Unique Selling Point Definisi Konsep Keyoword Strategi Komunikasi Gaya Bahasa

61 3. Opinion Berdasarkan Obserfasi • Biasanya mereka berpergian ke mall karena membutuhkan hiburan karena jadwal mereka padat akan pekerjaan mereka sendiri. Sebagian oaring mencari hiburan berkumpul dengan keluarga serta mengajak untuk berlibur di akhir pecan • Sebagian besar mereka menyempatkan diri untuk nongkrong di Caffe di samping keperluan untuk menjamu tamu. Serta menyempatkan untuk memanfaatkan fasilitas dari caffe ini seperti wifi. Bahkan waktu yang sempit ini mereka menyempatkan untuk menambah wawasan dengan sambungan internet gratis ini. • Tiadak mengambil resiko akan kebutuhannya yang sangant menunjang dari penampilan meskipun harus di bayar mahal. Maka dari situ penampilan sangat menunjang bagi mereka • Suka Suka membaca di waktu luangka untuk mambaca buku ataupun majalahkarena wawasan terhadap pengetahuan sangat penting bagi kehidupannya. Diantara merekapun suka akan tokoh nasional karena mereka memotifasi dari karakter-karakter dari biografi tokoh nasional. Buku fotografipun tidak luput dari pilihan mereka karena buku fotografi menurut mereka mudah dikonsumsi.

4.4 Unique Selling Point

Buku tentang budaya daerah, khususnya budaya daerah Toraja didominasi dari visual fotografi yang di kemas secara eklusif serta tidak meninggalkan dari karakter budaya itu sendiri.

4.5 Definisi Konsep Keyoword

Keyoword : Etnofotografi Definisi Ethnos : bangsa atau daerah Definisi graphein : berarti tulisan atau uraian Definisi fotos : cahaya Makna Konotatif : Etnografi adalah berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphein yang berarti tulisan atau uraian. Jadi berdasarkan asal katanya, 62 etnografi berarti tulisan tentang mengenai bangsa. Namun pengertian tentang etnografi tidak hanya sampai sebatas itu Burhan Bungin 2008:220 mengatakan etnografi merupakan embrio dari antropologi. Foto memiliki kemampuan merekam realitas secara tepat, sehingga citra foto yang terekam melalui kamera mampu menyajikan ragam informasi. Anggapan tentang satu gambar berbicara seribu bahasa atau foto itu berbicara sendiri, akan membuat kita salah langkah dalam memperlakukan sebuah foto. Seolah-olah dengan kita memotret dan melihat foto otomatis kita mendapat seribu informasi dan fakta tanpa harus ada penafsiran untuk membaca teks dari keterangan gambar. Sekali melihat visual gambar memperikan arti bagi pembaca.

4.5. Visualisasi Konsep

4.5.1. Desain Buku dan Isi Buku 1. Judul Buku Buku Etnofotografi Fotografi Tanah Toraja untuk mengenalkan kebudayaan Tanah Toraja dengan judul “Etnofotografi of To Riaja”. Judul ini membrikan point of interest berjudul ini ujung tombak dari pemasaran buku ini. Etnofotografi Etnofotografi adalah suatu pendekatan ini mencoba menggabungkan relevansi antara etnografi dan fotografi dalam melakukan studi Antropologi. Etnografi adalah berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphein yang berarti tulisan atau uraian. Jadi berdasarkan asal katanya, etnografi berarti tulisan tentang mengenai bangsa. Etnofotografi of To Riaja karena di dalam buku ini meceritan kegiatan, kehidupan dari budaya toraja. Etnofotografi Of To Riaja adalah of dari, To Riaja merupakan julukan lain dari Toraja yang sama-sma mempunyai arti orang-orang gunung. Diskripsi dari judul ini agar calon pembeli bisa memberikan kesan berbeda dari buku lain. Serta judul ini mewakili dari isi keseluruhan dalam buku etnofotografi of to riaja jadi judul buku ini sangatlah penting bagi kelancaran penerbitan buku tersebut 63 2. Ukuran dan Jumlah Halaman Buku ini dalam ukuran 20 x 30 cm, merupakan format asli gambar di dalam kamera, sehingga foto ini bisa menjadi lebih menarik. Dengan format berukuran 20 x 30 cm di kemas dengan dijilid soft cover dengan ketentuan lembar cover lebih tebal ketimbang lembar isi buku. Keseluruhan dengan jumlah halaman buku ini yaitu 100 halaman, belum ditambahkan dengan kata pengantar, sambutan dan ucapan terimakasih. Melalu media wawancara dengan penerbit Kompas Gramedia dengan ibu Kris bahawaannya media buku di tentukan dari kualitas gambar yang melalu sesi seleksi dari kurator-kurator yang terlibat di bidangnya. Maka dari kesimpulan ini penulis masih melalu seleksi atau seleksi dari fotografer senior untuk mengangkan akan kualitas foto yang di sajikan di dalam buku budaya.

4.5.2 Poin-poin Isi Buku Buku tentang kebudayaan daerah ini akan dibahas sebagai berikut:

1. Catatan Penyusun Etnofotografi of To Riaja Berisi kata pengantar dan penjelasan singkat dari pengarang buku tentang isi buku Etnofotografi of To Riaja. Bagian Introduction Berisi kata pengantar dan penjelasan singkat dari tokoh seni budaya serta kata pengantar dari Fotografer Senior o Bagian kata pengantar dan fotografer Senior - Pengantar Rektor UPN “Veteran” Jatim Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp - Budaya lokal Toraja bapak Endy Allaronte 2. Bagian Pertama Pasa’ Tomate atau Rambu Solo’ Penjelasan tentang silsilah dan latar belakang sejarah budaya toraja. Menceritakan berbagai macam tempat persemayaman terakhir yang menurut orang Toraja, suci dan sakral. Biasa orang mengenal dengan istilah Rambu Solo’ yakni upacata tertinggi di Toraja. Dalam buku ini memberikan wawasan tentang upacara adat kematian Rambu Solo’ Dr Bararuallo Frans, 2010:109. Isi dari visual buku ini dekumentasi kumpulan serta rangkayan dari Upacara adat Rambu Solo’.Tempat Suci Sakral biasanya di tempatkan di 64 tempat pemakaman yang menjadikan tempat ini dekat dengan sang pencipta. Londa, Ke’te Kesu, Batu Tumonga merupakan tempat suci sekaigus tempat wisata. § Isi Bagian Pertama - Foto-foto yang menceritakan alur dari adat kematian Toraja - Kumpulan foto-foto terbaik dalam acara kematian di Toraja kumpulan fotografi dari komunitas fotografi Toraja dan Mkasar Isi dari bagian pertama ini akan direncanaka sebanyak 1-40 halaman yang dimana setiap definisi halamannya akan di sesuaikan dengan banyaknya foto Orang pribumi mempunya denah kekuasaan dan penguasaan lapangan secara menyeluruh. Dalam buku ini penulis membuka Untuk berkerja sama denga fotografer lokal yang ada di Toraja. 3. Bagian ke Dua Pasa’ Bua’ atau Rambu Tuka’ Menceritakan keseharian masyarakat Toraja yang berawal dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari, yang di sebut dengan Rambu Solo’ adalah terbitnya matahari hingga siang hari, serta Rambu Tuka’ adalah upacara adat sukuran diantaranya sukuran rumah kelahiran hingga pernikahan. Dr Bararuallo Frans, 2010:109. Rambu Tuka’ diawali dengan korban tertentu seekor babi biasa di adakan pada siang hari hingga terbenamnya matahari. Dalam isi BAB ini menceritakan satu upacara sukuran rumah Tongkonan yang di wakili dengan visual fotografi. § Isi Bagian Kedua - Kumpulan foto-foto alur acara syukuran rumah tongkonan di Toraja Rumah Bupati Toraja Utara - Kumpulan Foto syukuran rumah adat dan Pernikahan - Kumpulan foto-foto terbaik dalam acara syukuran di Toraja kumpulan fotografi dari komunitas fotografi Toraja dan Mkasar Secara dominan masih tetap dalam bagian yang ke dua ini masih banyak dari foto-foto perancang buku ini. Seorang fotografer tidak lepas dari kemandirian sebagai pekarya fotografi maka disini perancang tidak lepas dari komunikasi dengan warga setempat. Serta isi dari Bagian ini akan di 65 definisikan 1-30 halaman. Pamanfaatan buku ini di pertahankan karena adanya keoriginalitasab dan kesederhanaan. 4. Bagian ke 3 tempat wisata Tempat Suci Sakral biasanya di tempatkan sebagai tempat pemakaman yang menjadikan tempat ini dengan tempat wisata. Tempat wisata sebagai berikut. • Londa • Ke’te Kesu Merupakan tempat suci sekaigus tempat wisata. Isi dari bagian ke empat merupakan bagian akhir dimana tempat-tempat persemayaman ini adalah puncak dari segalanya, disini memberikan wawasan bahwa hidup didunia ini sangat singkat dan sementara pada akhirnya kita akan kembali dalam kehidupan yang kekal. Pokok dari buku ini menyampaikan pesan bahwanya kehidupan didunia hanya semtara. Makna dari isi buku ini terpuncak disi bagian ini,karena bagian ini menceritaka dan menjelaskan suasana tempat penguburan jenasah di Tanah Toraja. Diperkirakan banyaknya halaman sebanyak 1-30 lembar yang di antaranya menjelaskan mengenai tempat persemayaman warga toraja. 5. Catatan Akhir Berisi Profil fotografer yang telah masuk sleksi dalam buku ini. Berdasarkan kesimpulan isi dari buku ini akan di jelaskan secara idifidu sesuai dari pengkarya fotografer yang masuk seleksi di dalam buku Essay fotografi. Selepas dari isi halaman ini sebagai penambahan isi halaman. 6. Ucapan Terimakasih Berisi ucapan terimakasih ditujukan kepada orang-orang yang telah membantu memberikan data juga yang berjasa atas kelancaran kerja dalam mengerjakan buku “Etnofotografi of To Riaja”. Isi dari Ucapan terimakasih ini menjelaskan bahwanya tampa doa dan dukungan dari orang-orang terdekat terutama Tuhan yang maha esa memberikan kelancaran untuk mengerjakan buku ini 66

4.6 Strategi Komunikasi Gaya Bahasa

Perancangan buku ini berdasarkan karakteristik target audiens, agar dapat mencapai sasaran yang tepat. Harus ditetapkan terlebih dahulu karakter target audience. Adapun target audiens yang menjadi beberapa kata gori seperti mengenai karakter target audience ditinjau dari kehidupan dan keseharian target audien. Biasa perancang dilihat dari segi demografis, psikografis, behavioral dan geografis. Tujuan dari perancang buku ini untuk mengabadikan keunikan, beraneka ragam warna tradisi dari budaya Indonesia, budaya Toraja merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Serta secara tidak angsung melaluli buku ini diharapkan mampu mengembalikan kepedulian masyarakat akan tradisi budaya untuk menjaga kelestariannya yang di mana budaya ini merupakan peninggalan dari nenek moyang. Media utama berupa buku ini dipilih untuk mengenalkan dan mendekumentasikan kebudayaan dan tradisi yang masih terjaga kemurniannya di suku Toraja. Sesuai dengan kusioner hampir 70 responen memilih bahasa Indonesia bahasa Indonesia tidak terlalu formal. Karena Buku merupakan media yang komunikatif dalam menyampaikan pesan, dan dapat di lihat kembali dengan mudah serta mempu memuat beragam informasi bentuk visual maupun verbal. Komunikasi yang di sampaikan menambahkan sebagai bahasa yang non formar untuk menggait target ini nyaman terhadap apa yang telah dibaca dalam buku ini. Gaya baha ini akan menyesuaikan dengan prilaku segmen buku ini. Gaya baha dalam bukumasih mengambil banyak sumber karena dalam buku ini banyak menjelaskan tentang kebudayaan Toraja. masih kental dengan tradisi budaya yang tidak sedikit kita pahami tentang tradisi budaya tersebut Dengan pembahasan buku ini masih di damping dengan narasumber budaya khususnya budaya yang berkaitan denganbuku essay toraja. Narasumber yang akan di jadikan sebagai mentor akan berkerja sama dengan budayawa Toraja itu sendiri dengan Bapak Endy Laronte. Kenapa melibatkan narasumber sebagai pokok pembahasan serta gaya bahasa, disamping pokok wawasan luas dan beliau yang lebih paham akan runtutan alur cerita dalam kebudayaan Toraja. 67

4.7 Konsep Visual