36
pendek daripada menggunakan celana panjang. Tentu saja kejadian semacam ini menimbulkan pertanyaan dalam diri kita, mengapa mereka melakukannya? Apa
yang mereka lakukan? Dan apa yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain? Singkatnya, seseorang tidak lagi mengkonsumsi barang dan
jasa guna memenuhi kebutuhanya, ini pasti. Akan tetapi seseorang mengkonsumsi karena ada motivasi tersendiri yang terkandung di dalamnya. Hal
ini yang dinamakan konsumerisme atau gaya hidup. Hal ini menjadi masalah ketika kemudian konsumerisme merasuk
kedalam dunia kampus. Tidak sedikit mahasiswa menganggap kampus sebagai arena pembeda identitas seseorang. Lihat saja model pakaian dan cara berdandan
yang dikenakan mahasiswa, yang mungkin dapat membedakan mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang laiannya serta kepuasan pribadinya dan supaya
dilihat oleh orang lain. Fenomena gaya hidup dalam konteks mahasiswa sebagian besar
kemungkinan dipermudahkan oleh media massa sinetron dan iklan dan lingkungan pergaulan. Kehadiran iklan dan sinetron di televisi serta lingkungan
pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keputusan seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk.
1. Kontribusi Sinetron terhadap Gaya Hidup Mahasiswi Pendidikan
Ekonomi USD
Menonton sinetron yang serba cepat dan selintas membuat seseorang terperangkap dengan penuh daya pikat sehingga mengalami kesulitan
37
membedakan mana yang penting dan mana yang tidak penting dan mana yang dipikirkan dan yang tidak dipikirkan. Tayangan-tayangan dengan tokoh yang
cantikganteng, mobil mewah, glamour, dan lain-lain, membuat konsumen lupa dengan dirinya. Dalam sinetron, semua disajikan serba instan yang
ditayangkan 24 jam, tidak ada proses perjuangan seperti yang ada di dunia nyata. Inilah yang disebutkan oleh salah satu penganut teori kritis Herbert
Marcuse, sebagai “one dimensional man”, dia mengatakan “kebahagiaan dan kebebasan itu tidak terwujud, karena ternyata ilmu pengetahuan dan teknologi
itu bukannya mengabdi manusia melainkan justru manusia yang dikendalikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia yang gandrung dengan ilmu
dan teknologi tanpa disadarinya di telan oleh kekuasaan ilmu dan teknologi sebagai sistem total yang merangkum berbagai bidang kehidupan”.
Hardiman, 1993:xvii. Hal yang menjadi masalah ketika seseorang meniru gaya hidup
mewah yang ditampilkan oleh artis-artis sinetron, sebab dalam dunia modern seseorang selalu mengikuti trend dan mudah meniru. Tidak menutup
kemungkinan apabila kemudian seseorang menganggap gaya hidup mewah yang dilakukan oleh artis sinetron menjadi penting, akan mengubah perilaku
seseorang dan ingin selalu seperti gaya hidup artis sinetron. Jadi, ada dugaan bahwa ketika mahasiswi menonton sinetron di televisi akan berkontribusi
terhadap gaya hidup mereka.
38
2. Kontribusi Iklan terhadap Gaya Hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi
USD
Iklan dalam budaya pop sangat berperan besar dalam gaya hidup seseorang. “Iklan menyembunyikan kondisi kehidupan sebenarnya, kebutuhan
sebenarnya, dan keinginan sosial. Iklan menggantikan semua hal-hal tersebut dengan dunia fantasi yang gemerlap, dan mudah diakses. Iklan adalah produk
mimpi yang mempromosikan mimpi kaum kapitalis dengan mengorbankan kaum miskin. Iklan menggunakan pelbagai hal dari dunia nyata, dari
masyarakat, dan sejarah lalu menatanya untuk karyanya sendiri. Ketika melakukan hal tersebut, iklan membuat bingung dunia nyata dan mencabut
pemahaman apapun dari kita tentang dunia nyata. Kita diundang untuk menjalani kehidupan yang tidak nyata melalui iklan” Myers, 1986:99.
Gaya hidup yang ditawarkan lewat iklan beranekaragam jenisnya dan itu bisa di nikmati oleh konsumen tanpa memandang kelas dalam masyarakat.
Iklan menjadi citra neteral yang mudah ditiru, dijiplak, dipakai sesuka hati oleh setiap orang. Karena urusan gaya hidup bukan lagi menjadi milik orang
berduit tetapi menjadi milik umum seperti halnya orang miskin yang mencomot atau memakai gaya hidup tertentu. Tayangan iklan terdapat
tayangan konsumsi ruang dan tempat, teknologi, mode fashion, musik pop, dan pola konsumsi makanan dan minuman menjadi bagian dari gaya hidup.
Jadi, ada dugaan bahwa ketika mahasiswi menonton iklan di televisi akan berkontribusi terhadap gaya hidup mereka.
39
3. Kontribusi Lingkungan Pergaulan terhadap Gaya Hidup Mahasiswi