polar. Adanya dua gugus hidroksil dari gliserol sebagai gugus polar maka satu gugus hidroksil -OH pada akhir rantai gliserol monostearat bereaksi dengan molekul-molekul amilosa secara heliks. Akibat reaksi tersebut membentuk ikatan kompleks antar molekul- molekul amilosa sehingga selama fermentasi gas CO 2 dapat tertahan dan adonan menjadi berkembang Barley’s, 1996. Menurut Keetels 1995, gliserol monostearat pada roti dapat memperpanjang umur simpan Shelf life dan memperbaiki volume roti. Hal ini karena gliserol monostearat bertindak sebagai conditioner pada adonan dalam dua cara. Pertama, gliserol monstearat dapat berinteraksi dengan gluten sehingga menghasilkan penguat jaringan gluten. Kedua, gliserol monostearat dapat meningkatkan kestabilan sel gas dalam adonan sehingga volume roti dan tekstur dapat tercapai. Bagian n-alkyl pada emulsifier seperti bentuk gliserol monostearat membentuk suatu kompleks bagian helical pati. Hal ini diduga menjadi tanggung jawab dari gliserol monostearat yang mampu menghambat kristalisasi pati dalam remah roti, memperlambat proses kerusakan tekstur stalling Bailey’s , 1996.

4. Air