4. Manfaat Asuransi
Beberapa manfaat dari keberadaan asuransi syariah menurut M. Amin Suma, secara rinci adalah sebagai berikut :
25
a. Memberikan rasa aman atau sekurang-kurangnya lebih aman kepada tertanggung
dari kemungkinan kerugian atas harta benda bahkan dari kemungkinan bahaya terhadap dirinya; sebab, dengan menjadi anggota salah satu asuransi, paling tidak
kemungkinan sebagian risiko yang bersangkutan telah diambil alih oleh pihak lain diluar dirinya melalui asas tolong-menolong atau
ta’awun menurut istilah al- Qur’an.
b. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, mengingat dana-dana tertanggung yang
terkumpul dari pembayaran premi akan dikelola oleh perusahaan asuransi melalui investasi di berbagai bidang usaha.
c. Mengurangi biaya modal, terutama dengan mengalihkan risiko kerugian kepada
perusahaan asuransi sehingga, cadangan modal untuk menutupi risiko terhadap kerugian dapat dikurangi daripada orangpihak yang sama sekali tidak
mengasuransikan diri dan atau keluarga serta harta bendanya. d.
Menjamin kestabilan usaha. Dengan penjaminan dari perusahaan asuransi, paling tidak sebagian dari kegiatan usaha tertanggung dapat segera dipulihkan bilamana
terjadi musibahkerugian yang dialami tertanggung dalam polis asuransi.
25
M. Amin Suma, Asuransi Syariah Asuransi Konvensional: Teori, Sistem, Aplikasi Pemasaran, Jakarta: Kholam Publishing, 2006, hlm. 53.
e. Melengkapi persyaratan kredit. Dalam melakukan pengajuan aplikasi kredit, baik
kredit konsumtif maupun produktif, para kreditur seringkali mempersyaratkan adanya perlindungan asuransi untuk objek kredit maupun kepastian pembayaran
kredit itu sendiri. Dengan demikian maka manfaat asuransi dalam prakteknya tidak hanya dinikmati oleh nasabah tertanggung, akan tetapi juga dirasakan oleh
pihak lain dalam kasus ini pihak bank selaku kreditur. 1
Manfaat Asuransi
26
Mengikuti program asuransi memberikan manfaat yang luas, baik untuk pribadi, keluarga, masyarakat, maupun Negara. Manfaat asuransi bagi pribadi dan
keluarga adalah mendidik untuk hidup berhemat, mendidik untuk berpandangan jauh ke hari depan dan berencana, mendidik berdisiplin dan tertib mengatur keuangan,
mendidik pribadi-pribadi untuk mencintai keluarga, menanamkan kasih sayang terhadap sesama, menghilangkan rasa was-was terhadap kerugian akibat terjadinya
kejadian-kejadian yang tidak diharapkan datangnya, memberikan ketentraman hati bagi seluruh anggota keluarga, mencegah kesengsaraan bagi janda dan yatim piatu,
menjamin keberhasilan pendidikan anak-anak, memberikan penghasilan keluarga secara regular, menyediakan pensiun sendiri di hari tua, membentuk warisan bagi
keluarga di masa mendatang, mendidik sikap berani, cermat, dan melatih mental baja, memberi nilai kepada diri sendiri secara pasti, mencegah terjadinya kesulitan-
kesulitan keuangan, memberikan rasa pasti bagi masa depan seseorang.
26
Khoiril Anwar, Op.cit, hlm. 15.
D. Teori Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Dua konsep utama untuk mengukur prestasi kerja manajemen adalah efesiensi dan efektivitas. Efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai beberapa arti
antara lain ada efeknya akibat, pengaruh, dan kesan, manjur atau mujarab, membawa hasil dan mulai berlaku tentang Undang-Undang atau peraturan.
27
Menurut ahli manajemen Peter F. Drucker efektivitas erat kaitannya dengan efesiensi. Efesiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar doing the right
things. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
28
Menurut E. Mulyasa dalam bukunya manajemen berbasis sekolah menjelaskan efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan
tugas dengan sasaran yang dituju, selanjutnya dijelaskan bahwa efektivitas berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dan rencana yang telah
disusun sebelumnya atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.
29
Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi sumbangan output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif
organisasi, program atau kegiatan. Efektivitas berfokus pada outcome hasil program
27
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, hlm. 250.
28
T. Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPPE, 1998, hlm.7.
29
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 82.
atau kegiatan yang dinilai. Dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan spending wisely.
30
2. Tolak Ukur Penilaian Efektivitas
Dengan melihat perspektif keefektivan diatas, maka dalam mencapai efektivitas kerja atau efesiensi haruslah dipenuhi syarat-syarat ataupun ukuran
sebagai berikut: a.
Kegunanaan, yakni agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi- fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan
sederhana. b.
Ketetapan dan obyektivitas, maksudnya semua rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat.
c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan
comprehensiveness, kepaduan unity dan konsistensi consistency. d.
Efektivitas biaya, dalam hal ini efektivitas biaya menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional.
e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas; pertama tanggung jawab atas
pelaksanaan, kedua tanggung jawab atas implementasi. f.
Ketepatan waktu, yakni suatu perencanaan, perubahan-perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk
berbagai perbedaan waktu.
31
30
Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005, hlm. 92.