Tabel 1. Harga Buah Pisang Barangan di Tingkat Produsen Deli Serdang dan Konsumen Medan Rpsisir Tahun 2010-2012
Tahun Harga Produsen
RpSisir Deli Serdang
Harga Konsumen RpSisir
Medan Selisih Harga
RpSisir 2010 4.166
10.753 6.587 2011 5.407
9.325 3.918 2012 5.889
12.573 6.684
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2012
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat selisih harga buah pisang barangan antara tingkat produsen dan konsumen yang cukup bervariasi setiap
tahun. Pada tahun 2010 selisih harga di tingkat produsen dan konsumen berkisar Rp6.587,-sisir. Tahun 2011, selisih harga sebesar Rp3.918,-sisir. Sedangkan
untuk tahun 2012, dengan harga produsen sebesar Rp5.889,-sisir dan harga konsumen Rp12.573,-sisir terjadi selisih harga sebesar Rp6.684,-sisir.
Melihat besarnya selisih harga atau disparitas harga buah pisang barangan di tingkat petaniprodusen hingga ke konsumen, hal ini tentu
memberikan indikasi bahwa sistem pemasaran buah pisang barangan tidak berlangsung secara efisien.
Dari permasalahan yang dijabarkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya dalam meneliti tataniaga pisang
barangan tujuan pasar domestik.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana saluran tataniaga pisang barangan tujuan pasar domestik di
daerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi-fungsi tataniaga apa saja yang dilakukan oleh masing-masing
lembaga yang terlibat dalam tataniaga pisang barangan tujuan pasar domestik di daerah penelitian?
3. Bagaimana price spread dan share margin masing-masing lembaga
tataniaga pisang barangan tujuan pasar domestik di daerah penelitian? 4.
Bagaimana tingkat efisiensi tataniaga pisang barangan tujuan pasar domestik di daerah penelitian?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi saluran tataniaga pisang barangan tujuan pasar
domestik di daerah penelitian. 2.
Untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tataniaga apa saja yang dilakukan oleh masing-masing lembaga yang terlibat dalam tataniaga pisang
barangan tujuan pasar domestik di daerah penelitian. 3.
Untuk menganalisis price spread dan share margin masing-masing lembaga tataniaga pisang barangan tujuan pasar domestik di daerah
penelitian. 4.
Untuk menganalisis tingkat efisiensi tataniaga pisang barangan tujuan pasar domestik di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Sebagai bahan masukan bagi petani dalam hal pemasaran buah pisang barangan.
2. Sebagai pertimbangan bagi para pelaku pengambil keputusan dan
kebijakan dalam rangka peningkatan upaya pemasaran pisang barangan. 3.
Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan untuk menjadi seorang peneliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budidaya Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
Madagaskar, Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.
Pisang dapat tumbuh di daerah tropis baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m di atas permukaan laut
dpl. Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 27 C, dan suhu maksimumnya
38 C, dengan keasaman tanah pH 4,5-7,5. Curah hujan 2000-2500 mmtahun
atau paling tidak 100 mmbulan BPTP, 2008. Berdasarkan manfaatnya, pisang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
pisang serat, pisang hias dan pisang buah. Pisang serat Musa Textilis, bagian yang dimanfaatkan bukan buahnya, tetapi serat batangnya yang digunakan untuk
pembuatan tekstil. Contoh pisang serat adalah Pisang Abaka. Pisang hias umumnya ditanam sebagai tanaman hias yang dapat mempercantik tanaman.
Contoh pisang hias adalah pisang kipas dan pisang-pisangan. Pisang buah Musa paradisiaca
di tanam dengan tujuan untuk dimanfaatkan buahnya.
Supriyadi dan Satuhu 2008, menjelaskan bahwa buah pisang mengandung banyak mineral seperti kalium, magnesium, fosfor dan kalsium,
vitamin B, vitamin B6, vitamin C, serta mengandung serotonin yang aktif sebagai neutransmitter untuk kelancaran fungsi otak. Bila dibandingkan dengan buah apel,
Universitas Sumatera Utara
nilai energi buah pisang bernilai lebih tinggi, yaitu 136 kalori per 100 g, sedangkan buah apel hanya 54 kalori per 100 g.
Buah pisang yang akan dipanen disesuaikan dengan tujuannya. Untuk tujuan konsumsi lokal atau keluarga, panen dilakukan setelah buah tua atau
bahkan sudah ada yang masak di pohon. Sedangkan untuk ekspor atau ke pasar domestik, pisang dipanen tidak terlalu tua derajat ketuaan 75-85, tetapi sudah
masak fisiologis kadar patinya sudah masksimum. Pada keadaan ini kualitas buah cukup baik dan mempunyai daya simpan cukup lama BPTP, 2008.
Peluang pasar buah pisang masih cukup besar untuk pasar dalam negeri dan pasar luar negeri. Potensi pasar dalam negeri untuk pisang akan meningkat
terus pada masa mendatang. Pisang Musa paradisiaca. L jika diusahakan secara agribisnis dapat menunjang perekonomian masyarakat, karena secara prospek
pasar cukup menjamin, baik pasar lokal maupun pasar dunia. Cuma perlu ada upaya penanganan pasca panen untuk mendapatkan pisang yang berkualitas dan
pasca panen untuk menjamin mutu sampai ke konsumen Deptan, 2012.
2.2 Penelitian Terdahulu