Saluran Tataniaga KESIMPULAN DAN SARAN 54

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Saluran Tataniaga

Saluran tataniaga pisang barangan di daerah penelitian terdiri dari tiga saluran. Tujuan utama dari saluran ini adalah mendistribusikan pisang barangan dari petaniprodusen hingga ke tangan konsumen. Ada beberapa lembaga tataniaga yang dilibatkan dalam saluran ini, antara lain petaniprodusen, pedagang pengumpul di daerah, agen di luar daerah, dan pedagang pengecer di luar daerah. Berdasarkan hasil penelitian, maka saluran tataniaga di Kecamatan STM Hilir dapat dilihat pada Gambar 2. PetaniProdusen Pisang Barangan Agen Luar Daerah Pedagang Pengecer Luar daerah Vp: 1.040 Pedagang Pengumpul Daerah Konsumen Gambar 2. Skema saluran Tataniaga di Daerah Penelitian I II III Pedagang Pengecer Luar daerah Vp: 1.107 Vp: 1.107 Vp: 1.107 Vp: 1.167 Vp: 325 Vp: 325 Ket: Vp: Rata-Rata Volume Penjualan Sisir Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian volume penjualan pisang barangan antara tingkat petani, pedagang pengumpul daerah, agen luar daerah dan pedagang pengecer luar daerah berkisar antara 600–1.500 sisir Lampiran 2 . Oleh karena itu, peneliti mengambil volume rata-rata penjualan pisang barangan yaitu 1.000 sisir untuk dianalisis sebagai standar setiap lembaga tataniaga. Saluran I Gambar 3. Skema Saluran I Tataniaga Pisang Barangan Pada saluran I, yaitu petaniprodusen menjual pisang barangan ke pedagang pengumpul yang berada di daerah penelitian dengan rata-rata volume penjualan 1.040 sisir. Kemudian, pedagang pengumpul yang bertindak sebagai pedagang pengecer langsung menjual pisang barangan ke tangan konsumen dengan rata-rata volume penjualan 1.107 sisir ke Pasar Sambas dan restoran rumah makan. Jika rata-rata volume penjualan pisang barangan 1.000 sisir, maka nilai penjualan petani sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir. Begitu juga dengan pedagang pengumpul daerah dengan volume penjualan 1.000 sisir, maka nilai penjualan yang diterima sebesar Rp13.741.935 per 1.000 sisir. Nilai penjualan inilah yang akhirnya diterima oleh konsumen yang berada di Pasar Sambas dan resotan rumah makan. PetaniProdusen Pedagang Pengumpul Daerah Konsumen Kota Medan Universitas Sumatera Utara Saluran II Gambar 4. Skema Saluran II Tataniaga Pisang Barangan Pada saluran II, yaitu petaniprodusen menjual pisang barangan ke pedagang pengumpul yang berada di daerah penelitian dengan rata-rata volume penjualan 1.040 sisir. Kemudian, pedagang pengumpul menjual pisang barangan menjual ke pedagang pengecer luar daerah yang ada di pasar Kota Medan seperti, Pasar Pancing, Pasar Aksara, Pasar Tembung, Pasar Batang Kuis, dan Pasar Sambas dengan rata-rata volume penjualan 1.107 sisir. Kemudian, pedagang pengecer langsung menjual ke tangan konsumen dengan rata-rata volume penjualan sebesar 325 sisir. Jika rata-rata volume penjualan pisang barangan 1.000 sisir, maka nilai penjualan petani sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir. Begitu juga dengan pedagang pengumpul daerah dengan volume penjualan 1.000 sisir, maka nilai penjualan yang diterima sebesar Rp13.741.935 per 1.000 sisir. Kemudian, di tingkat pedagang pengecer luar daerah dengan volume penjualan 1.000 sisir, maka nilai penjualan yang diterima sebesar Rp16.711.066 per 1.000 sisir. Nilai penjualan inilah yang akhirnya diterima oleh konsumen. PetaniProdusen Pedagang Pengumpul Daerah Kec. STM Hilir Pedagang Pengecer Luar Daerah Kota Medan Konsumen Kota Medan Universitas Sumatera Utara Saluran III Gambar 5. Skema Saluran III Tataniaga Pisang Barangan Pada saluran III yaitu petaniprodusen menjual pisang barangan ke pedagang pengumpul di daerah penelitian dengan rata-rata volume penjualan sebesar 1.040 sisir. Kemudian, pedagang pengumpul di daerah penelitian menjual pisang barangan ke agen yang berada di Pasar Kota Medan seperti Pasar Sambu, Pasar Melati, dan Pasar Sambas dengan volume penjualan sebesar 1.107 sisir. Kemudian, agen yang berada di Kota Medan menjual pisang barangan ke pedagang pengecer yang berada di Kota Medan dengan volume penjualan 1.167 sisir. dan akhirnya pedagang pengecer menjual pisang barangan ke tangan konsumen dengan volume penjualan sebesar 325 sisir. Jika rata-rata volume penjualan pisang barangan 1.000 sisir, maka nilai penjualan petani sebesar Rp8.660.256 per 1.000 sisir. Begitu juga dengan pedagang pengumpul daerah dengan volume penjualan 1.000 sisir, maka nilai penjualan yang diterima sebesar Rp13.741.935 per 1.000 sisir. Kemudian, di tingkat agen luar daerah jika volume penjualan 1.000 sisir maka nilai penjualan yang diterima adalah sebesar Rp14.857.143 per 1.000 sisir. Kemudian pedagang pengecer luar daerah dengan volume penjualan 1.000 sisir, maka nilai penjualan yang diterima sebesar Rp16.711.066 per 1.000 sisir. Nilai penjualan inilah yang akhirnya diterima oleh konsumen. PetaniProdusen Pedagang Pengumpul Daerah Kec. STM Hilir Pedagang Pengecer Luar Daerah Kota Medan Konsumen Kota Medan Agen Luar Daerah Kota Medan Universitas Sumatera Utara

5.2 Fungsi-Fungsi Tataniaga Lembaga Tataniaga