Pengujian Validitas dan Reliabilitas

item pertanyaan B3 yaitu mengenai sumber pembayaran kontribusipremi yang dibayarkan peserta, semua responden menjawab sumber pembayaran menggunakan pendapatan pribadi sehingga menghasilkan nilai validitas 0,000. Item pertanyaan B4 yaitu pertanyaan mengenai melalui apakah premikontribusi asuransi yang dibayarkan oleh peserta, semua responden menjawab melalui angsuran pembiayaan. Rate premi pada kontibusi asuransi yaitu 0,5 permill perbulan per outstanding. 45 Item pertanyaan B5 yaitu mengenai merek produk asuransi jiwa pembiayaan, mayoritas responden menjawab tidak mengetahui merek produk asuransi tersebut dan sebagian responden menjawab ragu-ragubiasa saja. Item pertanyaan B9 dan B9a adalah dua pertanyaan yang saling berkaitan, pada B9 peneliti menanyakan apakah responden pernah berinvestasi ditempat lain? Semua responden menjawab “tidak” maka hal tersebut mengakibatkan tidak terjawabnya pertanyaan pada B9a. Sistem pembiayaan yang diberikan koperasi kepada masyarakat berpenghasilan rendah menggunakan sistem kumpulan, pihak koperasi mengadakan perkumpulan satu kali dalam seminggu di salah satu rumah warga untuk pembayaran dan pemberian informasi mengenai pembiayaan tersebut, sehingga peserta mendapatkan informasi secara berkala dari pihak koperasi dan ahli waris dari peserta dapat dengan sangat mudah mengakses manfaat asuransi jiwa pembiayaan tersebut. Dengan hal tersebut, item pertanyaan pada C1 dan E2 tidak valid dikarenakan jawaban responden serupa. 45 Wawancara Pribadi dengan Melva Arita. Bogor, 24 Maret 2015. Tabel 3. 4 Hasil Uji Reabilitas Pre-test Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .901 34 Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan uji reabilitas di atas dapat dilihat bahwa nilai Crobanch’s Alpha adalah sebesar 0,901. Hal itu berarti dapat dikatakan rialibel karena nilai yang dihasilkan lebih dari 0,60 dan dianggap baik karena lebih besar dari 0,60.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolieritas Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebasindependent variable x 1 ,x 2 ,….x 1 , dimana akan diukur tingkat asosiasi keeratan hubunganpengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi r. Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas x 1 dan x 2 , x 2 dan x 3 dan seterusnya lebih besar dari 0,60 pendapat lain 0,50 dan 0,90. Dikatakan tidak terjadi multikolienaritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil sama dengan 0,60 r 0,60. 46 46 Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat Regresi untuk Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hlm. 97. b. Uji Heteroskedastisitas Penyimpangan asumsi model klasik yang kedua adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama konstan. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir estimaton yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar, walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya tidak bias dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya konsisten. Ini disebakan oleh variansnya yang tidak minimum tidak efisien. 47 c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t 1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. 48 Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson Uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika d lebih kecil dari dL dan 4-dL maka hipotesis nol ditolah, yang berarti terdapat autokorelasi. 47 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2013, hlm. 85. 48 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19, Semarang: Badan Penelitian Universitas Diponegoro, 2011, hlm. 20. b. Jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. d. Uji Normalitas Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau berdistribusi tidak normal. 49

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi r 2 Koefesien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan presentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Misalnya, nilai r 2 sering juga menggunakan simbol R 2 pada suatu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan pengaruh variabel manfaat produk AJP Mikro Sakinah terhadap variabel pengetahuan produk, proses klaim, kualitas pelayanan dari hasil perhitungan tertentu adalah 0,85. 49 Danang Sunyoto, Opcit, hlm. 103. Ini artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 85. Sisanya, yaitu 15, variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar persamaan model. 50 b. Uji Parsial Pengujian ini dilakukan untuk menentukan untuk signifikan atau tidak signifikan masing-masing nilai koefisien regresi b 1 dan b 2 secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat. 51 Untuk menguji hipotesa tersebut langkah-langkah yang akan digunakan sebagai berikut: 1 Menentukan H a dan H o H o : 1 = 0 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengetahuan ahli waris dengan variabel manfaat produk. H a : 1 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengetahuan ahli waris dengan variabel manfaat produk. H o : 2 = 0 berarti tidak terdapat signifikan pengaruh yang antara variabel kualitas pelayanan dengan variabel manfaat produk. H a : 2 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas pelayanan dengan variabel manfaat produk. 50 Algifari, Opcit, hlm 45. 51 Danang Sunyoto, Opcit, hlm.33.

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Perusahaan Pasangan Usaha Dalam Perjanjian Pembiayaan Pola Bagi Hasil Pada Perusahaan Modal Ventura (Studi Pada Pt. Sarana Sumut Ventura)

9 131 132

Pembiayaan Asuransi Produk Unggulan Pada PT. Prudential Life Assurance Medan

5 61 51

Analisis Pembiayaan Asuransi Produk Unggulan pada Prudential Assurance Medan

0 22 61

Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriter dalam menyeleksi risiko guna menentukan kontribusi pada produk asuransi mikro syariah program AJP mikro sakinah: studi pada PT. Asyki Sarana Sejahtera

0 26 95

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA SYARIAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Syariah Surabaya).

0 0 98

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA SYARIAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Syariah Surabaya).

0 0 98

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA SYARIAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Syariah Surabaya)

0 0 20

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA SYARIAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif Iklim Komunikasi Organisasi PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera Syariah Surabaya)

0 0 20

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) PADA PT ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PALEMBANG

0 1 15

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) PADA PT ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PALEMBANG

0 0 29