BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Saluran Tataniaga
Saluran tataniaga pisang barangan di daerah penelitian terdiri dari tiga saluran. Tujuan utama dari saluran ini adalah mendistribusikan pisang barangan
dari petaniprodusen hingga ke tangan konsumen. Ada beberapa lembaga tataniaga yang dilibatkan dalam saluran ini, antara lain petaniprodusen, pedagang
pengumpul di daerah, agen di luar daerah, dan pedagang pengecer di luar daerah. Berdasarkan hasil penelitian, maka saluran tataniaga di Kecamatan STM
Hilir dapat dilihat pada Gambar 2.
PetaniProdusen Pisang Barangan
Agen Luar Daerah
Pedagang Pengecer
Luar daerah
Vp: 1.040
Pedagang Pengumpul Daerah
Konsumen
Gambar 2. Skema saluran Tataniaga di Daerah Penelitian
I II
III
Pedagang Pengecer
Luar daerah
Vp: 1.107
Vp: 1.107
Vp: 1.107
Vp: 1.167
Vp: 325
Vp: 325
Ket: Vp: Rata-Rata Volume Penjualan Sisir
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian volume penjualan pisang barangan antara tingkat petani, pedagang pengumpul daerah, agen luar daerah dan pedagang
pengecer luar daerah berkisar antara 600–1.500 sisir Lampiran 2 . Oleh karena itu, peneliti mengambil volume rata-rata penjualan pisang barangan yaitu 1.000
sisir untuk dianalisis sebagai standar setiap lembaga tataniaga.
Saluran I
Gambar 3. Skema Saluran I Tataniaga Pisang Barangan
Pada saluran I, yaitu petaniprodusen menjual pisang barangan ke pedagang pengumpul yang berada di daerah penelitian dengan rata-rata volume
penjualan 1.040 sisir. Kemudian, pedagang pengumpul yang bertindak sebagai pedagang pengecer langsung menjual pisang barangan ke tangan konsumen
dengan rata-rata volume penjualan 1.107 sisir ke Pasar Sambas dan restoran rumah makan. Jika rata-rata volume penjualan pisang barangan 1.000 sisir, maka
nilai penjualan petani sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir. Begitu juga dengan pedagang pengumpul daerah dengan volume penjualan 1.000 sisir, maka nilai
penjualan yang diterima sebesar Rp13.741.935 per 1.000 sisir. Nilai penjualan inilah yang akhirnya diterima oleh konsumen yang berada di Pasar Sambas dan
resotan rumah makan. PetaniProdusen
Pedagang Pengumpul Daerah
Konsumen Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Saluran II
Gambar 4. Skema Saluran II Tataniaga Pisang Barangan
Pada saluran II, yaitu petaniprodusen menjual pisang barangan ke pedagang pengumpul yang berada di daerah penelitian dengan rata-rata volume
penjualan 1.040 sisir. Kemudian, pedagang pengumpul menjual pisang barangan menjual ke pedagang pengecer luar daerah yang ada di pasar Kota Medan seperti,
Pasar Pancing, Pasar Aksara, Pasar Tembung, Pasar Batang Kuis, dan Pasar Sambas dengan rata-rata volume penjualan 1.107 sisir. Kemudian, pedagang
pengecer langsung menjual ke tangan konsumen dengan rata-rata volume penjualan sebesar 325 sisir. Jika rata-rata volume penjualan pisang barangan
1.000 sisir, maka nilai penjualan petani sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir. Begitu juga dengan pedagang pengumpul daerah dengan volume penjualan 1.000
sisir, maka nilai penjualan yang diterima sebesar Rp13.741.935 per 1.000 sisir. Kemudian, di tingkat pedagang pengecer luar daerah dengan volume penjualan
1.000 sisir, maka nilai penjualan yang diterima sebesar Rp16.711.066 per 1.000 sisir. Nilai penjualan inilah yang akhirnya diterima oleh konsumen.
PetaniProdusen Pedagang
Pengumpul Daerah
Kec. STM Hilir Pedagang
Pengecer Luar Daerah
Kota Medan Konsumen
Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Saluran III
Gambar 5. Skema Saluran III Tataniaga Pisang Barangan
Pada saluran III yaitu petaniprodusen menjual pisang barangan ke pedagang pengumpul di daerah penelitian dengan rata-rata volume penjualan
sebesar 1.040 sisir. Kemudian, pedagang pengumpul di daerah penelitian menjual pisang barangan ke agen yang berada di Pasar Kota Medan seperti Pasar Sambu,
Pasar Melati, dan Pasar Sambas dengan volume penjualan sebesar 1.107 sisir. Kemudian, agen yang berada di Kota Medan menjual pisang barangan ke
pedagang pengecer yang berada di Kota Medan dengan volume penjualan 1.167 sisir. dan akhirnya pedagang pengecer menjual pisang barangan ke tangan
konsumen dengan volume penjualan sebesar 325 sisir. Jika rata-rata volume penjualan pisang barangan 1.000 sisir, maka nilai
penjualan petani sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir. Begitu juga dengan pedagang pengumpul daerah dengan volume penjualan 1.000 sisir, maka nilai
penjualan yang diterima sebesar Rp13.741.935 per 1.000 sisir. Kemudian, di tingkat agen luar daerah jika volume penjualan 1.000 sisir maka nilai penjualan
yang diterima adalah sebesar Rp14.857.143 per 1.000 sisir. Kemudian pedagang pengecer luar daerah dengan volume penjualan 1.000 sisir, maka nilai penjualan
yang diterima sebesar Rp16.711.066 per 1.000 sisir. Nilai penjualan inilah yang akhirnya diterima oleh konsumen.
PetaniProdusen
Pedagang Pengumpul
Daerah Kec. STM
Hilir
Pedagang Pengecer
Luar Daerah Kota
Medan Konsumen
Kota Medan
Agen Luar Daerah
Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
5.2 Fungsi-Fungsi Tataniaga Lembaga Tataniaga