125
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis, analisis data, dan pembahasan, saya mencoba menyimpulkan gaya hidup merupakan paham yang menganggap
barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Boleh jadi, gaya hidup dibangun atas dasar penciptaan cita rasa ekonomis dan
sosial lewat media informasi sinetron dan iklan maupun lewat lingkungan pergaulan yang memiliki kesamaan minat dalam pembelian dan pemakain
berbagai produk-produk gaya hidup. Perubahan-perubahan dalam era globalisasi sekarang ini telah mampu menghipnotis manusia untuk “chance of expression”
tanpa dirintangi oleh tradisi, kecurigaan, dan perlawanan dari lingkungan sekitar untuk menikmati cita rasa, gaya, hingga tampilan kita sekarang ini.
Lewat persuasif dan citra-citra media sinetron dan iklan, manusia selalu digoda atau dibujuk setiap saat. Godaan yang paling nyata adalah perubahan
presepsi manusia dalam kegiatan konsumsi. Sistem konsumsi masyarakat yang mula-mula didorong oleh nilai guna dan nilai tukar yang diungkapkan Marx
berubah maenjadi nilai tanda. Tanda yang dimaksud disini adalah nilai
126
tersembunyi yang diburu seperti: status sosial, hegemoni, gaya hidup dan kemewahan.
Disini menjadi jelas bahwa objek-objek produk gaya hidup bisa dikonsumsi sebanyak mungkin oleh publik yang memiliki kehausan akan cita
rasa. Hal semacam ini menjadi masalah ketika penciptaan imaji-imaji merasuk ke dalam dunia kampus. Tidak sedikitnya mahasiswa menganggap kampus sebagai
arena pembedaan identitas. Fenomena gaya hidup dalam konteks mahasiswa sebagian besar dipengaruhi oleh rayuan sinetron, iklan dan lingkungan pergaulan.
Namun, fenomena ini sangat berbanding terbalik dengan mahasiswi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Mahasiswi pendidikan ekonomi
hanya sebagian kecil saja yang terpengaruh oleh rayuan sinetron dan iklan. Walaupun aktivitas menonton sinetron dan iklan dari sebagian besar Mahasiswi
Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata adalah tinggi, dari total semua responden, namun tidak berkontribusi terhadap gaya hidup mereka. Hal ini
dikarenakan mahasiswi menonton sinetron dan iklan betul-betul hanya mengisi waktu luang mereka. Penciptaan imagecitra lewat tayangan sinetron dan iklan
yang kerap kali membawa perubahan presepsi manusia dalam kegiatan konsumsi tidak diaktualisasi oleh mahasiswi Pendidikan Ekonomi dalam kehidupannya.
Walaupun iklan dan sinetron tidak mempengaruhi gaya hidup mahasiswi Pendidikan Ekonomi. Ada hal lain yang signifikan mempengaruhi gaya hidup
mahasiswi Pendidikan Ekonomi yaitu lingkungan pergaulan. Hal ini dikarenakan mahasiswi cenderung memiliki gaya hidup sesuai dengan lingkungan dimana dia
127
berada karena dengan cara seperti mahasiswi merasa bahwa mereka dapat diterima dalam lingkungan pergaulan. Mahasiswi juga dalam kehidupan sehari-
hari berinteraksi dengan lingkungan pergaulan, sehingga dalam keputusan mengkonsumsi produk-produk komoditas mahasiswi membutuhkan pertimbangan
dari lingkungan pergaulan keluarga, teman pergaulan, dan artis idola. Melalui lingkungan pergaulan inilah proses penghegemonian media televisi dari
kelompok-kelompok yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan untuk mendorong mahasiswi mengkonsumsi tanda-tanda.
B. Saran