22
ilustrasi pembuka tulisan, drop caps, penempatan headline dan subheadline, penempatan nama penulis, serta penempatan isi tulisan body text
Danang, Koskow dan Natalia_omline
. Siapapun desainer yang melayout tak memiliki kesulitan dalam pelaksanaan layout karena rumus layout sudah baku. Disiplin
layoutmenjadi salah satu cara dalam mempertahankan identitas penerbitan melalui gaya selingkung layout halaman.
Buku Toraja Etnofotografi ini juga akan mengacu kepada jenis layout seperti ini, karena mempermudah pembaca untuk menyimak isi dari buku dan
memberikan keleluasaan pada mata pembaca. Grid yang rapih juga mempermudah alur pembacaan Sequence.
2.3.5 Pengertian Fotografi
Fotografi Photography, Yunani berasal dari 2 kata yaitu Photos yang berarti cahaya dan Graphos yang berarti tulisan lukisan. Dalam seni rupa,
fotografi adalah proses melukis menulis dengan menggunakan media cahaya Edi S.Mulyana, 2007:7. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau
metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang
peka cahaya
Sejarah fotografi Dalam buku “The History of Photography” karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991,
disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi SM, seorang lelaki berkebangsaan Cina bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala fotografi
Andreas Preanger, The Comlite Photografer,Pahara Prize 1999. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil pinhole, maka di
bagian dalam ruang itu pemandangan yang ada di luar akan terefleksikan secara terbalik lewat lubang tadi.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium
yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium
pembiasan selanjutnya disebut lensa.
23
Dalam prosesnya fotografi menghasilkan sebuah foto yang di bentuk oleh dua unsur, yaitu objekfitas dan subjekfitas
Hendra Aditiya, 2011
. Objekfitas di dalam foto di pandang sebagai reprentasi sempurna dan
objeknya atau reprensinya realitas dari kehidupan sehari – hari. Subjektifitas sendiri merupakan bagai mana sebuah realitas dekontrusikan kembalikan di
persentasikan dalam seni fotografi yang berupa foto visual.
Gambar 2.7 lokalisasi 27 propinsi http:yuyungabdi.com
Dimana halnya dalam karya foto karya Yuyung Abdi “Sex For Sale Potret Faktual Prostitusi 27 Kota di Indonesia” merupakan karya foto
Objektifitas dimana pengambilan dalam sebuah foto ini diangkat dari karakter-karakter tempat protitusi. Keorijinalan foto ini diangkat dari kisah
nyata dalam satu habitat masyarakat yang mempunyai perbedaan sosial. Di balik perbedaan ini mungkin kita bisa mendefinisikan bahwa semuanya pasti
ada nilai positif dari perbedaan yang ada. Sebuah Foto akan terlihat baik apabila foto tersebut dapat
mengungkapkan atau menceritakan banyak hal kepada audience tentang sesuatu yang ada dalam foto tersebut. Berdasarkan istilah dituliskan bahwa
pencahayaan alami maupun buatan bisa memberikan efek yang bervariasi
24
Dini Yozardi, Itta Wijono, 2003. Hal ini bergantung pada arah datangnya sumber cahaya sehingga memberikan kesan yang berbeda – beda. Cahaya
samping dapat mebuat foto menjadi berdimensi dan dramatis. Efek cahaya dari belakang menginformasikan mengenai bentuk objek atau yang kita kenal
dengan nama siluet. Foto siluet mengesankan efek dramatis. Dalam sebuah artikel di, Rahmat Wahyudi mengatakan ada 4 kunci
rahasia membuat foto terlihat eye-catching, yaitu: 1. Kesederhanaan : Kesederhanaan dalam seni juga dikenal dengan sebutan
visual economy , yakni mengeliminasi semua elemen atau detail yang tidak perlu yang tidak ada kontribusinya pada semangat komposisi secara
keseluruhan. Kesederhanaan dapat dicapai dengan beberapa cara:
a kurangilah jumlah dan tipe objek yang akan dibidik b memotret lebih dekat pada subjek, atau zooming bila lensanya
bisa di-zoom c anda bisa juga menghilangkan elemen-elemen yang tidak perlu
melalui jalur photoshop 2. Warna
Untuk menciptakan dampak pada foto adalah dengan mencari corak warna yang menonjol. Merahnya bunga, birunya langit, kuningnya senja, atau
hijaunya dedaunan. Sekali lagi, kesederhanaan adalah kunci, cobalah untuk mengurangi jumlah dan tipe warna dalam bidikan agar lebih memberikan
dampak. Secara umum, sebuah foto sebaiknya hanya memiliki satu subjek utama dan satu warna utama. Konsentrasikan hanya pada satu dari tiga warna
primer: merah, biru atau kuning. Tiga warna dominan ini sangat baik diseimbangkan dengan warna-warna
Disebut juga warna kedua, merupakan warna yang terbentuk akibat campuran warna primer. Terdiri dari jingga nila, ungu
a. violet dan hijau : komplemennya, yaitu: merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan kuning dengan ungu.
Ada beberapa cara untuk menonjolkan warna, pertama adalah dengan menggunakan filter polarizer. Cara yang kedua dengan membatasi range
25
gelap ke terang. Singkirkan area yang terlalu gelap atau terlalu terang dibandingkan dengan subjek utama. Cara ketiga dengan menggunakan slide
film Velvia. Cara keempat pilih waktu terbaik sesuai dengan maksud foto anda.
3. Cahaya : Pencahayaan yang baik seringkali menjadi kunci foto-foto juara. Penggunaan cahaya siang hari secara efektif dapat juga memperbaiki foto
anda. Untuk mencapai foto seindah di National Geographic, fotolah ketika cahaya berwarna keemasan muncul sesudah matahari terbit dan sebelum
matahari terbenam sering disebut magic hours di kalanganfotografer. 4. Komposisi : merupakan salah satu tekhnel peletakan atau komposisi