34
materi dan menjadi frustasi apabila tidak kesampaian. Pengaruh idola terhadap penggemarnya dapat bermacam-macam hal dan tidak selalu
positif yang ditiru remaja dari idolanya dari gaya berpakaian yang urak- urakan sampai menggunakan obat-obatan terlarang pun kerap ditiru
penggemar dari sang idola. Parahnya lagi ada juga remaja yang mengidolakan seseorang tetapi karena mereka tahu orang tuanya mungkin
tidak akan menyukainya, maka mereka akan melakukan pemberontakan kepada orang tua mereka. Mungkin inilah yang menyebabkan banyak
remaja yang melakukan penberontakan kepada orang tua mereka. Walaupun demikian, tidak berarti hadirnya sosok idola merupakan hal
negatif. Justru idola dapat menjadi hal positif, jika para remaja dapat menempatkan dirinya dan sang idola dalam porsi yang sesuai. Idola dapat
menjadi motivator terutama untuk mencapai suatu prestasi tertentu.
D. Penelitian Sebelumnya
H asil penelitian sebelumnya mengenai “Hubungan Antara tayangan Televisi
dengan aya Hidup Anak Muda”. Penelitian ini dilaksanakan oleh “Suranto 2011
” dengan hasil: 1. Ada hubungan positif dan signifikan antara tayangan iklan dengan gaya hidup
anak muda dengan sig = 0,008 0,05.
35
2. Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara tayangan sinetron dengan gaya hidup anak muda
dengan sig = 0,615 0,05. 3. Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara tayangan infotainment
dengan gaya hidup anak muda dengan sig = 0,720 0,05.
4. Ada hubungan positif dan signifikan antara tayangan musik di televisi dengan gaya hidup anak muda
dengan sig = 0,000 0,05. 5. Ada hubungan positif dan signifikan antara tayangan iklan, sinetron, musik,
dan infotainment dengan gaya hidup anak muda dengan sig
= 0,001 0,05.
E. Kerangka Berpikir
Dalam teori ekonomi, konsumsi berarti tindakan memakaimenggunakan barang dan jasa untuk memenuhi sutu kebutuhan. Kebutuhan merupakan sifat
dasar manusia yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan jasmaninya maupun kebutuhan rohaninya. Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhanya seseorang
harus bekerja, untuk mendapatkan penghasilan, kemudian dari penghasilanya itu baru membeli barang dan jasa yang ia butuhkan.
Tetapi dalam masyarakat modern, konsumsi memiliki makna tersendiri. Konsumsi bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan seseorang melainkan memiliki
tujuan tersendiri yaitu pola tindakan yang membedakan seseorang dengan orang lain. Seorang perempuan merasa lebih baik bila menggunakan celana yang sangat
36
pendek daripada menggunakan celana panjang. Tentu saja kejadian semacam ini menimbulkan pertanyaan dalam diri kita, mengapa mereka melakukannya? Apa
yang mereka lakukan? Dan apa yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain? Singkatnya, seseorang tidak lagi mengkonsumsi barang dan
jasa guna memenuhi kebutuhanya, ini pasti. Akan tetapi seseorang mengkonsumsi karena ada motivasi tersendiri yang terkandung di dalamnya. Hal
ini yang dinamakan konsumerisme atau gaya hidup. Hal ini menjadi masalah ketika kemudian konsumerisme merasuk
kedalam dunia kampus. Tidak sedikit mahasiswa menganggap kampus sebagai arena pembeda identitas seseorang. Lihat saja model pakaian dan cara berdandan
yang dikenakan mahasiswa, yang mungkin dapat membedakan mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang laiannya serta kepuasan pribadinya dan supaya
dilihat oleh orang lain. Fenomena gaya hidup dalam konteks mahasiswa sebagian besar
kemungkinan dipermudahkan oleh media massa sinetron dan iklan dan lingkungan pergaulan. Kehadiran iklan dan sinetron di televisi serta lingkungan
pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keputusan seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk.
1. Kontribusi Sinetron terhadap Gaya Hidup Mahasiswi Pendidikan
Ekonomi USD
Menonton sinetron yang serba cepat dan selintas membuat seseorang terperangkap dengan penuh daya pikat sehingga mengalami kesulitan
37
membedakan mana yang penting dan mana yang tidak penting dan mana yang dipikirkan dan yang tidak dipikirkan. Tayangan-tayangan dengan tokoh yang
cantikganteng, mobil mewah, glamour, dan lain-lain, membuat konsumen lupa dengan dirinya. Dalam sinetron, semua disajikan serba instan yang
ditayangkan 24 jam, tidak ada proses perjuangan seperti yang ada di dunia nyata. Inilah yang disebutkan oleh salah satu penganut teori kritis Herbert
Marcuse, sebagai “one dimensional man”, dia mengatakan “kebahagiaan dan kebebasan itu tidak terwujud, karena ternyata ilmu pengetahuan dan teknologi
itu bukannya mengabdi manusia melainkan justru manusia yang dikendalikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia yang gandrung dengan ilmu
dan teknologi tanpa disadarinya di telan oleh kekuasaan ilmu dan teknologi sebagai sistem total yang merangkum berbagai bidang kehidupan”.
Hardiman, 1993:xvii. Hal yang menjadi masalah ketika seseorang meniru gaya hidup
mewah yang ditampilkan oleh artis-artis sinetron, sebab dalam dunia modern seseorang selalu mengikuti trend dan mudah meniru. Tidak menutup
kemungkinan apabila kemudian seseorang menganggap gaya hidup mewah yang dilakukan oleh artis sinetron menjadi penting, akan mengubah perilaku
seseorang dan ingin selalu seperti gaya hidup artis sinetron. Jadi, ada dugaan bahwa ketika mahasiswi menonton sinetron di televisi akan berkontribusi
terhadap gaya hidup mereka.
38
2. Kontribusi Iklan terhadap Gaya Hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi
USD
Iklan dalam budaya pop sangat berperan besar dalam gaya hidup seseorang. “Iklan menyembunyikan kondisi kehidupan sebenarnya, kebutuhan
sebenarnya, dan keinginan sosial. Iklan menggantikan semua hal-hal tersebut dengan dunia fantasi yang gemerlap, dan mudah diakses. Iklan adalah produk
mimpi yang mempromosikan mimpi kaum kapitalis dengan mengorbankan kaum miskin. Iklan menggunakan pelbagai hal dari dunia nyata, dari
masyarakat, dan sejarah lalu menatanya untuk karyanya sendiri. Ketika melakukan hal tersebut, iklan membuat bingung dunia nyata dan mencabut
pemahaman apapun dari kita tentang dunia nyata. Kita diundang untuk menjalani kehidupan yang tidak nyata melalui iklan” Myers, 1986:99.
Gaya hidup yang ditawarkan lewat iklan beranekaragam jenisnya dan itu bisa di nikmati oleh konsumen tanpa memandang kelas dalam masyarakat.
Iklan menjadi citra neteral yang mudah ditiru, dijiplak, dipakai sesuka hati oleh setiap orang. Karena urusan gaya hidup bukan lagi menjadi milik orang
berduit tetapi menjadi milik umum seperti halnya orang miskin yang mencomot atau memakai gaya hidup tertentu. Tayangan iklan terdapat
tayangan konsumsi ruang dan tempat, teknologi, mode fashion, musik pop, dan pola konsumsi makanan dan minuman menjadi bagian dari gaya hidup.
Jadi, ada dugaan bahwa ketika mahasiswi menonton iklan di televisi akan berkontribusi terhadap gaya hidup mereka.
39
3. Kontribusi Lingkungan Pergaulan terhadap Gaya Hidup Mahasiswi
Pendidikan Ekonomi USD.
Selain sinetron dan iklan, lingkungan pergaulan juga mempengaruhi gaya hidup seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang berinteraksi
dengan lingkungan masyarakat. Sehingga dalam keputusan mengkonsumsi barang dan jasa seseorang membutuhkan pertimbangan baik dari teman
maupun orang tua. Namun seseorang dalam keputusanya mengkonsumsi suatu barang atau jasa tertentu yang paling besar peranya adalah teman
pergaulan dibandingkan dengan orang tuanya. Pendapat teman pergaulan lebih bermakna dari pada orang tua dikarenakan teman pergaulan memiliki
kesamaan-kesamaan dengan seseorang dalam hal tertentu. Kesamaan- kesamaan tersebut antara lain, memiliki hobi yang sama, menyukai merk
barang dan jasa yang sama, serta memiliki kesamaan dalam menyukai produk gaya hidup tertentu.
Salah satu cara dari mahasiswa untuk bisa lebih dekat dengan lingkunganya adalah pencitraan. Dengan pencitraan mahasiswa dapat dengan
mudah dalam bergaul, hal ini yang dinamakan gaya hidup. Dengan demikian dapat dilihat cara bergaya antara mahasiswa yang satu dengan yang lain. Jadi,
ada dugaan bahwa lingkungan pergaulan berkontribusi terhadap gaya hidup mahasiswi.
40
4. Kontribusi Sinetron, Iklan, dan Lingkungan Pergaulan secara bersama-
sama mempengaruhi Gaya Hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi USD.
Dari kerangka berpikir diatas dan teori yang relefan, pengaruh sinetron, iklan dan lingkungan pergaulan secara bersama-sama dengan gaya
hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi USD adalah positif. Hal ini dikarenakan sinetron, iklan dan lingkungan pergaulan memiliki kontribusi
terhadap gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi USD.
F. Hipotesis
1. Ada kontribusi signifikan, antara sinetron dan gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi USD.
2. Ada kontribusi signifikan, antara iklan dan gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi USD
3. Ada kontribusi signifikan, antara lingkungan pergaulan dan gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi USD
4. Ada kontribusi signifikan, antara sinetron, iklan, dan lingkungan pergaulan secara bersama-sama dan gaya hidup Mahasiswi Pendidikan Ekonomi USD.
X2 X3
Y X1
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksplanatif. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel yang
dihipotesiskan. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk mengukur pengaruh dua variabel atau lebih.Bambang dan Lina, 2008:43.
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti adalah kontribusi sinetron, iklan dan lingkungan pergaulan terhadap gaya hidup
mahasiswi Pendidikan Ekonomi USD.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah semua orang atau sekelompok orang yang di
jadikan responden penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah Mahasiswi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma