Solid State Relay SSR [6] TOR [6] Pemanas Elektrik [7]

Pada dasarnya, prinsip kerja magnetic contactor ini sama dengan sebuah relai, yaitu menghubung dan memutuskan aliran listrik. Demikian juga dengan aktuator, alat ini menggunakan suatu coil kumparan yang bila dialiri listrik kumparan tersebut memunculkan medan magnet. Medan magnet inilah yang dapat mengendalikan kontak- kontak yang ada pada magnetic contactor. Yang membuat Kontaktor Magnet berbeda dengan relai adalah, Kontaktor Magnet mempunyai kontak NO utama, yaitu kontak yang mungkin dibuat khusus untuk mengontrol sebuah motor 3 phase. Gambar 2.2. Kontaktor 2.6. Solid State Relay SSR [6] Pengertian dan fungsi solid state relay sebenarnya sama saja dengan relai elektromekanik yaitu sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan di industri-industri sebagai piranti pengendali. Namun relai elektro mekanik memiliki banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan solid state relay, salah satunya seperti siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya kontaktor relai. Karena keterbatasan ini, banyak produsen relai menawarkan perangkat solid state relay dengan semikonduktor modern yang menggunakan SCR, TRIAC, atau output transistor sebagai pengganti saklar kontak mekanik. Prinsip kerja solid state relay dengan menggunakan TRIAC dapat dilihat dalam gambar 2.3 berikut. Gambar 2.3. Diagram SSR Gambar 2.4. SSR-40DA-H 2.7. TOR [6] Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Contoh Thermal overload relay TOR dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5. TOR TOR mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis, yaitu: 1. Pelindung beban lebih Overload 2. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa Phase failure imbalance 3. Melindungi dari kerugian kehilangan tegangan phasa Phase Loss. 2.8. Kontrol Suhu [6] Kontrol suhu digunakan unrtuk mempertahankan suhu tertentu didalam suatu proses atau perlindungan terhadap kondisi suhu berlebihan. Pengontrol suhu terdapat tiga bagian yang saling berhubungan yaitu unit pengontrol, unit pemanas dan unit sensor dimana sensor bisa berupa termokopel atau RTD. Gambar 2.6. mengilustrasikan unit control, unit pemanas dan unit sensor. Cara kerjanya membandingkan suhu sesungguhnya dengan suhu kontrol yang dikehendaki atau titik penyetelan. Gambar 2.6. Termokontrol Dengan Termokopel

2.8.1 Kontrol On-Off

Pengontrol on –off akan menghidupkan pemanas ketika suhu di bawah titik penyetelan dan mati apabila suhu mencapai titik penyetelan. Kontrol jenis ini digunakan pada sistem dimana kontrol presisi tidak diperlukan, pada sistem dengan masa yang begitu besar sehingga suhu berubah sangat lambat atau untuk sebagai alarm suhu Kontroler on-off ada dua macam yaitu: 1. Kontroler On-off Murni Gambar 2.7. Kontroler On-Off = untuk 2.1 = untuk . 2. Kontroler On-off Hysterisis Gambar 2.8. Kontroler On-off hysteresis Kontroler On-off hysteresis adalah sistem yang memiliki penyimpanan yang memiliki efek kepada output dengan perubahan input yang sama, secara sederhana histeresis yaitu perubahan input yang konstan menghasilkan perubahan output yang berbeda. 2.9. Pemanas Elektrik [7] Elemen pemanas merupakan piranti yang mengubah energi listrik menjadi energi panas. Prinsip kerja elemen panas adalah arus listrik yang mengalir pada elemen menjumpai resistansinya, sehingga menghasilkan panas pada elemen. Sebagian besar elemen pemanas menggunakan bahan nichrome 8020 80 nikel, 20 kromium dalam bentuk kawat, pita, atau strip. 8020 nichrome merupakan bahan yang baik, karena memiliki ketahanan yang relatif tinggi dan membentuk lapisan kromium oksida ketika dipanaskan untuk pertama kalinya, sehingga bahan di bawah kawat tidak akan teroksidasi untuk mencegah kawat terputus atau terbakar. Gambar 2.9. merupakan salah satu contoh pemanas listrik dengan elemen pemanas berbentuk kawat didalamnya. Perhitungan daya elemen pemanas menggunakan prinsip hukum ohm. P = V . I 2.3 P = Daya VA V = Tegangan Volt I = Arus ampere Gambar 2.9. Pemanas Elektrik = . �. ∆ 2.4 = . �. ∆ 2.5 Q = kalor Joule P = Daya Watt = Jouledetik m = masa benda kg c = kalor spesifik air 333 kJkg ∆ = perubahan suhu o C T = waktu detik 2.10. Pressure Level Switch [8]